Waktu terus berjalan, hari silih berganti. Siang dan malam berlalu begitu cepat. Mengganti hari menjadi bulan.
Seiring berjalannya waktu Hyerin dan Jungkook pun menjadi dekat satu sama lain. Saling mengisi kekosongan dalam diri mereka.
Sudah hampir enam bulan tercatat Jeon dirawat di rumah sakit jiwa itu. Mental pria itu kian membaik berkat bantuan Hyerin.
Tak pernah lagi ia melakukan aksi percobaan bunuh diri seperti yang sebelumnya. Bahkan mimpi buruk itu hampir tak pernah mengganggu tidurnya lagi.
"Woaahh apa yang kau gambar Jeon?" tanya Hyerin yang baru saja tiba.
Wanita itu menghampiri Jeon yang tengah duduk di salah satu kursi taman dengan tangannya yang sibuk menggambar sesuatu di buku sketsa.
"Kau," jawab Jeon singkat masih sibuk dengan gambarannya.
"Benarkah? Boleh aku melihatnya?"
Jeon terkekeh mendengar Hyerin yang nampaknya sangat antusias. Namun Jeon menghalangi gadis itu untuk melihat karyanya.
"Tunggu sebentar, masih ada yang kurang," ujar Jeon.
"Hhh ijinkan aku melihatnya sedikiit saja ya ya?" paksa Hyerin dengan nada yang sedikit dibuat-buat.
Pria itu menggeleng namun beberapa saat kemudian ia membuka suaranya.
"Cha selesai! Huh dasar tidak sabaran." Jeon mengacak rambut gadis itu gemas.
"Lihatlah."
Mata Hyerin membulat tak percaya. Pasiennya itu ternyata memiliki bakat seni yang luar biasa, pikirnya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.
Sketsa wajahnya yang dibuat Jeon benar-benar mirip sepertinya. Bahkan rasanya ia seperti melihat cermin.
Namun ada sesuatu yang aneh dari gambar itu.
"Jeon kau benar-benar berbakat! Tapi... apa kau menggambar sayap dibelakangku?"
Jeon mengangguk sembari tersenyum manis menampakan gigi kelincinya.
"Kata orang malaikat itu punya sayap. Kau seperti malaikat makanya aku menggambar sayapmu juga," jelas Jeon polos.
Hyerin terhenyak mendengar penjelasan pria itu. Kemudian wanita itu terkekeh.
"Bagaimana mungkin kau bisa berpikir aku adalah malaikat Jeon?" tanya Hyerin sambil tertawa.
Jeon menatap gadis itu lekat sebelum menjawabnya.
"Karena kau begitu baik Rin. Sama seperti seorang malaikat yang katanya begitu baik, kecuali malaikat kematian tentunya."
Tawa mereka berdua pecah begitu saja dengan lelucon pria Jeon itu.
Tiba-tiba saja Hyerin teringat sesuatu, yaitu berbagai pertanyaan tentang identitas pria itu dan mengapa ia bisa berakhir di rumah sakit ini.
Apa penyebabnya dan mengapa identitasnya dirahasiakan oleh pihak rumah sakit?
Masalahnya hanya atasannya sajalah yang mengetahui tentang Jeon. Sedangkan para dokter dan staff lainnya juga tidak tahu-menahu mengenai pria itu.
Selain itu, selama Jeon dirawat di rumah sakit ini ia tidak pernah sekalipun melihat keluarga pria itu datang untuk menjenguknya atau sekedar mengetahui keadaan pria itu.
Karena Hyerin melihat perkembangan pesat Jeon ia memantapkan hatinya untuk bertanya.
Gadis itu sadar bahwa pasiennya itu sudah mulai pulih. Menurut pengamatannya pria itu sudah kembali menjadi pria normal yang bahkan sudah tidak membutuhkan perawatannya lagi.
"Jeon boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Hyerin pelan.
Jeon mengangguk menatap gadis itu lekat, menanti pertanyaan yang akan keluar dari mulutnya.
"Sebenarnya masalah apa yang kau hadapi? Kenapa kau bisa berakhir disini?"
Hyerin meremas buku-buku jarinya, jujur saja meski ia sudah yakin pria itu sudah pulih, kecemasan itu tetap ada.
Jeon terdiam, raut wajahnya yang cerah seketika berubah. Pria itu menghela nafas beratnya, menatap ke arah langit yang mendung.
"Kau..... tidak perlu mengetahuinya. Terlalu mengerikan untuk kau ketahui."
Mendengar itu Hyerin memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Ia tidak ingin membuka luka Jeon yang hampir sembuh.
"Kalau begitu lupakan saja. Ngomong-ngomong apa aku boleh memiliki ini?"
Hyerin berusaha mengalihkan pembicaraan lalu mengambil sketsa gambarnya yang dibuat Jeon.
"Aku akan mengabulkan satu permintaanmu sebagai bayarannya," sambung Hyerin yang disambut mata berbinar-binar dari pria itu.
"Benarkah?"
Hyerin mengangguk mantap mengiyakan.
"Bisakah kau membawa ku keluar dari sini untuk sehari saja?"
TBC
Kalian suka ada spoiler tida?? Aku lg sedi maaf up nya lamaa :(. See u next week
Rin~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatigué
FanfictionChoi Hyerin tidak tau sampai kapan takdir akan membencinya. Semuanya terlalu menyakitkan untuknya. Hatinya terluka oleh banyak orang. Ia tidak ingin menyerah akan tetapi terlalu sulit baginya untuk bertahan. "Mencintaimu adalah hal terindah sekali...