Bab 12 DIRGANTARA GROUP

66 3 0
                                    

Setelah mobil Miko tak lagi terlihat, Aku segera masuk kedalam rumah, sekitaran jam 2 dini hari, tengah malam menjelang subuh.

Di sekeliling rumah terlihat sepi hanya dua bapak security rumah yang asyik bermain catur dengan kopi disebelahnya.

Aku segera berbalik dan membuka pintu rumah dengan memasukkan kode rahasianya.

Sampai di ruang tamu aku melihat Papa Dirga sedang membaca majalah. Mama Nenci sudah tertidur, bersandar dengan bantal sova di sebelahnya. "Pa.." Sapaku lirih.

"Hey El, kamu akhirnya pulang juga nak.." Sapa papa setelah mendengar suaraku, dia meletakkan majalah di meja, membenarkan posisi kacamatanya. "Kok belum tidur?" Tanyaku mencium tangannya lantas duduk di sampingnya. Aku jadi merasa bersalah, membuat mereka menungguku seperti ini. Harusnya mereka istirahat.

"Mama kamu biasa nak, ngotot minta menunggumu sampai pulang, tapi malah ketiduran.." Jawab Papa sembari menatap Mama Nenci penuh kasih sayang.

Aku menghela napas, melihat Mama Nenci yang terlihat kelelahan dalam tidurnya yang pulas. "Segitunya mama.."Ucapku sembari memperhatikannya. "Mamamu sedikit keras kepala nak.." Timpal papa. Aku menghela napas sekali lagi.

"Ya sudah papa tidur yaa, gendong mama ke kamar pa, kalian harus istirahat.." Ucapku sembari berbisik. Papa mengangguk dan dengan hati-hati menggendong tubuh Mama Nenci yang tergolong mungil. So sweet, senang sekali melihat pemandangan ini di depan mataku.

Akupun segera menuju kamar, meletakkan barang-barang di meja, berganti pakaian, mencuci muka dan menggosok gigi, sepintas pertanyaan Miko kembali muncul di benakku, ahhh stoppp!!Aku berusaha menghilangkannya, meraih obat di laci, meminumnya dan segera tidur.

"Pagi El..." Sapa Mama Nenci yang sudah ada di depanku membuka tirai jendela kamarku.

Aku mengucek mataku, sinar matahari mulai masuk ke dalam kamarku, aku segera mengecek jam di weker mungilku. Jam 8.20 menit, astaga sudah hampir siang. "Maaf ma, aku kesiangan" Jawabku.

"Gapapa El, pasti kamu kelelahan,semalam mama ingin menunggumu tapi malah ketiduran" Ucap Mama tersenyum melihatku. "Kamu siap-siap hari ini ya El, kita ke salon, Ina juga ikut, buat acara nanti sore.." Jawab mama. "Kan acara biasa ma.." Balasku sembari menguap.

"Ya gak biasa juga El, Papa kan mengundang seluruh staff dan karyawan Dirgantara Group juga klien-klien dan rekan bisnisnya, apalagi sudah lama kita tidak mengadakan syukuran, sudah 2 tahun." Mama menghampiriku dan duduk disebelahku. Aku menguap beberapa kali. "Bagaimana liburannya dengan Miko menyenangkan?" Tanya Mama. "Ya lumayan..." Jawabku. Mengingat saat di pantai Kuta membuatku mendadak gugup.

"Oh iya Aku belikan oleh-oleh buat mama dan papa." Aku teringat soal oleh-oleh yang sempet aku beli bersama Miko.

Aku meraih sebuah tas belanja berisi kotak yang di dalamnya terdapat baju untuk mama Nenci dan papa Dirga, kemudian menyerahkannya ke Mama Nenci.

"Wah, terima kasih El, papa dan mama seperti orang muda saja dibelikan baju kembaran..." Ucap mama mengambil isi dari kotak tersebut.

"Miko yang bantuin milih, kami rasa itu cocok hehe, couple kata Miko sweet."Jawabku, menyebut nama Miko kenapa mendadak aneh ya?Ahh sudahlah!

"Oh iya ma, aku lupa membelikan oleh-oleh buat Mbak Ina, untungnya aku beli beberapa baju jadi ini buat Mbak Ina, semoga pas.." Aku menyerahkan 1 kotak lagi untuk diberikan ke Mbak Ina.

"Kamu kemarin ke Bali? Cuma sehari El?" Tanya Mama keheranan. "Ide Miko kan suka gila ma.."Jawabku, Deg!detak jantungku seolah terhenti.

"Tapi dia tahu bagaimana memperlakukan kamu dengan baik El, mama perhatikan Miko tidak hanya baik, tapi juga perhatian, kelihatan benar-benar tulus ke kamu. Apa kalian tidak ada keinginan untuk mencoba menjalin hubungan yang lebih dekat?" Mama Nency bertanya penuh hati-hati. "Kalian juga sudah sama-sama dewasa.." Lanjut Mama Nenci.

Tangisan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang