PSM [Prologue]

27 9 0
                                    

Hidupku sangat tragis, ya akulah seorang pembunuh.













Pembunuh atas kematian kedua orang tuaku.

















Aku hanya hidup dengan Abangku Kim Seokjin, tetapi aku masih merasakan kesendirian.



















Aku sakit.
















Termasuk jiwaku.
















✖️✖️✖️

Kenalkan namaku Kim Clara Schröder, panggil saja aku Clara, aku lahir di German saat itu. Namaku aneh, ya aku keturunan Korea-German Papaku asli dari orang Korea sedangkan Mamaku asli dari orang German.

Kalau diingat ingat lucu saat mereka bertemu dulu, mereka tak pernah saling menyukai namun sekarang mereka menikah dan memiliki 2 sepasang anak yang cantik dan tampan. Kim Seokjin anak pertama dari pernikahan mereka, dia benar benar lahir di Korea dan gennya mengikuti Papaku. Bolehkah aku jujur? Asal kalian tau Abangku sangat tampan, ya memang tampan sekali.

Aku dan Abangku Seokjin tinggal di Korea bersama dengan keluarga Papa kami, sebenarnya dulu kami harus terpaksa dipisahkan agar adil katanya namun Abangku tak menyetujuinya dengan alasan kedua belah pihak keluarga kami saat itu, dengan alasan dia takut kehilangan adiknya satu satunya, ya cukup dia kehilangan kedua orang tua kami tetapi jangan pisahkan dia dengan adiknya.

Ya dia sangat amat sayang denganku.

Memang, abangku Kim Seokjin suka berlebihan.

Jadi kejadiannya seperti ini...
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat liburan itu tiba, Aku meminta paksa kepada kedua orang tuaku untuk berlibur. Akhirnya Aku dengan keluargaku berlibur ke German untuk menjenguk Nenekku, ya Nenekku sangat merindukan Aku dan Abangku.

Kami menaiki pesawat siang ini, memang cuacanya tak begitu mendukung namun Mama dan Papaku tak mempermasalahkan saat itu.

Pesawat kami tiba dibandara, kami langsung memasuki pesawat tersebut.

Entah beberapa menit kemudian, pesawat yang kami naiki mengalami lepas kendali, membuat Aku menjerit dipelukan Abangku.

Ya pesawat kami jatuh dan banyak manusia yang terpental, lalu pesawat kami meledak.

Hutan itu seperti lautan manusia, ya disana aku masih memeluk Abangku sedangkan Mama dan Papaku sudah berpindah tempat.

Aku selamat begitu juga Abangku.

Kami hanya luka luka dan memar.

Mama saat ini sudah berlumuran darah dan tertindih batang pohon sedangkan Papa sudah tertindih serpihan besar pesawat, rasanya tak tega meninggalkan mereka.

Aku beserta Abangku dijemput oleh tim penyelamat dan kami dibawa ke posko penyelamat.

"Bang, Mama sama Papa tolongin."

"Aku akan coba bilang ke Tim penyelamat."

Abangku berusaha berbicara 4 mata dengan Tim penyelamat tersebut lalu dia kembali.

"Bagaimana?"

"Mereka sudah menemukan Papa dan Mama..."

"Lalu?"

Abangku hanya menunduk dan aku tak mengerti apa yang dimaksudnya itu.

"Bang, jawab."

"Ikhlasin ya Ra, Papa sama Mama sudah meninggal."

Seketika jantungku terhenti, ya akulah penyebabnya. Memaksa untuk berlibur padahal mereka memiliki pekerjaan yang sulit ditinggalkan.

Badanku melemas, pandanganku seketika buram dan gelap, kepalaku sangat pusing seolah olah dibawa terjun bebas setinggi 120 ribu kaki tanpa alat bantuan.

Aku memukul diriku hingga semua orang melihat ke arahku, termasuk Abangku yang mencoba menghentikan diriku.

Dua bulan lamanya kami kembali ke Korea saat kami dulu tinggal di German, keluarga besar memelukku dan aku hanya memandang kosong seisi rumah tersebut.

Mungkin mereka menganggap aku gila, dikeluargaku ada lulusan Ahli Psikolog dan Aku ditangani oleh mereka, ya dia Pamanku dan Tanteku.

Hanya bertahan sementara, terkadang membuat Aku teringat saat Aku kesepian dan Aku mencoba membunuh diriku namun keluarga besarku menghentikan perbuatan konyolku.

Setahun aku mulai membaik, proses yang begitu lama dan panjang membuat Aku rasanya bosan akan hidup.

Ya Aku dan Abangku memulai masuk ke Universitas saat keadaanku membaik, kami satu Universitas tetapi berbeda Fakultas. Abangku sengaja mengambil Fakultas Psikolog entah apa yang dipikirannya.

"Ya memang Psikolog bukan jalanku, tetapi aku melakukan ini karena Clara adikku."

Abangku sangat romantis.

Namun...

Saat itu...

Ada laki laki menghampiriku dengan senyum yang menawan, bahkan Abangku mengenalinya, dia dari Fakultas Seni Musik.

Dia bernama Park Chanyeol, dengan tubuh yang tinggi tegap memiliki wajah yang sangat amat menawan walaupun lebih menawan Abangku Kim Seokjin dan memiliki pundak yang tak kalah dari Abangku.

"Jika aku diizinkan, boleh aku mengenalmu lebih?" - pcy

Sedikit tersentuh, namun Aku sangat tertutup saat ini.

Ya Aku sangat takut mengenal orang baru, hingga aku menghindarinya yang membuat dia bertanda tanya besar apa salah jika aku ingin mengenalnya? Mungkin seperti itu pikirannya.

Ya ini serpihan kisahku yang tak luput dari kesedihan, amarah, dan kebencian oleh diriku.

Dan Aku bertemu dengan laki laki yang berasal dari Seni Musik, Park Chanyeol membuat aku sedikit tersentuh dengan apa yang dia lakukan untukku dan memberikan apa yang dia mau agar aku lupa dengan masa laluku.

Having fun❣️

Tertanda

Kim Clara Schröder.

Please, Save meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang