Seorang pria melangkahkan kakinya memasuki gedung yang bertuliskan Jeon Corp. Setiap orang yang dilaluinya membungkuk hormat padanya.
Pria itu menghentikan langkahnya di depan meja resepsionis.
"Selamat pagi Tuan," sapa si resepsionis sembari membungkuk hormat dihadapan pria itu.
"Pagi, Nyonya Jang. Apa Wonwoo ada di ruangannya saat ini?"
"Tidak Tuan, saat ini Tuan Wonwoo sedang rapat bersama para pemegang saham mengenai proyek baru yang akan dilangsungkan di Daegu," jawab resepsionis ber-nametag Jang Nara tersebut.
"Jadi dia sedang berada di ruang rapat?"
Wanita itu mengangguk
"Iya Tuan,""Baiklah terima kasih."
Pria itu bergegas menuju ke ruang rapat yang terletak di lantai dua.
Ketika ia sampai di depan ruangan yang ia tuju, ia membuka pintu yang tertutup rapat itu.Semua mata tertuju padanya ketika ia memasuki ruangan tersebut. Mereka bangkit dari tempat duduknya dan membungkuk hormat pada pria itu. Pengecualian untuk seseorang yang sedang duduk di kursi utama, Jeon Wonwoo.
"Maaf, aku sedikit terlambat," ujar pria itu setelah membungkukan badannya kepada para pemegang saham lain.
Wonwoo terkejut bukan main, pikirannya seketika kalut ketika melihat sosok yang selama ini ingin ia hancurkan berdiri dihadapannya dengan senyum yang tak dapat ia artikan.
🍁🍁🍁
Rapat telah berakhir, hampir semua orang yang berada disana telah keluar dari ruangan ber-AC itu menyisakan dua orang pewaris perusahaan Jeon Corp.
"Kenapa kau berada disini?" tanya Wonwoo dingin."Kenapa? Kau terkejut?" sahut Jungkook sambil terkekeh.
Saat ini mereka saling berhadap-hadapan satu sama lain. Saling menusuk dengan tatapan tajam mereka.
"Bagaimana mungkin kau bisa ada dihadapanku saat ini?"
Jungkook tersenyum samar, kemudian balik bertanya
"Kenapa tidak mungkin?"Kesabaran Wonwoo habis, pria dihadapannya itu selalu saja membalikan pertanyaannya.
Ia menarik kerah Jungkook kasar
"Beraninya kau muncul di hadapanku! Apa mau mu?""Sama sepertimu yang menginginkan kehancuranku, aku juga menginginkan kehancuran...mu."
Wonwoo melepaskan kerah pria dihadapannya kemudian tertawa.
"Kehancuranku? Kau pasti bercanda."
Jungkook menepuk tangannya beberapa kali sambil tertawa hambar
"Hahaha, aku tau perkataanku tadi pasti menggelitik telingamu. Tapi sayangnya aku tidak sedang bercanda. Tertawalah sepuasmu sekarang karena nanti kau tidak akan bisa tertawa lagi ketika semua kejahatanmu terbongkar."
Wonwoo menarik sudut bibir kanannya ke atas,
"Jangan sok pintar Jeon Jungkook. Kau tidak akan bisa menjatuhkanku."
Jungkook memajukan langkahnya ke hadapan pria itu masih dengan senyum itu. Ia menepuk jas Wonwoo seakan sedang membersihkannya dari debu.
"Aku akan menjatuhkanmu karena aku tidak pernah kalah. Kau sendiri yang mengatakannya, ingat?"
Pria bergigi kelinci itu memamerkan smirknya,
"Kau yang memulai permainan ini tapi aku yang akan mengakhirinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatigué
FanfictionChoi Hyerin tidak tau sampai kapan takdir akan membencinya. Semuanya terlalu menyakitkan untuknya. Hatinya terluka oleh banyak orang. Ia tidak ingin menyerah akan tetapi terlalu sulit baginya untuk bertahan. "Mencintaimu adalah hal terindah sekali...