1: Pro-log

297 15 0
                                    

Baekhyun tercengang di tempat. Matanya tak bisa lari dari kenyataan di depan. Nilai buruknya yang terpampang di papan pengumuman, apalagi kalau bukan itu?

Sore itu, di ruang penghukuman...

"Maaa..."

"Nggak."

"Tapi Maaa..."

"Nggak Baek, pokoknya kamu masuk seni rupa dan desain di kampus itu!"

"Baekkie nggak masalah sama jurusannya. Tapi tempatnya Maaa..."

"Lama-lama ni anak kayak sapi aja," goda ayah Baekhyun yang duduk selonjor di kursi ruang tamu. "Baek, kamu tahu kan kalau nilaimu itu super duper ancur? Otakmu juga gak akan siap ngadepin SBMPTN. Kamu bersyukur dong Mama punya kenalan yang bisa masukin kamu ke salah satu kampus favorit dengan mudah."

"Tuh dengerin," dengus Mama. "Bilang aja kamu nggak mau tinggal di rumah kos kan?" ucapnya lalu pergi ke dapur.

"Ih, dari tadi Baekkie emang mau bilang gituuu...," katanya sambil mengerucutkan bibir 2 cm.

"Biar kamu latihan mandiri juga, Baek," ujar Ayah lagi. Tugasnya saat ini menengahi dua wanita...yang satunya lagi pemuda berhati wanita...yang lagi ngambek-ngambekan.

"Nanti gimana kalo baru sehari Baekkie udah mati kelaparan, Yah???" tanya Baekhyun dengan harapan mengubah keputusan orang tuanya yang ia panggil dengan 2 cara. Ayah dan Mama.

"Nggak akan kok, Baek. Nanti Ayah rajin kirim uang deh. Yang penting malam ini Baekkie siap-siap aja. Besok Ayah anter—"

"Beneran, Yah?!" Baekhyun semangat diantar ayahnya pakai mobil.

"—Ke stasiun."

"AYAAAAAAH!"
.
.
.
Baekhyun tercengang di tempat (2). Satu bulan pertama dia hidup di Jakarta sebagai anak perantauan, masih sehat walafiat dan syantik penuh pesona karena uang jajan yang sengaja ayahnya lebihin.

Di bulan kedua, bencana terjadi. Ayahnya hanya mengirim 1/4 dari uang bulan kemarin dan bilangin Baekhyun buat kerja sampingan. /sfx lagu kena tipyuu/

"AYAAAAAAAAAH!!!"

Karena nggak bisa balik ke Solo, Baekhyun terpaksa gelayutan di pohon dan nyaris kesambet setan buat gantung diri sekalian. Tiba-tiba ada cowok cantik yang ngedeketin Baekhyun. Mata bak kucing miliknya langsung Baekhyun kenal.

"Umin?"

"Baek, daripada gelayutan di sana, mending cari bahan kriya gih."

"Umiiin! Tolongin gue sumpah! Ayah cuma ngirim duit dikit buat bulan ini dan gue nggak bisa ngapa-ngapain coba! Ih, Ayah aneh, dia mah nggak tahu bedanya eyeliner 50K sama 500K."

"Sebenarnya yang aneh di sini elu Baek."

"Kayak lu nggak pernah pake eyeliner aja."

"Sorry ya, gue bangga sama garis mata gue. Yaudah, turun dulu gih, gue tawarin sesuatu."

"Apa, Min?"

"Jangan panggil gitu kalik. Kayak gue juragan blog aja. Jadi gini, lo tau kan gue kan kerja di Cafe Universe di seberang kampus?"

"Kagak. Gue baru tahu sekarang."

JDAAAAK!

"Aduh! Kok lo jitak gue sih?!"

"Biar kesadaran sosial lo meningkat. Nah, senior yang biasa part-time di sana, sekarang udah wisuda kan, jadi posisinya kosong."

"Posisinya apa? Libero? Wing spiker? Setter?"

"Kok lo malah ngomongin voli sih?! Kayak lo tinggi aja. Servis nyampe kagak. Malah elunya nempel di net."

"Diem ah kutil onta."

"Lu mau duit kagak?!" Umin mulai ngegas.

"Iya. Iya. Masih gue dengerin."

"Belom gue pelototin nih ya."

"Melek dulu, bro."

"Bye."

"EHHHH!! T-tunggu, Min! Gue beneran butuh duit ini!"

"Bodo."

"Eyeliner antara hidup dan mati ini!!!"

"Ngga denger."

"UMIIIN! GUE BOCORIN GOSIP BARUNYA KUNCHEN DEH!"

"Nih, pc aja manager gue, abis itu chat gosip barunya ke gue."

"Siap! Gue chat gosipnya ke manager lo."

"GEBLEEEEEK!"

"Salah apalagi gue, jengkoool!?!?!"
.
.
.
Singkatnya, Baekhyun jadi waiter di Cafe Universe sampai sekarang, tahun keduanya di kampus.
.
.
.
TBC

Bacot corner: Ah...bagus kagak ya :" we nggak pernah bkin chanbaek, humor, maupun fanfic sebelumnya. We seringnya di genre misteri thriller gore-gore gitu. Sekarang pengen nyoba fluff dan humor receh. Gimana nih kalian? Lanjut kah?

Kalian...siapa ya? /kayak ada yg baca aja tong/

Caffee Time -chanbaek-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang