I can't

27 2 0
                                    

Jimin pov

Cinta? Bukan hanya sebuah perasaan, bukan hanya sebatas rasa suka, bukan hanya sebatas rasa membutuhkan, bukan hanya sekedar kata yang membuat seseorang ingin memiliki dan takut kehilangan. Bukan tentang seberapa lama seseorang saling mengenal dan bertemu.

I'm not like her. I'm not love her. But I HEART her so bad.
Kau dengar itu? I heart you..

"Hey.. kenapa kau melamun? Apa aku terlihat aneh setelah sepuluh tahun kemudian?"
Tuhan.. suara ini, suara yang aku cari selama sepuluh tahun, presensi ini yang mampu menghancurkanku.

"J-jimin..? Are you okay?"

"Y-ya.. ah Shin-a mianhe, aku- .. aku hanya tidak percaya akhirnya kita bisa bertemu lagi"

Gadis itu tersenyum, mata beningnya membentuk sebuah garis, bibir tipisnya melengkung indah dengan sebuah lesung pipi yang tidak terlalu kentara disudut bibirnya, tepat disudut bibirnya.

Ah.. my little girl. Let me call her like that.

"Ya.. aku kira aku tidak akan kesini lagi, maafkan aku, aku meninggalkan Korea tiba- tiba tanpa sempat bicara dulu padamu dulu, bagaimana kabarmu? Apa kau sudah menikah?"

"Mwo? M-menikah? Tidak, aku bahkan tidak sedang berkencan. Shinyoung-a.. jangan pernah pergi lagi"

Shinyoung pov

Perasaan apa ini? Apa aku menyukainya? Secepat ini? Kami memang dekat, tapi itu sepuluh tahun yang lalu, sepuluh tahun tanpa melihat wajahnya, tanpa suaranya, tanpa senyumannya, tanpa candaannya. Aku tidak mungkin menyukainya sebesar ini.

"Jimin-a, apa kau baik - baik saja? Kenapa kau mengatakan itu?"

"Aku tidak baik - baik saja, aku mencarimu selama ini, berharap setidaknya aku bisa menemukan nomor ponsel atau akun media sosialmu, atau mungkin melihatmu disurat kabar dan media lainnya ,berharap setidaknya kau datang ke Busan dan harapan lainnya. Tapi orang - orang disana berkata tidak tau, selalu begitu. Dan aku terus bertanya, terus menunggumu"

"Kenapa.."

Aku menunduk mengatakannya, kalimatnya membuatku merasa senang, membuat sesuatu dalam hatiku merasa sangat tenang. Sekilas dapat kulihat dia mengangkat alisnya, tidak menangkap apa maksud dari pertanyaanku dengan sempurna.

"Kenapa kau mencariku? Kenapa kau menungguku? Bagaimana jika aku tidak pernah kembali"

"Entahlah, aku- aku ingin bertemu denganmu lagi dan memiliki lebih banyak waktu bersamamu."

Kami terdiam. Entah apa yang aku fikirkan, tapi aku juga merasakan hal yang sama. Aku terlalu takut untuk mengakui bahkan sekedar pada diriku sendiri kalau mungkin aku memang menyukainya. Mungkin. Terlalu takut untuk menyimpulkan bahwa dia menyukaiku.

"Apa.. apa kau sudah bersama seseorang, Shinyoung?"

Aku menatap Jimin, sedikit kaget dia akan berani menanyakan hal seperti itu kepadaku, dan sedikit lucu. Ya.. dia menanyakannya seperti seorang anak kecil yang takut ketahuan makan permen oleh ibunya. Ah.. dia memang mochi Jimin.
Aku menarik senyuman dan menatap matanya.

"Hmmm, yah.. sebenarnya"

Aku sengaja menggantungkan ucapanku, dan dia bereaksi kaget dengan gurat kecewa diwajah tampannya. Aku menyukai saat - saat dia seperti ini.

"Sebenarnya?"

"Sayangnya aku belum menemukan seseorang yang bisa kupercaya untuk dijadikan teman kencan. Dan aku sedang bersamamu sekarang ini, ini menyenangkan"

Dia terkekeh bahagia dan aku larut bersamanya.

I just love to spend all of my time with him. He makes me comfort, happy and laugh many times, he makes my stress lose easily.
I want to having many times like this with this guy..

Author pov

09.00pm KST.
Mereka sudah duduk ditempat ini, ditaman dekat apartemen yang ditinggali Shinyoung bersama Hyeonji.
Wait..
Mereka?
Ya.. mereka - Jimin dan Shinyoung- keduanya menghabiskan wakti berjam - jam bersama dan saat ini mereka masih duduk menatap langit dibangku taman dengan sangat dekat.

"Shin-a kau tau? Aku menghabiskan sepuluh tahunku dengan membayangkan aku bisa melakukan hal semacam ini bersamamu"

"Tapi kenapa? Kenapa kau menungguku selama itu? Apa kau benar -benar ingin bersahabat sedekat itu denganku?"

"Tidak"

"Apa kau tidak bisa mendapatkan teman wanita lain?"

"Tidak. Aku memiliki banyak teman entah itu perempuan atau laki - laki"

"Lalu.. kenapa kau menungguku? Kenapa kau sangat ingin bertemu lagi denganku?"

"Karena itu kau"

Shinyoung mengerjap. Dia sama sekali tidak bisa menangkap maksud dari ucapan lelaki dihadapannya saat ini. Gadis itu kini memberikan atensi nya secara penuh 1001% kepada Jimin.

"Maksudmu? Karena itu aku?"

"Ya.. jika itu bukan kau maka aku tidak akan pernah menunggumu. Aku menunggumu karena itu kau, Park Shinyoung.. kau berbeda untukku, kau memiliki ruang tersendiri untukku-"

"Kau-"

"Ya.. What you think is what I feel for you. I don't know and I never need a reason to love in you. Love just did that to me"

Jimin berbalik menghadap wajah Shinyoung, keduanya bertukar pandang. Entah mereka memang belajar atau memang ahli dalam hal komunikasi dengan telepati tapi keduanya terus menatap dalam satu sama lain,mencari kebenaran dari diri masing - masing,hingga tangan Jimin tiba - tiba terulur pada wajah Shinyoung dan..



"I heart you, I just fall deep in love with you Park Shinyoung, for ten years ago, now and ever.."


To be continued ~~~

Ini sekedar kesukaanku, aku bukan penulis bukan seorang author dsb, ideku masih sangat terbatas jadi mohon untuk meninggalkan saran dan kritik membangun untukku ~ ^^

Good Night ♡

Can We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang