chapter 14

89 18 12
                                    

Yang di Mulmed Raywel.

Sedingin dan sekeras apapun es balok bakalan mencair bila mendapatkan sinar matahari.

Raywel.

Selamat membaca
__________________

Hari ini adalah hari senin dan gue harus bangun lebih cepat kalau gak mau terlambat.

Jam 05.30 WIB gue bangun dan langsung ke kamar mandi selesai mandi gue langsung bersiap-siap buat keluar dan sarapan.

"Pagii Maaa, Pagii Paaa." Gue duduk memegang piring buat ambil nasi goreng mama masak tadi.

"Pagiii sayang," Papa menjawab sapaan gue sambil minum teh hanget.

"Kamu cepat makan nantik terlambat."

"Siap Ma."

Gue langsung makan dan sambil tertawa kecil, karena gak ada yang nganguin gue, kak Adlan masih tidur.

"Pa, Papa mau patroli yah?" Gue meliat tas yang ada di sebelah kaki kiri papa.

"Iya. Papa di suruh patroli lagi karena kan emang tugas bagi Papa buat patroli, jabatan Papa kan emang di bagian patroli." Papa pun menjelaskan semuanya.

"Waah kalau gitu Papa lama-lama tambah banyak nih dapat penghargaan, kemaren berapa kapal yang di tangkap pa?"

"Kemaren anak buah kapal Papa nangkap 3 kapal, 1 kapal isi nya bawang ilegal, 2 lagi baju import yang gak ada bawa surat-surat."

"Yang gak bawa surat-surat itu termasuk ilegal juga Pa?" Gue memasukkan satu sendok nasi ke mulut gue.

"Ya iyalah sayang, dan itu harus ditangkap karena melanggar UU."

"Kapal rokok gak ada Papa tangkap."

"Ada tapi bukan Papa yang tangkap, kawan Papa. Itu pun, bukan kapal tapi mobil yang isinya rokok penyeludupan."

"Jadi mobil itu di tangkap lah ya Pa?"

"Yah iya lah sayang namanya juga barang Penyeludupan yah harus di tangkap, kami gak tau siapa pemilik nya dan gak melengkapi surat dokumen."

"Euumm, oke-oke Ray ngerti." Gue pun memasuk satu sendok nasi terakhir gue ke dalam mulut lalu menggunyahnya.

"Sayang kamu cepat makannya udah jam tujuh pas nanti kamu terlambat, Mama gak mau yah kal---."

"Iyah-iya Ray udah selesai makannya." Gue pun langsung memotong ucapan Mama.

Karena gue tau pasti Mama mau marah gak jelas lagi.

Setelah nasi abis di mulut gue, gue pun langsung pamit sama Papa dan Mama.

"Paaa, Maaa Ray berangkat dulu yah." Menyalim tangan Papa dan tangan Mama yang ada di samping kiri Papa.

"Hati-hati yah sayang." Mama berteriak seperti biasanya.

"Iya maaa." Gue langsung keluar dari rumah.

Aku Di Antara Kamu Dan Dia (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang