BAB V
Hard Time: Bertahan atau Dengan Cinta yang Baru?
Setelah kak Hyun Bin mengantarkan aku pulang, aku duduk lesu di depan meja rias. Ku pandangi wajahku, mataku yang sembab dan bekas tamparan kak Hyun Bin masih tersisa disana. Dua jam yang lalu, ketika kak Hyun Bin datang dengan dua plastik ayam goreng ditangannya, aku yang masih menangis sesegukan membuatnya berada di puncak kekhawatirannya. Dia bertanya padaku tentang masalah apa yang membuatku menangis begitu hebat, namun aku masih menangis tak dapat menjawabnya. Kesal dengan suara tangisanku yang tak kunjung usai, kak Hyun Bin menampar wajahku. Sedetik kemudian kak Hyun Bin juga langsung memelukku, aku merasakan kembali lagi pada kenyataan bahwa aku masih memiliki kakak sebaik kak Hyun Bin. Dalam pelukannya aku merasakan kembali kesadaran untuk terus hidup. Setelah beberapa saat kak Hyun Bin menenangkanku, aku memutuskan untuk kembali ke rumah. Dan kini di rumah yang hanya tinggal aku sendiri, aku memutuskan untuk memutus semua kenangan pahit. Aku membuka laci meja rias, ku lihat ada gunting disana. Ku pandangi sekali lagi wajahku di cermin. Dengan yakin aku mengambil gunting lalu ku pangkas rambut panjangku. Potongan rambut perlahan jatuh ke lantai. Aku melihat kembali wajah baruku, dengan rambut panjang sebahu, ku tatap tajam bayangan diriku di cermin. Aku mencoba menguatkan diriku dengan tersenyum. Ah, what should I do?
!@#$%^&*
Aku masuk kuliah seperti biasanya, aku mencoba melupakan bayang-bayang kejadian hari yang lalu tentang Ji Hwan. Hari ini kelas yang cukup berat yaitu evaluasi pembelajaran yang memiliki besar kredit perkuliahan 6.0. Aku mengambil kelas yang berbeda dengan mahasiswa kelas lain yang tidak terlalu aku kenal, hal ini karena aku mencoba menyesuaikan dengan jadwal praktik mengajarku di sekolah dasar yang berada di dekat rumah kos. Aku memilih duduk di bangku dekat jendela yang menghadap ke timur. Beberapa mahasiswa asyik mengobrol dan memainkan smartphone masing-masing. Aku mulai membuka akun Instagram ku. Ku lihat kak Hyun Bin mengupload beberapa aktifitas syutingnya, ku lihat juga Myung Eun dan Gi Seong yang tengah melalukan siaran langsung. Ku coba bergabung dengan siaran langsung mereka, dan aku baru tau Myung Eun melakukan siaran langsung turorial menari untuk anak-anak. Terlihat asyik, pikirku. Sejenak saja aku menikmati kembali duniaku, ku lihat siaran langsung Gi Seong, isinya tentang promosi produk rumahan yang dia produksi rupanya. Lalu seorang dosen wanita masuk, seketika semuanya memperhatikan, dan kelaspun dimulai.
"Argh, mata kuliah ini berat banget, bikin depresi aja" keluh salah seorang mahasiswi ketika kelas sudah diakhiri. Sambil memasukkan buku ke tas mungilnya, ia berkata pada mahasiswi disampingnya.
"Ah, bener banget. Rasanya mau gila" jawab mahasiswi sampingnya membenarkan. Kalau dipikir-pikir memang benar apa yang keduanya katakan. Mata kuliah ini memberikan tugas yang begitu banyak dan beragam. Mulai dari pembuatan perencanaan evaluasi, jenis evaluasi, pembuatan evaluasi, hingga perbaikan dari kegiatan evaluasi itu sendiri. Tugasnya walaupun berkelompok namun masih saja terasa sangat berat.
Aku menuju kantin untuk menikmati makan siang. Disana aku lihat Hana dan Deok Sang sedang berdua duduk menikmati makan siang mereka, aku jadi tak sampai hati untuk mengganggu pasangan yang baru saja merekah itu. Aku lalu memilih tempat duduk kosong yang ada di dekat pintu keluar. Aku memesan udon udang dan jus mangga, ku rasa akan sangat menghangatkan tubuh di musim dingin ini. Sambil menunggu pesanan datang, aku mengambil foto diriku berlatarkan halaman yang tertutup salju. Aku berpose semanis mungkin dengan syal yang baru aku beli kemarin saat salju pertama turun. Langsung aku upload foto tersebut ke akun instagram-ku. Beberapa orang mulai men-like dan memberikan komentar. Hendak aku balas sebuah komentar dari Yul Hwa, namun pesananku sudah datang.
Ku nikmati udon udangku sambil masih memainkan ponsel. Ku baca komentar yang ditulis oleh beberapa orang, namun satu komentar langsung menarik perhatianku.
YOU ARE READING
Always
Roman pour AdolescentsApakah cinta harus sesakit ini? Bagaimana wanita bisa menanggung kesakitan hanya demi cinta? Ji Hwan, lelaki yang selama ini ia cintai dalam diam, dan Jae Hwan sosok sahabat yang diam-diam memiliki rasa, atau Hyun Bin sang superhero yang merupakan k...