episode 3

282 117 122
                                    

Sebenarnya dia peka tapi dia gak peduli.

Raywel

Happy reading
________________

"Naik, gue antar lo pulang," ujar Fatur.

Gue melihat kanan, kiri, dan depan, mencari sosok manusia yang Fatur aja bicara. Karena gue tau Fatur gak mungkin mau bicara sama gue kalau gak ada yang penting. Tapi setelah gue cari sosok itu ternyata gak ada orang di sini selain gue dan Fatur.

"Oi, lo kok diam aja, yok naik, cepat, gue gak ada banyak waktu buat nunggu lo diam disini." Dengan ketusnya Fatur mengajak gue pulang bareng.

Omg apa gue gak salah dengarkan ini gak mimpi atau menghayalkankan, tunggu-tunggu (batin gue).

Gue pun langsung mencubit pipi gue sendiri.

"Aawww." Ternyata ini gak mimpi dan sekali lagi gue tanyak sama Fatur.

"A,,, a,,, apa gue gak salah dengarkan Tur? loh sehatkan hari ini? tadi loh lewat jalan mana?" Gue masih kaget demi apa Fatur ajak gue pulang bareng, rasanya gue kepengen berteriak sekarang juga tapi gue gak mau buat Fatur berfikiran kalau gue udah gila.

"Emang kenapa? Kalau lo gak mau sih juga gak papa tapi hati-hati yah. Di depan sana ada orang cabul, kalau jam segini." Fatur menghidupkan motor nya.

"Lo yang serius? Di sana ada orang cabul?" gue melihat ke sekeliling ternyata area sekolah udah sepi. Mungkin yang ada cuman penjaga sekolah dan entah kenapa mendadak gue jadi takut sendiri.

"Iya," jawab Fatur.

"Ya udah gue bareng lo aja deh." Gue naik ke motor Fatur. Di sana gue bisa menghirup wangi khas Fatur dari baju sekolahnya dan juga wangi dari rambutnya, gue masih gak nyangka, Fatur ajak gue pulang bareng. Hari ini adalah hari yang paling bahagia walaupun, tadi dia menyebalkan, tapi gak papa setidaknya sekarang dia baik.

"Rumah lo dimana?" tanya Fatur.

"Di komplek bea cukai no 10 sama kayak hari ulang tahun gue," jawab pertanyaan Fatur dengan semangat.

"Gue gak nanyak ulang tahun lo!" dengan ketusnya Fatur membalas ucapan gue, rasa kesal sih tapi gak sebanding dengan kebahagian gue hari ini.

"Issss Ketus amat sih Pak. Amat aja gak ketus-ketus amat," ujar gue yang mengerucutkan bibir.

***

"Thank's ya Tur udah antar gue." Gue langsung turun dari motornya.

"Heemm."

"Elo enggak mau masuk dulu?" gue menawarkan Fatur untuk masuk.

"Enggak gue langsung cabut aja."

"Ohya udah hati-hati ya."

"Heemm."

Setelah Fatur pulang gue pun langsung masuk ke rumah dengan perasaan bahagia. Setelah gue masuk, gue langsung milihat kak Adlan di dapur dan gue pun langsung menghampirinya.

"Woi kembaran miper lo kenapa senyum-senyum sendiri? Udah gila?" Itu lah kata-kata pertama yang keluar dari mulut kak Adlna. Kak Adlan emang kadang pedes mulutnya lebihin pedes cabe-cabean.

"Oppaaaa." Gue langsung meluk dia dengan eratnya.

"Oppa? Emang gue mirip sama oppa-oppa gigi ompong apa?" Kak Adlan.

"Ihhh kakak, oppa itu artinya panggilan cewe buat kakak laki-lakinya." Gue pun menjelaskan sama kak Adlan yang kadang dia telmi dan gak nyambung sama sekali.

Aku Di Antara Kamu Dan Dia (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang