"Dasar bajingan!"
Pria berkulit pucat itu menarik kerah Jeon dan meninjunya habis-habisan.
"Yak!" teriak Hyerin.
Bugh!
"Dasar keparat! Kemana saja kau selama ini huh?!"
Bugh! Bugh! Bugh!
"Bersembunyi dimana kau selama ini? Apa yang telah kau lakukan pada adik ku sehingga ia pergi untuk selamanya?"
Pria itu menendang perut Jeon kuat hingga ia terpental cukup jauh dari tempatnya berpijak.
Tiba-tiba saja Jeon mulai menangis ia berteriak dan memaki dirinya sendiri. Ia mulai kehilangan akalnya lagi.
"Hiks iya.. Aku brengsek! Bajingan! Hiks aku telah membunuh Yujin! Aku yang menyebabkan ia tiada! Tidak sepantasnya aku masih hidup!"
Pria pucat itu tertegun mendengar penuturan Jeon, adik iparnya.
"Aku tidak pantas untuk hidup! Harusnya aku yang mati bukan dia!"
Jeon bangkit ia memukuli kepalanya sendiri kemudian berlari menjauh.
"Jeon tunggu! Jangan lakukan hal bodoh itu lagi Jeon!" teriak Hyerin.
Namun sebelum ia mengejar pria itu Hyerin memukul bahu pria pucat yang membuat onar itu.
"Apa yang kau lihat! Dia pasienku cepat kejar dia sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi!"
Setelah mengatakan itu ia berlari mencari Jeon bersama dengan pria itu.
🍁🍁🍁
Jeon hampir saja terjun ke Sungai Han jika saja Hyerin tidak datang tepat waktu.
Hyerin yang dibantu dengan pria pucat itu berhasil menarik Jungkook. Namun Jungkook terus memberontak
"Lepaskan aku! Biarkan aku mati! Lepaskan!" teriaknya sambil meronta.
Hyerin dengan tergesa merogoh saku mantel yang ia kenakan. Gadis itu mengeluarkan sebuah jarum suntik dari sana.
Tanpa pikir panjang ia menyuntikan benda itu pada tangan pria itu. Membuat Jungkook berangsur-angsur kehilangan kesadarannya.
"Tolong bantu aku untuk membawanya," ujar Hyerin pada si pria pucat yang terlihat masih tidak mengerti dengan situasi saat ini.
🍁🍁🍁
Hyerin menghubungi pihak rumah sakit untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk pasiennya itu.
"Uhm lama tidak berjumpa denganmu Rin-ah," ujar pria pucat itu yang kini sedang mengemudi.
Hyerin mengangguk
"Kau benar Yoongi oppa, terakhir kali kita bertemu ketika aku masih di SHS dulu."Pria itu, Yoongi berdeham sebelum bertanya pada gadis yang kini tengah memangku kepala Jungkook yang pingsan karena bius di jok belakang.
"Sebenarnya ada hubungan apa kau dengannya?" tanya Yoongi.
"Dia pasien ku sejak enam bulan lalu."
"Pasien?"
Hyerin menganggukan kepalanya menatap pria itu dari spion.
"Dia mengalami gangguan kejiwaan entah karena apa. Dia selalu melakukan percobaan bunuh diri dan kerap kali menyalahkan dirinya sendiri."
Yoongi mengerutkan dahinya
"Siapa yang memasukannya ke rumah sakit jiwa?""Keluarganya memang siapa lagi?"
"Cih sialan," gumam Yoongi.
"Kenapa aku tidak diberi tahu?" sambungnya.
"Entahlah oppa, tapi ada yang aneh. Tidak biasanya identitas pasien ditutupi seperti ini dari para dokter dan staff rumah sakit sebelumnya. Hanya atasanku yang mengetahui identitasnya."
"Aku bahkan tidak diberi tahu apa penyebab hingga ia bisa seperti ini. Kupikir keluarganya benar-benar ingin menyembunyikannya," sambung Hyerin.
Yoongi hanya terdiam mendengar penjelasan gadis itu. Setelah cukup lama terdiam ia kembali bertanya
"Lalu kenapa kau berani mengajaknya keluar dari rumah sakit?"
Hyerin terhenyak mendengar pertanyaan itu lolos dari mulut Yoongi.
"Karena sebelumnya ia sudah terlihat pulih. Kupikir ia telah kembali seperti orang normal lainnya. Selain itu ia memintaku untuk mengajaknya berjalan-jalan keluar hanya untuk sehari dan aku.... tidak bisa menolaknya," jawab Hyerin panjang lebar menjelaskan segalanya pada Yoongi.
"Lalu bagaimana dengan Yujin? Apakah Jeon adalah suaminya? Apa yang terjadi padanya?" tanya Hyerin beruntun, berusaha memecah rasa penasarannya selama ini.
Yoongi menganggukan kepalanya
"Ya, Jeon Jungkook adalah suami Yujin, sahabatmu."
"Yujin.... ia sudah meninggal enam bulan yang lalu. Mati secara mengenaskan dikediaman mereka yang habis terbakar."
🍁🍁🍁
Jeon terbangun dari tidurnya. Pria itu kembali menangis.
"Kenapa aku disini hiks? Kenapa aku masih hidup?" ujarnya sambil menjambak rambutnya sendiri.
Hyerin dan Yoongi yang memang sedaritadi berada di kamar Jungkook mendekati pria itu.
"Hentikan Jeon," pinta Hyerin sembari meraih kedua tangan pria itu agar ia berhenti menyakiti dirinya sendiri.
Hyerin duduk di kursi yang terletak di dekat ranjang pria itu.
"Tidak Rin, aku harus mati aku lah penyebab kematiannya." Jeon Jungkook kembali terisak.
Hyerin menggeleng ia memberikan pelukan hangat pada Jungkook sembari menepuk pelan punggung pria itu untuk menenangkannya.
"Aku yakin kau tak bersalah Jeon. Kau pria yang baik, aku yakin Yujin pasti tidak salah memilihmu."
Hyerin melepaskan pelukannya dan meraih wajah pria itu. Menghapus setiap buliran air mata yang turun dari mata Jungkook.
"Apa kau mau menceritakannya padaku? Mengenai hal mengerikan itu?"
TBC
"Bajingan! Siapa kau sebenarnya?"
"Ow ow lihatlah siapa yang marah disini. Ckckck hidup mu terlalu sempurna Jeon Jungkook, aku tak suka itu. Itu sebabnya aku ingin kau hancur."
Rin~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatigué
FanfictionChoi Hyerin tidak tau sampai kapan takdir akan membencinya. Semuanya terlalu menyakitkan untuknya. Hatinya terluka oleh banyak orang. Ia tidak ingin menyerah akan tetapi terlalu sulit baginya untuk bertahan. "Mencintaimu adalah hal terindah sekali...