Sepuluh'Jadian

48 9 0
                                    

"Always looks at you does not make me bored"

💥

Kebesokkan harinya Viona dan Lely kembali untuk bekerja.Viona berjalan lemas di depan kantor, seketika dia hampir terjatuh tetapi Alvano menahannya tepat di belakang tubuhnya.

"Eehh..."guman Alvano.

"Vano,"

"Sepertinya kamu kurang baik hari ini,"

"Iyah, aku pusing mungkin gara-gara kemarin pulang malam."

"Kenapa gak istirahat aja hari ini?"

Viona sedikit tersenyum dan menggelengkan kepala,"engga, lagian aku gak apa-apa kok."

"Ya udah yuk,"ajak Alvano dengan menggenggam tangan Viona.

"Siang nanti aku pengen ajak kamu buat makan bareng dan jalan lagi... Mau gak?"ajak Alvano.

"Boleh aja,"senyum Viona.

Alvano tersenyum dan mengerjakan tugasnya begitupun juga dengan Viona.

💥

Brakk...
Tumpukan buku terbanting di meja Viona oleh Elsa.

Viona menyipitkan matanya,"Bisa gak sih gak usah di banting juga!"ucap Viona dengan menampilkan wajah lemasnya.

"Kamu berani sama saya?"tanya Elsa.

Seketika Viona hanya terdiam dia menghembuskan napas perlahan. Alvano yang ada di sampingnya memegang tangan Viona.

"Aku bantu,"ucapnya.

Viona menoleh dan tersenyum,"makasih Van,"

"Ini kerjaan Viona, kenapa kamu bantu? Oh... jangan-jangan Viona cepet beres itu gara-gara kamu bantu?"tanya Elsa.

Alvano berdiri dari duduk nya,"aku bantu Viona hari ini dia sedang sakit! Mengapa? Bukankah menolong orang itu baik?"geram Alvano dengan nada tinggi.

Viona berdiri,"udah Van, Gak apa-apa kok."ucap lemas Viona.

"Heerg!"desis Elsa lalu pergi.

💥

Setelah selesai bekerja dan makan bersama. Lagi-lagi Alvano mengajak Viona duduk berduaan di taman. Keadaannya nampak lumayan ramai karena banyaknya anak-anak kecil yang bermain di sana.

Alvano menarik napas panjang lalu menghembuskannya. Berusaha menetralkan rasa gugupnya.

Dia melihat ke arah Viona dan memanggilnya pelan.

"Viona."

"Iya?"

Viona menatap ke arah Alvano dengan tatapan bingung.

"Sebenarnya..."

Tiba-tiba saja kalimat yang telah disusunnya dengan begitu indah buyar seketika ketika ada segerombolan anak-anak berlarian dan hampir menabrak tubuhnya.

Rindu [DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang