Puisi Cinta si Pengecut

Aku, kamu, dan Dilan

Hari ini aku nonton Dilan 1990
Ya walaupun download secara ilegal
Setiap ceritanya mengingatkanku padamu
Aku mungkin tak bisa beri kamu barang mahal
Tapi, apakah menunjukkan rasa harus dengan memamerkan harta?
Aku mungkin tak bisa berubah jadi orang baik
Tapi, apakah menunjukkan rasa harus dengan merubah sikap?
Aku mau dicintai olehmu, namun aku mau kamu cinta aku dulu sebelum aku berubah
Karena, aku mau kamu cintai aku yang tidak baik terlebih dahulu
Ketika aku tidak baik saja kamu sudah cinta, bagaimana jika aku menjadi lebih baik?
Overdosis cinta, bukan?

Dan sekarang, aku rindu.
Rindu itu memang berat, benar kata Dilan
Tapi, maukah kamu berbagi rindu itu denganku?
Karena, aku mau kamu merindukanku juga di setiap malam
Setiap hari berakhir,
Kumau kamu tak sabar menunggu pagi menghampiri, menanti ayam berkokok, dan tak kuasa menahan rasa untuk bertemu

Ingat, ya
Bilang saja bila ada yang menyakitimu
Orang itu tidak akan hilang
Tapi, setidaknya aku tahu kalau kamu sedang tidak baik baik saja
Dan aku, akan membawa tukang pijit untukmu
Hahaha
Aku bercanda
Tapi kamu sudah tertawa kan sekarang?
Eh, jangan lama lama
Nanti orang lain dengar
Aku tidak mau dia jadi suka juga sama tawamu
Biar aku saja
Orang lain jangan

Tawamu, untukku saja
Cantikmu, untukku saja
Marahmu, untukku saja
Janjimu, untukku saja
Tangismu, untukku saja
Bahagiamu, biarlah bersamaku saja

Aku tak mau tawamu menarik orang lain
Apalagi cantikmu, kurasa hanya ibuku yang dapat menandinginya
Bukan berarti ibumu jelek, tapi, cantik, kan relatif dan hanya milikmu yang tak fiktif
Aku tak mau orang lain yang menenangkan marahmu, biar aku saja yang menjadi diazepam-mu
Aku gak tahu apa itu, tapi kulihat diinternet, itu obat penenang
Jangan sampai kamu beri janji untuk orang lain, karena janjimu terlalu suci bagi mereka yang tak ber-Tuhan
Menangislah di depanku, aku tak mau orang lain melihatmu lemah, aku tak mau orang lain melihatmu sakit, biar aku yang melihatnya, wajah hancur itu, biar aku yang meriasnya

Aku memang egois, tapi siapa yang tak mau bahagia bersama orang yang dicintainya?
Bodoh
Hanya orang bodoh, bukan?
Aku kan pintar, kamu juga pintar
Yang bodoh siapa?
Kamu tak tahu? Aku juga.

Orang mana yang mengingat orang bodoh?
Ada

Kamu.
Ya, kamu.
Kamu selalu mengingatku
Yang sering bertingkah bodoh bila ada kamu
Tapi jangan coba lupakan, ya
Awas saja.
Kenapa?
Tidak boleh aku berkata seperti itu?
Yang benar saja,
Mana ada orang yang mau dilupakan
Apalagi oleh orang yang dikasihinya

Dengar, ya
Aku bukan Dilan
Dan aku tak mau kamu jadi Milea
Tapi aku adalah aku
Dan kamu adalah milikku
Detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan ini, bulan depan, catur wulan ini, semester ini, tahun ini, tahun depan, windu ini, dekade ini, abad ini, milenium ini, dan selamanya
Kuproklamirkan hubungan kita

Pemanasan dulu sebelum ke KUA
Heheh, allahh..

-si pengecut