194. Voting

392 77 19
                                    

Kembali ke satu hari sebelum kedatangan Arashi yaitu di hari senin. Para ketua kelas telah diamanahi oleh wakil ketua osis untuk mengumumkan pelaksanaan Festival Budaya di sekolah. Meskipun acara masih akan diadakan satu bulan lagi, setiap kelas sudah harus menentukan tema kelasnya di hari itu juga.

Setelah mendapat izin dari Pak Nakamura, Fuuka memulai diskusi untuk menentukan apa yang kelas 1-B lakukan pada festival budaya kali ini.

"Secara singkat begitu, jadi apa ada yang mau memberi saran?" tanya Fuuka dari depan kelas.

"Kita buka kedai saja! Persiapannya lebih mudah," usul seorang siswi.

"Ah, kalau begitu sekalian saja kita buat Maid Cafe," tambah seorang siswa.

Fuuka pun mengambil kapur, kemudian menulis maid cafe di papan tulis.

"Apa ada ide lain?" tanya Fuuka.

"Aku aku aku!" Ayano mengangkat tangannya sambil melambai-lambai. "Bagaimana kalau kita buat Neko Cafe saja? Jadi, para pengunjung akan dimanjakan oleh Neko dan teman-temannya."

Gumaman siswa siswi yang mengiyakan Ayano pun mulai terdengar.

"Harap tenang, kita akan catat juga ide itu." Fuuka pun menuliskan Neko Cafe di papan tulis. "Apa ada saran lain?" tanya Fuuka lagi.

"Bagaimana kalau kita gabungkan dua idu itu jadi nekomimi maid cafe?" tanya seroang siswa. Namun, idenya itu sukses membuatnya mendapat tatapan dingin dari para siswi.

"Kenapa kalian terdiam seperti itu?!  Katakan sesuatu! Kumohon kalau ideku buruk, katakan saja seperti itu."

Siswa itu pun depresi dan akhirnya tertunduk seharian di kelas.

"Untuk sementara ide itu akan kucatat juga. Apa ada saran lain?" Setelah ketiga kalinya Fuuka menanyakan pertanyaan itu, tidak ada lagi yang mengangkat tangan atau bersuara.

"Kalau begitu kita lakukan pemungutan suara. Tulis pilihan kalian di kertas, kemudian masukkan ke kotak ini."

Para siswa pun secara kooperatif menuliskan pilihan mereka dan memasukkan kertasnya ke dalam kotak yang diedarkan oleh Fuuka. Setelah semua kertas terkumpul, waktunya penghitungan suara.

"Dan begitulah, kelas kita akan membuat rumah hantu," ucap Fuuka setelah melakukan hitung suara.

"Kok bisa?!?!?!?!" protes Arashi yang dari tadi hanya mendengarkan cerita dari Fuuka.

"Nah, itu juga masih menjadi misteri, entah kenapa satu kelas kompak mengisi rumah hantu meskipun tidak ada yang membahas sebelumnya," jelas Fuuka.

"Kok bisa?!" Arashi masih belum habis pikir, bagaimana itu bisa terjadi. "Ah, yang lebih penting lagi, kenapa aku yang ditunjuk jadi penanggung jawab?" tanya Arashi.

"Oh, kalau itu  ...."


NEXT>>>

Bad Boy and His CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang