1. Pain

1K 96 9
                                    

Play ost. - Fine ; Taeyeon.

Salju turun begitu deras, membuat jalanan dan benda-benda disekitarnya diselubungi warna putih. Udara yang begitu dingin terasa mendominasi. Bahkan perapian yang sedari tadi menemani seorang wanita yang terduduk di sofa hangat berbalut selimut itu tak terasa sama sekali.

Sebuah ketukan dari pintu putih menghancurkan lamunan wanita itu. Dengan sigap, tungkai nya bergerak menuju pintu, ia meletakkan selimut nya begitu saja di sofa, meski dingin, tentu ia tak mau kelihatan memalukan didepan tamu nya.

Pintu terbuka, menampakkan sesosok pria tampan, dengan sweater biru dan celana hitam, lengkap dengan topi bulu di kepalanya. Pria itu tersenyum kikuk, disampingnya berdiri seorang wanita dengan setelan musim dinginnya, tersenyum sama kikuk nya dengan sang pria. Sementara ditengah-tengah keduanya, tersenyum seorang gadis remaja yang berlari memeluk si pemilik rumah.

"Hai Sehyun!," wanita itu membalas pelukan remaja itu, dan tersenyum menatap kedua tamu lainnya.

"Masuklah," katanya lembut, sambil menatap kedua tamunya tanpa melepas pelukan Sehyun, gadis itu.

"Joohyun-ah, ak-," sang pria baru ingin berbicara, sebelum omongannya dipotong.

"Mari berbicara di dalam,"

---

"Ibu! Lihatlah kalung ini! Ini dari tante Aeri," seru Sehyun pada Joohyun sambil menunjukkan kalung berbandul kelinci. Sementara itu Joohyun tersenyum sambil mengelus pucuk rambut putrinya.

"Tante Aeri memang baik, jangan nakal dengannya ya Sehyun," kata Joohyun lembut membuat wanita yang duduk didepannya menatapnya sedikit terkejut.

Sehyun hanya mengangguk. Sebenarnya ia tak senang ayah dan ibunya berpisah, apalagi Sehyun tahu betul sekarang ibunya tengah pura-pura baik-baik saja.

"Ah, jadi, Sehun, Aeri, tentu kedatangan kalian bukan tanpa alasan kan?," tanya Joohyun sambil menuangkan teh hangat ke gelas tamunya.

Sehun, pria tampan itu hanya menatap Joohyun dengan tatapan bersalah. Yang di tatap hanya tersenyum dan mengangguk, seakan memberi kode kalau dia baik-baik saja.

"Apa kabar Joohyun-ah?," tanya Sehun, Joohyun hanya tersenyum kecil, menyadari mantan suaminya itu sedang berbasa-basi untuk menghilangkan kecanggungan.

"Aku baik, seperti yang kau lihat," balasnya.

Hening kembali, Joohyun tak berniat memulai percakapan. Dia hanya menunggu Sehun dan Aeri berbicara. Sementara itu, Aeri sibuk berpikir. Dari apa hati mu terbuat? Aku yakin kau sedang menahan sakit.

"Ehm, Joohyun-ah, aku.. Minta maaf," kata Sehun.

"Tak apa Sehun, ini bukan salah mu. Kau mungkin cintaku, tapi aku bukan cinta mu Oh Sehun," Kata-kata Joohyun barusan menohok hati Sehun begitupun Aeri, wanita cantik itu merasa dirinya jahat.

"Joohyun-ah, aku minta maaf," kini giliran Aeri yang bersuara.

"Serius Aeri, Sehun, kalian tak punya salah apapun. Aku berharap, pernikahan kalian berjalan lancar. Omong-omong kapan pernikahannya?," tanya Joohyun mengalihkan pembicaraan.

Aeri terlihat menatap Sehun, yang ditatap seakan mengerti, segera mengeluarkan sebuah benda persegi dan menaruhnya di meja.

"Untuk itulah kami kemari Joohyun-ah, aku ingin menyerahkan undangan ini,"

Joohyun menatap undangan pernikahan didepannya. Terpampang indah nama Oh Sehun dan Kim Aeri di sana. Hatinya sakit, sangat. Dia tidak baik-baik saja, tapi terlalu sulit mengungkap kan nya didepan seseorang yang ingin ia buat bahagia. Bagaimana bisa dia baik-baik saja saat suaminya yang telah menemani hidupnya selama 14 tahun, kini menikah lagi dengan wanita lain.

Sementara itu, Aeri terus menunduk, wanita itu takut Joohyun akan marah-marah dan menampar nya. Namun suara Joohyun kembali membuatnya terkejut.

"Aku pasti datang! Kalian pasti akan sangat serasi di altar," Joohyun tersenyum sambil menatap undangan ditangannya.

"Aeri-ah, jaga Sehun baik-baik ya? Dia sedikit menyebalkan, tapi kau pasti akan sangat menyayanginya," Aeri kembali tertegun. Ia ingin menangis.

Aku tak yakin kau tak baik-baik saja Joohyun-ah. Matamu menunjukkan semuanya. Tapi bahkan senyum mu masih terpatri. Terbuat dari apa hati mu Joohyun-ah?

"Ibu akan datang? Kalau begitu, nanti aku ingin mengajak ibu keliling rumah ayah yang baru!" suara Sehyun membuat Joohyun terkekeh. Ia membelai surai putrinya.

"Terimakasih Sehyun," mendengar itu Sehyun tersenyum. Sambil berlari memeluk Joohyun.

"Ibu harus sehat," Sehyun berbisik, air matanya hampir saja lolos.

"Kalau begitu, kami pamit Joohyun-ah," suara Sehun mengalihkan pandangan Joohyun dari putrinya.

"Ya, datanglah kemari kapan-kapan," kata Joohyun, mengantar kedua pasangan baru itu ke pintu.

Joohyun membuka pintu dengan berat hati, membiarkan Sehun berjalan keluar dengan Sehyun dibelakang nya. Namun, dirinya sedikit terkejut saat Aeri memeluknya.

"Terimakasih! Terimakasih Joohyun-ah! Maaf, maafkan aku," lirihnya. Joohyun bisa merasakan Aeri menangis, ia mengelus pelan punggung wanita didepannya.

"Aeri-ah, satu yang kuminta, bahagia kan lah Sehun," bisik Joohyun, Aeri mengangguk mantap sambil tersenyum ditengah tangisannya.

Joohyun melambaikan tangannya pada tiga orang itu yang mulai berjalan menjauh. Semakin lama semakin jauh. Ketika Joohyun memastikan mereka benar benar menghilang, ia menutup pintu, dan menangis.

Menangis dalam diam.

---

Hmmm... Ini work pertama aqoeh... Semoga suka💋 btw ada beberapa yang di ubah... Tapi belom revisi lagi... Vomentnya guys🙌


-Tengkyu-

flashmyback

Fine [Chanrene] - (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang