120. Sick

724 124 32
                                    

"Urrgh." Matanya mengerjap ketika mendapat kesadaran pertama kalinya.

"Apa kau sudah sadar, Arashi-kun?" tanya Pria berpakaian serba putih itu.

"Di mana ini?" tanya Arashi karena tidak mengenali langit-langit yang dilihatnya.

"Ini adalah surga," jawab Pria berpakaian serba putih itu.

"Pfft, gak usah ngelawak, orang kaya aku masuk surga? Sejak kapan standarnya jadi anjlok begitu?" gurau Arashi.

"Kau benar juga, orang sepertimu tidak mungkin masuk surga yah, baiklah ini adalah neraka," respon cepat dari Pria berpakaian serba putih itu.

"Oh." Arashi memberikan respon padat, singkat, dan gak jelasnya.

"Kaget dikit napa?"

"Waaah, aku kaget," ucap Arashi dengan nada datar.

"Aih sudahlah, kau sudah sadar dengan kondisimu kan?" tanya Pria berpakaian serba putih itu.

"Kurang lebih, rasa sakit di seluruh badan, panas tinggi, dan tidak bisa menggerakkan satu pun anggota tubuhku, sudah kuduga akan seperti ini."

"Kudengar kau melakukan hal besar di festival olahraga sekolahmu," ujar Pria berpakaian serba putih itu.

"Begitulah, sepertinya adrenalin membuatku keceplosan mengeluarkan semuanya." Arashi menutup matanya setelah menghela napas panjang.

"Hebatnya kau dapat bertahan sampai satu hari penuh, terakhir kali kau langsung tumbang."

"Aku juga tidak menduganya, kemarin tubuhku terasa biasa-biasa saja, saat bangun pagi tadi entah kenapa pandanganku berubah jadi hitam. Ngomong-ngomong siapa yang membawaku ke sini?" tanya Arashi.

"Ibumu panik dan langsung menelponku," jelas Pria berpakaian serba putih itu.

"Begitu rupanya, rasanya kau sudah seperti dokter keluarga kami yah," Arashi kembali menutup matanya berniat untuk beristirahat.

"Ngomong-ngomong biaya kamar VVIP ini akan kutarik dari rekeningmu--"

"Oi oi oi, tunggu sebentar," potong Arashi. "Biayanya tidak ditarik dari rekening ayahku?" tanya Arashi.

"Ayahmu saja lupa kau siapa."

"Dasar si pikun itu ...." Arashi mengutuki ayahnya sendiri.

"Karena itu, aku akan menarik rekeningmu dulu yah!" Pria dengan pakaian serba putih itu pun berlalu ke luar ruangan.

"Tu-tunggu dulu, Dokter Nakamura! Oi, kubilang tunggu!!!" Arashi hanya bisa berteriak karena tidak bisa menggerakkan badannya.

NEXT>>>

Bad Boy and His CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang