3

13 2 0
                                    


Kila selamat kemarin. Tentu saja, karena Bintang sama sekali gak menuntut kompensasi atas apa yang terjadi dengan kepalanya kemarin. Kemarin ia selamat. Ia pertegas lagi KEMARIN. Karena Bintang yang terhormat itu meminta kompensasinya hari ini. Menyebalkan. Kenapasih, cowok menyebalkan kayak Bintang gak dijauhkan, dienyahkan, dihapus dari kehidupan Kila? Males banget sebenarnya punya urusan sama Bintang.

"Eh cewek susu zee, cepet sini! Gue udah laper!" Lihat. Kemarin aja, ngomongnya irit seakan akan kalau dia ngomong panjang lebar tuh pake pulsa, sekarang? Hih, cerewet. Bintang gak cuek ternyata. Dia paling cuma jual mahal doang kemarin, hahahaha. Baguslah. Tapi Kila tetep gak suka, karena Bintang menyebalkan.

Ah, Kila selalu payah menilai orang ketika pertama kali bertemu.

"Nama gue Kila!" Sahut Kila sambil berlari kearah Bintang.

"Bodoamat. Cepet." Bintang melangkahkan kakinya lebih lebar, seakan-akan dia udah gak makan 3 hari. Padahal mah enggak. Dia cuma mau bikin Kila kesal aja.

"Dipojok aja ya. Jangan disini." Bintang mengernyitkan dahinya, ngapain Kila minta dipojok?

Kila menangkap kesalahpahaman dimata Bintang, "Heh! Mikir apa lo? Gue gasuka aja jadi pusat perhatian disini." Kila mendengus, bintang cuma bilang, "oh." kemudian melangkahkan kakinya ke meja di pojok kantin diikuti Kila.

Kila memang gak pernah suka jadi pusat perhatian. Risih. Itu bikin dia ngerasa kalau dia itu kriminal. Dan keputusan dia menyetujui Bintang tentu aja salah besar, karena bersama Bintang, hanya akan membuatnya jadi pusat perhatian.

Menurut informasi dari Tri, salah satu sahabatnya,
Bintang itu katanya dingin. Kayak gamau temenan gitu deh. Dia itu super pilih-pilih kalau temenan. Untuk dijadikan sahabat. Kalau hanya teman, dia suka membuat batas tersendiri, jadinya yang lain tuh perlahan mundur sendiri.

Makanya kehadirannya dikantin bersama Kila cukup menangkap perhatian beberapa anak yang kenal dengan Bintang. Dan kalau boleh jujur, Kila ingin lari dari sini kemudian makan bersama Rani dibelakang kelas!
Karena sumpah, jelas lebih asik sama Rani daripada sama Bintang.

"Ngelamun mulu lo! Cepet pesenin gue, susu zee coklat gapake jelly sama siomay tapi gapake siomay ganti jadi batagor." Kila mengernyit, woii kenapa Bintang sama dia punya selera yang sama sih?

"Yayaya." Kata Kila sambil beranjak dari tempat duduknya.

                    a s t r o p h i l e

Kila berjalan menuju kelasnya, Bintang tadi sudah balik kekelasnya setelah ia menghabiskan makanannya. Jahat emang, Kila ditinggal.

Sampai didepan kelas kemudian duduk dimejanya, memakai earphone, memutar lagu, dan menuju alam mimpi.

Kelasnya sedang kosong kata Tyan. Guru yang mengajar sedang berhalangan, jadi Kila manfaatkan untuk tidur saja.

Hampir sampai dialam mimpinya, seseorang menepuk bahunya pelan dan melepas earphonenya.

Kila mendengus, "apasih, Tyan!"

"Minggir, mau duduk."

Kila menatap Tyan dengan tatapan sengit, tapi ia tetap mempersilahkan Tyan untuk duduk. Tyan yang ditatap seperti itupun bingung.

"Napa?"

"Gak. Sebel gue sama lo."

"Tidur aja kali lagi.Gue jagain biar gada yang liat iler lo."

Kila mendengus, "Bodoamat."

Tyan tertawa, gak keras sih. Ya kalau dia ngakak Kila bakal syukuran, keajaiban dunia bagi Kila.

"Receh." Refleks, Tyan berhenti tertawa, kemudian menatapku. "Tidur aja, gue jagain beneran."

"Hmm." Gumam Kila sambil menelungkupkan wajahnya dan berlayar ke alam mimpi.

                      a s t r o p h i l e

"Doooooo!" Teriak Kila ketika dia mendapati Doni, sahabatnya tengah berjalan kearahnya.

"Hooooi!" Doni mengacak rambut Kila.

Memutar bola matanya, kemudian menendang tulang kering kaki Doni. "Rusak rambut gue!"

"duh. Ganas banget lo."

"Biarin aja. Anterin gue pulang dong! Doni kan baikkk.." Hari ini Kila malas naik bus, dia hanya ingin cepat-cepat bertemu dengan pujaan hatinya, kasur tercinta.

"Halah. Yaudah, ayo." Doni menarik tas Kila.

"Ishhh. Gue bukan kucing!"

"Emang." Doni terkekeh, lucu.

Dan sepertinya Kila salah mengambil keputusan. Seharusnya dia gak pulang bareng Doni. Duhh! Kenapa dia bisa lupa kalau Fajar itu naik motor sih!

"Hoii bro!" Sapa Doni pada Fajar.

Fajar tersenyum, "Baru pulang lo?"

"Hih,mampus ga lo disenyumin sama Fajar, kil?!" Batin Kila

"Iya nih. Tadi ngobrol dulu sama ini anak." Doni menunjukku.

"Oh, Hai. Gak naik bus?"

Yaelah. Kuingin baper tapi tapi tapi.. ah sudalah.

Kila tersenyum paksa, "hngg.. nggak."

"Pulang bareng gue dia mah."

"Ohh..oo-ke."

"Gue balik ya bro. Bye." Doni mengarahkan pandangannya padaku,"cepet naik,lama lo."

Gue melirik ke arah Fajar, ini gue kok kayak ketauan selingkuh gitu ya..
Eh, tapi emang dia siapa?! Bodoamat lah, gapeduli sama dia.

"Bawel lo!"

"Duluan bro." Kemudian Doni melaju dengan kecepatan rata-rata menjauh dari gedung sekolah.

tbc

Hai.
Ini part 3, makasi buat yang udah baca hehehe.

Sampai jumpa di part selanjutnya!

AstrophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang