Pria itu mengerang kesal. Berkas berkas di meja nya yang semula rapi kini berserakan di lantai. Rambut nya yang semula tertata kini sudah berantakan, dasinya pun melonggar, dan dua kancing teratas kemeja hitamnya terbuka. Benar-benar kacau.
Hingga seorang pegawai wanita mengetuk pintu sebelum akhirnya masuk.
"Tuan, tolong tanda tangani berkas ini," katanya takut-takut.
Pria yang disebut tuan itu dengan kasar merebut berkas dengan map kuning itu dan menandatangani nya. Dengan seenaknya, ia lempar berkas itu ke lantai dan mengusir pegawai wanita itu pergi.
Sementara sang pegawai tak banyak cakap, dia lebih memilih keluar tanpa mau menghancurkan mood bos nya yang sudah rusak sejak tiga hari yang lalu itu.
Bos yang sudah terkenal itu, meski bukan tokoh publik, tapi dia adalah Park Chanyeol, pemimpin Park Company, perusahaan terbesar se-Asia, yang mana banyak perusahaan bergantung dengan perusahaannya. Duda beranak satu itu akhir-akhir ini murung karena perceraiannya dengan Son Wendy.
Setelah bercerai dengan pemimpin Park Company, Son Wendy menikah dengan Jung Jaehyun .
Salah satu dari sekian banyak berita yang membuat Chanyeol frustasi. Dia tak habis pikir dengan Wendy yang rela meninggalkannya demi bajingan gila itu.
Chanyeol tak menyangka cinta dan perhatian yang selama ini ia berikan, dibalas dengan pengkhianatan.
Perceraiannya dengan Wendy memunculkan berbagai skandal, apalagi setelah melihat senyum Wendy yang terlihat begitu bahagia berdiri disamping Jaehyun, membuat Chanyeol ingin menonjok tepat di wajah laki-laki brengsek itu.
Apa yang kurang darinya? Harta, ketampanan, semua sudah lengkap. Apa lagi yang Son Wendy ingin kan?
---
Chanyeol tiba di rumah megahnya dengan wajah lelah, ia berjalan memasuki bangunan itu dengan jas tersampir di bahu kirinya. Disana ia melihat ibunya menangis menatap keluar jendela. Sejak perpisahannya dengan Wendy, ibu nya tak henti-henti melayangkan permintaan rujukan agar Chanyeol kembali dengan Wendy, menantu kesayangannya. Sementara itu, ingin sekali Chanyeol berteriak.
Wendy yang meninggalkan aku ibu, sadarlah, aku tersakiti.
"Ada apa ibu kemari? Kalau hanya ingin membahas Wendy, lebih baik pulang saja. Aku lelah," ucapnya berjalan melewati ibunya begitu saja.
Park Dara, wanita setengah baya yang masih kelihatan cantik dengan pakaian glamor nya itu menyusul Chanyeol.
"Park Chanyeol, ibu mohon kembali lah dengannya," seru Dara sambil menahan lengan Chanyeol.
Dia sudah cukup lelah dengan berkas-berkas nya, kini ibunya meminta hal yang begitu sulit.
"Sudah aku bilang ibu, dia yang menginginkan hal ini, dia yang lebih dulu pergi, dia sudah memilih ibu," balas Chanyeol, berusaha menyadarkan ibunya.
"Ibu mohon Chanyeol, kembalilah dengan Wendy, demi putra mu, Seungyeol," ibunya mengaitkan jari tangan Chanyeol di jarinya. Menatap sang anak dengan penuh harap.
Chanyeol mengeraskan rahangnya, ia tak habis pikir dengan ibunya yang begitu menyayangi Wendy melebihi dirinya sendiri. Bahkan ibunya tak memikirkan perasaan Chanyeol yang tersakiti. Meski tak bisa di pungkiri Chanyeol masih mencintai Wendy, bagaimana bisa ia melupakan kenangan yang ia bangun bersama istrinya itu selama kurang lebih 14 tahun.
"Ayolah Chanyeol, Seungyeol membutuhkan ibunya," bujukan sang ibu kembali membuat Chanyeol menghela napas.
"Akan aku usahakan,"
---
"Ayah!,"
Suara itu berhasil membuat Park Chanyeol terjengkang dari kursi kerjanya. Ia berbalik dan mendapati putra tunggalnya berdiri di ambang pintu kamarnya.
Remaja laki-laki yang sama tampannya dengan ayahnya itu masuk tanpa meminta izin dan menghampiri Park Chanyeol.
"Tak bisakah kau berhenti mengejutkan ayah?," tanya Chanyeol sambil mengelus dadanya. Sementara itu, Seungyeol hanya mengendikan bahu.
"Aku hanya ingin berpamitan," kata Seungyeol menimbulkan kerutan di dahi Chanyeol. Seungyeol hanya menghel napas.
Seakan paham, Seungyeol kembali berbicara. "Aku sudah harus kembali ke asrama ayah, liburan ku sudah habis,"
Dan Chanyeol menghela napas berat, bagaimana bisa dia lupa kalu liburan putra nya telah berakhir sementara ia belum sempat menghabiskan waktu dengan putra semata wayangnya. Sementara itu, Seungyeol bukan anak yang sekolah di sekolah biasa, anak laki-laki itu bersekolah di sekolah berasrama, yang tentu saja membuat kesempatan Chanyeol bersama anaknya semakin sedikit.
"Maaf Seunyeol, ayah terlampau sibuk dengan berkas-berkas kantor," kata Chanyeol sambil mengelus surai hitam pendek putranya.
"Bagus kalau ayah sadar," ucapan Seungyeol kembali menohok hati Chanyeol.
"Ayo ayah akan mengantar," baru saja Chanyeol ingin menggenggam tangan putranya, namun Seungyeol lebih dulu bersuara.
"Tidak perlu ayah, aku sudah biasa berangkat sendirian," dengan itu, Seungyeol berjalan keluar kamar Chanyeol.
Namun tak lama, Seungyeol berbalik dan mengucapkan serentetan kata yang membuat Chanyeol terkesiap.
"Jangan menyakiti dirimu ayah, jangan dengarkan kata-kata nenek. Aku baik-baik saja tanpa ibu,"
Chanyeol mengerang kembali. Ia merasa gagal menjadi seorang ayah. Bahkan anaknya sendiri bersikap dingin padanya. Chanyeol marah, marah pada dirinya sendiri yang tidak becus.
Tentu saja Seungyeol membutuhkan seorang ibu. Meski putranya sudah 13 tahun, dia masih punya hak untuk mendapat kasih sayang Wendy.
"Aku akan mendapatkan mu kembali Wendy, bagaimanapun caranya,"
---
Hue!
Gak tau mau ngomong apa:"
Jangan lupa voment^^-tengkyu-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fine [Chanrene] - (On Going)
FanfictionBae Joohyun harus rela ketika suami nya pergi meninggalkannya untuk wanita lain. Bae Joohyun harus rela ketika hak asuh Oh Sehyun, putri kecil nya, jatuh kepada ayahnya. Bae Joohyun harus rela ketika kesakitan nya belum hilang ia harus mendapat kes...