chapter 5

191 87 129
                                    

Yang di mulmet RAYWEL

Walaupun banyak yang lebih baik dari mu tapi aku tetap memilih mu.

Raywel

Happy reading

___________

18.00 pm.

Gue langsung keluar kamar untuk menyiapkan makan malam, sebab mama belum juga pulang dari rumah tante Kenli, tante Kenli itu adek yang ke dua mama.

Setelah gue sampai di dapur gue langsung memakai celemek, mengambil sayuran dari kulkas dan ikan juga, tapi sebelum gue mulai masak, gue teringat dengan Fatur tanpa babibu gue langsung ke kamar Fatur dan masuk ke kamar milihat kondisi Fatur.

Gue masuk tanpa mengketuk pintunya terlebih dahulu.

"Fatur lo dah sadar?" Gue tersenyum meliat Fatur yang duduk di atas kasur sambil sendera di kepala kasur.

"Gue kenapa ada disini?" Fatur memasang wajah yang begitu heran. Gue pun menjelaskan semuanya sama dia.

"Tadi gue kan jalan-jalan sekitar komplek gue, terus gue liat ada kecelakaan motor dan ya udah gue langsung liat aja siapa korbannya, dan gue begitu kaget pas liat korbannya itu elo Tur hiks...hiks...." Entah kenapa air mata gue langsung jatuh begitu saja padahal di depan gue gak ada irisan bawang merah.

Deg

Anjiir jantung gue kok deg deg'an yah dan hati gue juga sedih liat nih bocah nangis, gak mungkin aku suka sama manusia kayak gini, gak mungkin (batin Fatur).

"Udah lo jangan nangis, tambah jelek jadinya, ohya motor gue gimana?" Fatur langsung menanyakan keadaan motornya bukan malah dia tenangi gue. Kesal gue jadinya.

Gue pun menghapuskan air mata gue dan menjawab pertanyaan Fatur tadi.

"Motor lo udah dibawa kakak gue ke bengkel buat di perbaiki. Lo tenang aja motor lo gak akan gue jual kok. Sekarang lo istirahat yang banyak biar besok gue antar lo pulang." Gue langsung berdiri keluar kamar untuk melanjutkan kegiatan gue yang tertunda tadi, iya masak.

Gue pun langaung ke dapur untuk membuatkan makan malam.

***

Sekitar dua jam lebih gue berkutik di dapur untuk membuatkan bubur untuk Fatur dan makan malam buat kak Adlan. Gue langsung manggil kak Adlan buat makan.

Tok... tok...tok.

Gue mengetuk pintu kak Adlan.

"Kak...kak Adlan makan malam udah siap."

"Iya bentar," Kak Adlan berteriak dari dalam kamar.

"Cepetan kak nantik makanannya dingin, ohya kak, kakak makan sendiri yah, Ray mau kasih bubur buat Fatur." Gue masuk di depan pintu kak Adlan sampai mendapat kan balasan barulah gue pergi.

"Iya, cepetan lo kasih makan anak orang. Takutnya dia mati pula nantik." Dengan gampangnya aja kak Adlan ngomong seperti itu tanpa dosa, membuat gue geram mendengarnya.

"Bukan dia yang mati! Tapi lo yang mati sebab gue bakalan masukkan sianida di makanan lo!" Gue pun berteriak begitu keras di depan kamar kak Adlan, tanpa menunggu balasan dari kak Adlan gue pun pergi menuju dapur untuk mengambil bubur buat Fatur.

Aku Di Antara Kamu Dan Dia (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang