5

36 5 0
                                    


Jeni berangkat sendiri dengan berjalan kaki untuk keluar dr komplek rumah gilang untuk menaiki angkutan umum,rumah Gilang menuju sekolahnya tidak jauh² amat
Jadi ya lebih baik dia naik angkutan umum

Dia tadi setelah menyiapi semua hal yang harus dibawa sm Gilang
Dan sedikit membantu bik muda memasak sarapan untuk Gilang,tadinya dia berani saja meminta Gilang untuk nebeng mereka satu sekolah hanya beda kelas

Tapi mengingat yang tadi membuat pipi jeni memerah atau dia menghentakkan kaki nya ke aspal meluapkan yang dia rasakan itu,aneh emang

Tanpa disadari jeni ada sebuah motor ninja biru tepat dibelakang jeni lalu mengklakson membuat jeni kaget tak terkira lalu jeni melihat kebelakang bersiap-siap untuk marah tapi dia urungkan setelah tau siapa orangnya,Ya! Orangnya membuat jeni kembali malu

"Oi ayok naikk" ajak Gilang tepat disamping jeni
Jeni tak menggubris perkataan Gilang malah mempercepat kakinya tapi apa daya Gilang naik motor sedangkan dia jalan kaki,seberapa cepat jeni melangkah akan tetap juga Gilang menyamai langkahnya dengan motor ninja nya

"Apaa?!" Galak jeni tapi didalam hati dia sudah ingin mengubur dirinya sendiri karna malu akan kejadian tdi pagi

"Naik" perintah Gilang

Jeni menggeleng,membuat Gilang kesal

"Gua bilang naik ya naik" ucap Gilang sambil menangkap pergelangan tangan jeni,membuat jeni kesal

"Gaa gua naek angkot aja" tutur jeni lalu berusaha melepaskan tangannya dr genggaman Gilang

"Jauh bego" tetep kekeuh

Lalu terjadilah perdebatan antara mereka berdua yang tak mau saling mengalah,Gilang lelah menghadapi sikap keras kepala nya jeni,Gilang bingung kenapa harus jeni yang menjadi pembantu khusus nya apa tidak ada cewe lain?

Gilang menemukan ide,berharap jeni akan takut dengan ini

"Uhm klo lu masih gaa mau naik si yaudaa,tapi besok lu harus janji.." potong Gilang sengaja berniat jeni kepo

"Janji apa?" Tanya jeni bingung

Gilang tersenyum

"Oke gua turutin hari ini lu gaa bareng gua ke sekolah tapi lu harus janji besok,lu harus mandiin gua" ucap Gilang menahan senyum yang mau mengembang apalagi melihat jeni melotot menatap matanya dengan wajah merah lalu menunduk,membuat Gilang semakin terpaksa menahan tawa yang hampir lepas

"Gimana?" Tanya Gilang masih dengan suasana seperti tadi

Jeni mendongak menatap mata Gilang walau ia tau pipi nya masih merah

"Okee hari ini gua bareng lu" putus jeni, menurut nya ini lebih aman kan? Daripada harus memandikan Gilang,bisa² dia shock di tempat

Gilang tersenyum menggoda

"Bener gaa mau mandiin gua?punya gua kayaknya lumayan gede si,yakin ga mau mandiin gua?" Goda Gilang lagi

Entahlah dia suka sekali menggoda jeni seperti ini,mempunya kepuasan tersendiri

Jeni melotot lebar menatap Gilang karna perkataan nya diatas nalar otak jeni
Punya gua gede

Jeni ambigu dengan hal itu,tapi tidak² lalu dengan cepat menggeleng gelengkan kepala nya

Gilang tak tahan lagi,akhirnya dia tertawa cukup keras karna melihat tingkah jeni sih gadis mungil ini

Jeni yang mulai sadar sedang di kerjain dengan Gilang mengerucut bibir nya kesal

"Gaa ush dimajuin,gaa napsu gua" ucap Gilang masih sisa tawa ringan nya

Jeni kesal akhirnya pun meninggalkan Gilang yang masih duduk diatas motor dengan tawa ringannya

Gilang yang melihat itu ingin sekali menggoda jeni lagi

"Jeni berarti besok lu mandiin guaa yaa" teriak Gilang cukup keras dan damn membuat penghuni komplek yang berlalu lalang menatap mereka berdua,tetapi lebih banyak menatap jeni,jeni yang menjadi sorot perhatian akhirnya membalik berhadapan dengan gilang,dengan wajah kesal

"Oke gua bareng lu,tapi pliss gaa ush teriak tai" ringis jeni kecil

"Hahaha yauda naikk" ucap Gilang menyalakan motor nya,dengan senyum mengembang

"Pegangan" ucap Gilang setelah mreka siap

Jeni mengangguk lalu memegang tas Gilang

Gilang yang merasakan jeni tak memegang perutnya bingung

"Jeniiiii maksud gua pegangan sm pinggang gua bukan tas gua" ucap Gilang

"Gaa mauu,modus Lo"

Gilang kesal,bukan. Bukan ingin modus tapi hanya tidak ingin terjadi apa²

Akhirnya dia membuka tas nya lalu menaruh nya didepan

Tanpa aba² menarik tangan jeni memegang pinggang Gilang,jeni terbelalak matanya

"Kayak gini maksud guaa,jangan dilepas" peringat Gilang

Jeni merasakan dia ingin pingsan,gimana ga pingsan dia merasakan perut roti sobek milik Gilang

Jeni gugup tak tau harus apa

Dia merasakan jantung nya sedang tidak sehat lagi,karna berdetak terus,apalagi mencium aroma tubuh Gilang sedekat ini

"Ya tuhann selamatkan hamba mu ini dari penyakit jantung ya tuhann hamba masih ingin hidup!" Doa jeni didalam hati

Tanpa mereka sadari Gilang tersenyum,entah Gilang tak menyadari bahwa dirinya tersenyum,yang menyadari hanya langit yang cerah pada saat itu..




Comeback!!!🎉
Jangan lupa vote&comennt sayang²kuhhh❤❤
Jangan Siders yaa
Hargain lah author ini mengetik dengan otak yang terus berjalan karena tak ingin cerita yang ia bikin garing kayak kerupuk
Vote&comennt❤
Karna itu sangat berharga😫🤗
777 Words🎉😫

20 june
Winday

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy[VAKUM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang