DREAM 1ST

19 15 8
                                    

Suasana ruang ujian benar-benar sangat mencekam. Ada dua orang pengawas yang tengah berjaga-jaga, seakan menciptakan sebuah pergulatan batin di kelas tersebut. Benar-benar mengerikan.

"Waktu kalian sudah habis siswa- siswi sekalian!" Ujar salah satu guru yang duduk di meja kekuasaannya. "Sudah bisa dikumpulkan, ya!" Sambungnya dengan nada benar-benar memerintah sekarang.

"Baik bu!" Sahut seluruh penghuni kelas.

Akhirnya, satu per satu dari mereka keluar dari ruang kelas masing-masing. Kelihatan dari mereka ada yang bersorak sorai gembira, karena UN telah berakhir, namun ada juga yang terlihat gelisah memikirkan bagaimana hasil ujian mereka yang akan dikeluarkan sekitaran seminggu lagi.

"Din, gue beneran takut tau sama hasil ujian," cewek berambut cantik, alias Agatha itu berseloroh panjang dengan gelagat wajah benar-benar takut dan khawatir.

Nama panjangnya Agatha Asisca Lubis. Cewek dengan score nilai rapor semester paling tinggi se- SMA Negeri 1 Medan. Lebih tepatnya lagi dia menyabet juara umum di sekolah. Biasa dipanggil Agatha dengan kawan-kawannya.

"Ih lo, Tha! Biasa aja kale. Lo mah kagak bakalan dapet nilai UN anjlok, toh kemampuan lo itu nggak pake diragukan lagi. Keep calm, Agatha!" Cewek manis dengan pipi lumayan chubby itu menjawab dengan santai, sambil menyeruput teh dingin di genggamannya.

Nama cewek itu adalah Dinda Amananta. Biasa dipanggil Dinda. But, kalau Agatha memanggilnya dengan sebutan Dindin. Hm, dia juga teman sekelas Agatha semenjak duduk di SMA. Lebih tepatnya bisa dibilang sahabat sohib buat Agatha. Walaupun cewek satu ini jarang banget bisa temenin sahabatnya, dikarenakan dia adalah siswi paling aktif dengan segudang prestasi di bidang keolahragaan. Dinda adalah seorang atlit andalan SMA Negeri 1 Medan.

"Ih, lo mah Din. Kagak peka banget sih kau. Takut tau," Agatha kembali berseloroh dengan gelagat wajahnya yang benar-benar pucat sekarang.

"Santai, Sis. Gue yakin 100% lo mah bakal lulus UN. Yang penting mah berdoa. Okey," ujar Dinda sembari menenangkan sahabatnya yang tampak tengah dirundung kegalauan tingkat dewa itu.

"Hmm, semoga aja. Amin." Akhirnya Agatha tersenyum dan mengangguk. "Berdoa sama-sama, ya!" Sambungnya lagi dengan nada antusias sekarang.

Dinda yang mendengarnya juga tersenyum hangat, sembari membalas kehangatan yang diberikan sahabatnya itu.

"Bhaaa!!!"

Mendadak Agatha dan Dinda benar-benar terkejut, ketika ada kawan mereka mengejutkan dengan tawaan puas.

"Ih, Kiky nyebelin deh!" Seloroh Dinda dengan nada kesal, ketika Kiky yang ternyata mengejutkan mereka berdua.

Agatha pun menampakkan raut wajah yang juga sama kesalnya dengan Dinda. "Uuuu, Kiky mah caper, Din. Hahaha, makanya dia kejutin kita tadi. Nyebelin lo," Agatha berseloroh ke arah Kiky.

Namanya Kiky Aldiansyach. Anak dari seorang dokter ternama di Medan yang sudah memperluas jalur prakteknya di beberapa kota. Biasa dipanggil Kiky. Kalau soal belajar dan pelajaran dia jagonya. Otaknya pun bagus luar dan dalam. Cakep pulak. Dia juga sekelas dengan Agatha dan Dinda. Kalau di kelas, dia saingan banget dengan Agatha.

"Sorry, gue kan main-main cewek," ujarnya sambil terkekeh, kemudian tersenyum melihat kedua sahabatnya itu.

Agatha dan Dinda hanya meresponnya dengan tawa kecil, kemudian menatap sinis Kiky dengan sebal.

"Eh, jangan pada marah dong!" Seloroh Kiky dengan gelagat wajahnya benar-benar takut sekarang.

"Iya, iya, Ky!" Agatha membalas dengan malas.

Kiky yang mendengarnya cuman bisa tertawa lega, karena mereka berdua tidak beneran marah dengan Kiky.

"Hmm, lagi pada bahas apaan sih? Kok kelihatannya serius amat? Hayoo, apaan?" Tanya Kiky kepoan.

"Biasa bahas gimana hasil ujian nanti," ujar Dinda pasrah, sambil mengedipkan mata kanannya ke arah Agatha.

Agatha mengangguk. "Yoi, Bro!"

"Aduh kalian, serius amat sih. Kagak usah dibahas juga kali. Hasil ujian serahin aja sama yang di atas. Keputusannya nanti mudah-mudaan yang terbaik. Amin," ujar Kiky dengan santai, sembari mencoba meyakinkan kedua sahabatnya itu.

"Hmm,"

"Hmm, gimana kalau kita liburan aja, geng! Nunggu-nunggu pengumuman kelulusan UN sama SNM? Gimana?" Tawar Kiky dengan ide cerdasnya.

Dinda membuka mulutnya dengan antusias, dan berlagak senang. "Mauuu," jawabnya semangat.

"Iy, gue mau juga Ky. Kapan?" Timpal Agatha juga tak kalah semangat dengan sahabat sohibnya, Dinda dan Kiky.

"Hmm, gimana kalau besok kita liburannya?" Tawar Kiky.

"Iya boleh aja sih," sahut Dinda senang.

"Wait, tapi kemana?" Agatha tersadar akan suatu hal.

Dinda berseloroh dengan antusias. "Hmm, gimana kalau ke Bukit Tinggi aja? Setuju nggak?" Tawar Dinda, sembari mengemukakan pendapatnya.

"Ide bagus tuh," Agatha ikut menimpali.

"Oh ya, guys, gue ada saudara juga di padang. Hm, gimana kalau gue minta tolong saudara gue aja buat pesenin kamar dan segala fasilitas kalau kita disana. Gimana?" Kiky juga setuju dengan saran dari Dinda itu.

"Setuju gue," sahut Dinda, sembari menganggukkan kepalanya.

"Berarti fix besok kita berangkat ya?" Tanya Agatha, seraya mencoba kembali meyakinkan sahabatnya itu.

"Yap," Dinda dan Kiky mengangguk.

☆☆☆☆☆

Vomment please!!!

Dream TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang