Arliega Endaru Pramagara, Pria berdarah Belanda memiliki paras tampan itu merantau ke Indonesia sejak remaja. Dimana Indonesia adalah negara asal mendiang ibunya dilahirkan. Penuh pendirian keras Pramagara memutuskan meninggalkan Belanda, rela berpisah dengan sang ayah yang menetap disana.
Pramagara tebiasa sendiri sampai umurnya pun telah beranjak dewasa. Merintis pendidikan sendiri, sampai perusahaan yang dipegang alihnya pun hasil perjuangannya tanpa cuma-cuma. Tak lupa dengan cara luwes dan kejamnya ketika dihadapan rekan maupun pegawainya. Yang katanya hal itu justru membangun karakter disiplin juga konsisten pada pekerjaan.
Memang seperti itulah Pramagara, sikapnya sangat angkuh dan dingin. Bahkan bila bertemu atau berpapasan dengannya, orang-orang disekitarnya lebih memilih menundukkan wajah, mereka segan mencari masalah. Mengingat jika Pramagara dijuluki pria segudang kekuasaan, pria yang memiliki banyak akses untuk menghabisi atau menjatuhkan musuh-musuhnya dalam sekejap.
Kini kehadirannya berada di tempat hiburan malam. Sungguh hal mustahil bagi seorang Pramagara dapat singgah ditempat keramaian secara terang-terangan bila dia tak ada tujuan yang jelas. Lalu niat terselubung apa sampai-sampai sekarang dia bisa berada disini?
"Pramagara?!" Lirih para pengunjung secara serentak. Sebagian dari mereka tubuhnya gemetar menatap kehadiran Arlie. Spontan mereka berhenti melakukan aktivitas bereksplorasi pada kegemaran masing-masing yakni seperti berjoget liar, berminum-minuman sampai tak kenal waktu dan masih banyak hal lainnya yang berkaitan dengan dosa. Semua yang dilakukan semata hanya untuk memuaskan diri.
Namun hanya karena kehadiran Arlie mereka rela berpencar jauh dari tempatnya agar memberikan luas jalan untuk seorang Pramagara yang sudah berhasil berdiri tegap ditengah-tengah mereka.
Pramagara maupun Arlie adalah satu orang yang sama, nama Pramagara sudah menjulang tinggi dikalangan publik, namun nama Arlie sebenarnya itulah nama panggilan akrabnya, keluarga atau kerabat dekat memanggilnya dengan sebutan Arlie. Tak banyak yang tahu juga jika dulu dia memiliki nama samaran, bukanlah keduanya, bukan Pramagara bukan juga Arlie, akan tetapi 'Ali' .
Lampu meredup dengan berkelap-kelip mengiringi kedatangannya namun tak menghimbau langkah Arlie untuk semakin maju menghampiri sosok gadis yang tengah duduk berbincang dengan beberapa orang dikursi bar.
"Minggir kalian semua. Perempuan ini sudah saya beli." Pungkasnya bernada sombong. Jangan ditanya, untuk berbasa-basi saja Arlie akan berpikir dua kali.
"Apa maksudnya?!" Merasa terusik ternyata dirinyalah yang dimaksud. Apa lagi kini ia sudah menjadi bahan tontonan orang-orang. Tatapan para pengunjung menelisik tepat kearahnya, juga berbisik-bisik membicarakan dengan persepsi yang berbeda.
"Pasti lo salah orang, gue gak ada urusan sama orang kaya lo," Bentaknya, gadis itu mengerutuki diri, mimpi apa semalam sampai-sampai dirinya ditemukan dengan sosok pria itu. Tentunya dia mengenal siapa Pramagara, Pramagara bukanlah sembarang orang yang mudah berinteraksi dengan siapapun. Tapi kenapa harus dia yang menjadi sasaran?
"Anda.. Prillyani Rembulan?" Timpal Arlie, intonasi suaranya begitu santai juga baku.
"Ta- tau dari mana lo nama gue?!" Matanya terbelalak ketika Pria itu mencetuskan nama panjangnya.
Lantas Prilly beranjak dari duduknya dan berdiri memandang Pramagara didepannya dari atas sampai bawah, berdecak kagum, namun dia menepisnya dengan cepat.
"Bicaralah yang sopan nona!" Sahut Lean tangan kanan Pria angkuh itu yang berada disamping Arlie ikut menatap remeh.
"Kenapa harus sopan dengan Pria buaya seperti dia?!"
Arlie berdecih menyeringai perempuan dihadapannya. "Oh begituu, saya buaya ya?! Tidak sampai kau tahu dosa apa yang telah diperbuat Carnel!"
"Semua orang dimata tuhan tidak ada bedanya, semua sama-sama makan nasi, kenapa harus ditakuti?"
"Prill, Lo berani banget sih ngomong gitu. Jangan ngebantah kalau gak mau cari masalah," bisik Putri teman Prilly, memperingati sangat pelan, kemudian memilih untuk menunduk kembali.
"Dia cowo buaya kan yang katanya simpanannya banyak. Siapa yang tidak tahu Pramagara? "Prilly mendekat kearah Arlie, sontak Prilly mendorong tubuh Arlie dengan kasar, menatap tak suka. Sedangkan Arlie hanya membalas dengan senyuman evilnya, dan kembali membenarkan tuxedo hitamnya yang disentuh oleh perempuan itu.
"Cepat bawa dia, Lean. "
"Apa-apaan ini?!" Prilly terbelalak tak percaya, dia masih tak mengerti apa maksud dan tujuan Arlie bertindak seenaknya seolah memiliki hak atas dirinya, ditambah lagi Prilly semakin bingung ketika mendengar pria itu membawa-bawa nama ayahnya.
"Meneer adalah Pemilik clubing malam ini, sejak malam ini Meneer telah membelinya, termasuk anda nona, anda telah dibeli dengannya." Jelas Lean mewakili.
"Apa?!"
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Haii gaiss, Cerita ini "Pramagara " akan aku republish kembali tentunya sudah pada tahap revisi, simpan dipustaka yaa. Cerita ini berunsur Mature content . Tinggalkan votement untuk mendukung kelanjutan cerita ini. Tq uu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAMAGARA [COMPLETED]
Romance"Kau seorang ibu yang sangat super, menjual anakmu hanya untuk kau tetap hidup senang?." Bahkan, tidak pernah seseorangpun hidup senang jika harus bersama saya, saya takut itu terjadi nanti pada anakmu. .- Arliega Endaru Pramagara Pramagara, Pria b...