BAB IV: Hold Me, Please
Myung Eun berlari tergesa menerabas siapapun dihadapannya. Aku masuk ke kelas dengan penuh heran, ku lihat Hana juga sembab. Aku memutarkan pandangan, beberapa masih saling bertanya satu sama lainnya. Lalu tiba-tiba seseorang masuk dan menyebut nama Myung Eun.
"Myung Eun-ahh!" teriak pemuda itu. Matanya mencari sosok Myung Eun yang sudah tak lagi didalam ruangan. Segera saja ia berbalik dan keluar ruangan.
"Bukannya itu Moon Gi Seong, anak kelas sebelah" tanyaku pada Hye Il. "Eh lagian ini pada kenapa sih?" tanyaku kemudian.
Hye Il lalu menjelaskan padaku, bahwa Myung Eun baru saja mendapatkan telepon dari kakaknya mengenai kondisi ibunya yang sekarang semakin kritis di rumah sakit. Dan cowok yang mencarinya itu adalah Gi Seong, yang tak lain merupakan kekasih Myung Eun. Aku baru menyadari itu dan tak terasa kesedihan tiba-tiba menghampiriku. Aku lalu mendekati Hana.
"Myung Eun itu, kapan ibunya masuk rumah sakit, Hana?" tanyaku.
Hana lalu menceritakan semuanya padaku, bahwa ibunya Myung Eun sudah sakit sejak semester lalu. Karena semester lalu aku tidak banyak mengambil kelas mata kuliah yang sama dengan Hana dan Myung Eun aku jadi kurang mengerti. Lalu Hana melanjutkan ceritanya, bahwa ibu Myung Eun menderita kanker yang sudah cukup parah dan baru beberapa hari yang lalu Myung Eun mengetahui tentang kondisi ibunya itu. Kakak perempuannya dan bibinya tidak pernah sekalipun bercerita tentang kondisi ibunya karena takut menghalangi Myung Eun untuk pergi kuliah. Namun akhir-akhir ini kondisi ibunya sudah sangat kritis, dan kakak Myung Eun memutuskan memberitahu Myung Eun, dan tentu saja itu membuat Myung Eun terpukul. Gi Seong menemani Myung Eun saat dia kabur beberapa hari yang lalu karena marah dengan kakaknya. Sejak saat itu, Gi Seong menganggap Myung Eun adalah kekasihnya dan berusaha selalu menjaga Myung Eun.
"Aku harus gimana, Chun Bin?" tanya Hana padaku. Aku termenung memikirkan betapa berat beban yang dipikul Myung Eun. Aku saja, mengetahui kenyataan bahwa aku adalah anak adopsi membuatku hampir membenci orang yang sangat menyayangiku seumur hidupku. Sedangkan Myung Eun ini menyangkut sosok ibu yang sangat berarti dalam hidupnya.
"Kita harus menggenggamnya, erat dan semakin erat" kataku. "Coba hubungi Myung Eun, pastikan dia tidak pergi menghindari kenyataan" kataku pada Hana. Segera Hana menghubungi Myung Eun. Aku mendekati si ketua kelas Kwan Deok Sang.
"Kamu punya nomor Gi Seong kan, Deok Sang?" tanyaku. Dia mengangguk. Lalu dia memberikan nomor ponsel Gi Seong padaku. Aku lalu menghubungi Gi Seong.
"Hallo, Gi Seong. Ini aku Chun Bin, kamu dimana sekarang?" tanyaku.
"Ah, Chun Bin, aku di rumah sakit tempat mamanya Myung Eun dirawat. RS Wu Su" jawabnya lengkap.
"Ah, arasseo. Myung Eun disana?" tanyaku kemudian.
"Enggak, aku masih menunggunya walaupun aku belum berhasi menghubunginya, dan aku membuat alasan pada kakaknya agar tidak khawatir" jawabnya. Aku lalu mengerti maksud Gi Seong. Ku lihat Hana masih dengan teleponnya.
"Baiklah kalau begitu, kamu tetap disana saja, aku akan mencari Myung Eun dengan Hana dan teman-teman lainnya" kataku pada Gi Seong lalu ku tutup telponnya. Aku lalu menghampiri Deok Sang yang berdiri disamping Hana.
"Oi, Deok Sang kamu nggak ada urusan, kan?" tanyaku pada Deok Sang yang terlihat bingung. Dia menggelengkan kepalanya.
"Temenin aku ke sebuah tempat bisa?" tanyaku. Aku ingin Deok Sang yang pandai bela diri menemaniku ke tempat-tempat yang mungkin saja didatangi Myung Eun.
"Oh, sama Hana juga?" tanyanya. Aku diam, lalu aku memandang Hana.
"Enggak tuh, Hana akan terus coba membujuk Myung Eun lewat ponsel dan mendatangi rumahnya Myung Eun saja. Kamu ada masalah denganku?" tanyaku pada Deok Sang.
YOU ARE READING
Always
Teen FictionApakah cinta harus sesakit ini? Bagaimana wanita bisa menanggung kesakitan hanya demi cinta? Ji Hwan, lelaki yang selama ini ia cintai dalam diam, dan Jae Hwan sosok sahabat yang diam-diam memiliki rasa, atau Hyun Bin sang superhero yang merupakan k...