11. Adik

85 6 0
                                    

Baekhyun lagi duduk di kelasnya pas ngeliat gerbang kampus rame banget. Gak biasanya pos satpam dikerumunin cewek. Biasanya cuma satu dua mahasiswa nongkrong sambil ngerokok bareng pak satpam, nunggu gerobak bakso lewat.

Umin muncul di samping Baekhyun sambil ngemutin permen. Dia ngeluh, "Serius, ada apaan sih di sono? Gue mau pulang ini."

"Kagak tahu. Tanya noh sama Suho yang lagi di gerbang," jawab Baekhyun bersungut ke luar jendela.

"Wagelaseh, itu orang makin hari makin mirip mas antam." Umin heran sama Suho yang baru dateng pake mobil sport. Biasanya malah pake helikopter dan turun di landasan di atap kampus. Bikin anak musik emosi sama dia.

"Mas antam siapa?"

"EMAS ANTAM WOI. Gue hantam juga elu."

Tapi cukup lama Suho di depan gerbang. Padahal dia tinggal lempar lembaran warna pink ke halaman, para cewek bisa langsung minggir. Kayaknya dia sengaja ngobrol sama orang di pos satpam. Tak berapa lama, ponsel Baekhyun bergetar. Ada panggilan masuk dari Suho.

"Apaan ho?" sapa Baekhyun.

"Adek lo ditahan di pos satpam."

"Ha?"

Baekhyun mencerna sebentar perkataan Suho.

"GUE ANAK TUNGGAL GEBLEK!"

"Lha terus ini anak siapa njer mukanya 11 12 ama muka lo!"

"HAH!?"

Baekhyun gak terima disama-samain orang lain. Dia langsung turun lantai tanpa menggubris Umin. Disamperinnya pos satpam, tapi gak bisa nembus kerumunan cewek. Dia teriak, "TEEEEEH KELUAR LO!"

"KAK BAEEEEEK!"

"Bodo'!"

Semua cewek terkejut saat orang yang mereka liatin dari luar, sekarang lari ke arah Baekhyun. Alaynya lagi, langsung dia peluk si Baekhyun.

"Kak! Kenapa gak ngasih tahu kalo sekarang kakak di sini? Aku kangen~"

"Lepasin gue dulu woy!"

Para cewek bergumam kecewa karena cowok yang mereka incar ternyata kenal Baekhyun, kakel paling ganas sekampus. Gerombolan itu pun perlahan berkurang. Baekhyun juga ikut pergi dari sana, diikuti Kim Taehyung yang terus nginthip di belakang.

"Lu ngapain ngikutin terus!?"

"A-aku nyari Kak Baek ke mana-mana, kok kakak gak peduli sama aku?"

"Lu kan udah punya keluarga baru. Kenapa gue harus peduli?"

Umin ngeliatin dua orang di depannya dengan bingung. "Jadi kalian tuh kakak adek bukan sih?"

"Nggak!"
"Iya!"

Umin geleng-geleng kepala lalu memijit keningnya. Baekhyun duduk di kursi taman dan berkata, "Dia ini adek angkat gue, anaknya temen ayah. Waktu itu orang tuanya lagi perjalanan bisnis, tapi sesuatu yang gak diinginkan malah terjadi. Taehyung masih bocah waktu itu, dia gabisa ngurusin semua aset yang diwariskan. Dalam wasiat papanya, semua aset Taehyung ada di tangan ayah sampai dia lulus SMA."

"Selama itu juga gue tinggal bareng Kak Baek!" lanjut Taehyung. "Keluarga Byun bener-bener baik. Mereka ngurusin aset gue dengan jujur. Malah, biaya hidup & pendidikan gue bukan dari aset itu, tapi kekayaan Byun. Gue masih berutang budi sama mereka."

"So, setelah Taehyung lulus SMA, dia tinggal bareng keluarga jauhnya. Gimana? Apa mereka jahat?"

"Enggak! Mereka juga sama baiknya dengan keluarga Byun. Tapi rasanya beda..."

Umin menepuk puncak kepala Taehyung. "Terus, lo ke sini bukan cuma lepas kangen doang kan. Ayo bilang, lo butuh apa?"

Baekhyun mendesah kesal, "Ngerepotin dih!"

"Baekhyun!"

"Iya madam..."

Taehyung memandang ke bawah. Memang benar, dia ke sini bukan cuma lepas kangen. Alasan sebenarnya sangatlah rumit. Taehyung tidak berani mengatakannya.

Bahwa dia menyukai Baekhyun dan khawatir atas kemunculan Park Chanyeol.

"Jadi lo butuh apa?" tanya Baekhyun penuh penekanan.

"Besok, kakak nganggur gak?"

"Kok pertanyaan lu nyebelin sih!?"

"Enggak maksudku gak gitu! Emm, kalo gak sibuk, kita pergi jalan yuk! Ke mall, tempat wisata, atau main game di kos kakak juga gapapa!"

"Idih kos gue masih berantakan males dah. Keluar aja, serah mo kemana."

"Beneran? Kak Baek mau? Kak Baek gak sibuk?"

"Jadi lo minta gue sibuk apa enggak sih!?"

"Ehehe~"

Umin mengangkat alisnya. Dia mulai paham situasi di sini. Taehyung tidak menganggap Baekhyun sebagai sekedar kakak. Tapi lebih dari itu. Lalu sepertinya, Baekhyun juga menyadari perasaan Taehyung, tapi tidak mau ambil pusing. Jadi, dia sengaja menjauhi.

"Gue boleh ikut gak?" tanya Umin.

"Boleh!" jawab Taehyung dengan antusias. "Kak Baekhyun mau ngajak siapapun boleh kok! The more the merrier."

"Pala lu the more the merrier. Berisik iya."

"Oke, besok aku ke kos kakak ya! Aku pinjem mobilnya paman."

"Oh oke. Gih pulang, gue masih ada kelas."

Taehyung mengangguk, kemudian berpamitan pada Umin. Dia melangkah menuju gerbang sambil ketawa ketiwi kek orang gak waras.

Baekhyun menghela napas kasar. Dia berbicara pada Umin tanpa melihatnya, "Lo udah ngerti kan yang gue pikirin?"

Umin hanya tersenyum simpul. Dia menepuk pundak Baekhyun lalu mengelus punggungnya. "Makanya gue minta ikut. Biar gak canggung."

"Thanks udah ngertiin."

"Don't sweat it, take it easy."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Caffee Time -chanbaek-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang