2.💕Bocah

51 6 0
                                    

1 tahun kemudian ...

IS YOU
(Step by step with him)
🌺

Dengan bodohnya aku membuang waktu. Kemana saja aku satu tahun yang lalu. Sampai sekarang aku masih terjebak dengan kenangan pria itu. Sekarang memang bukan yang dulu.

Sekarang tak ada lagi wajah yang tersenyum hangat menyambut pagiku. Suara serak menyapa awal hari ku. Kecupan manis dibibirku..... Aku memegang bibir ini...disini ada bekas yang bagiku itu luka yang dia torehkan kepadaku. Yah kenangan yang manis...., aku menyesal mengingatnya. Aku ingin melupakannya tapi semakin sakit aku melakukanya.

Pria brengsek itu yang masih terkurung dihatiku, dia sudah menikah. Sekecil itukah cintanya kepadaku, hingga dengan mudahnya melupakan aku.

Ck, bahkan dia tak mengejar ku saat aku mengatakan mundur, mengalah padanya. Bodohnya aku masih mengharapkan kata maaf dari mulutnya. Berharap bahwa dia memintaku kembali. Aku masih mencintainya....kamu lemah Keisya....kamu lemah.

Ahh...saat ini aku didepan altar menatap DIA dengan penuh kekushuan. Menyatuhkan kedua tangan didepan wajahku.memejamkan mataku, berharap DIA mengabulkan doaku.

🌺🌺🌺

Menatap lurus kedepan seakan itu adalah harapan terakhir ku, mencoba menyatuhkan kembali hatiku, sedikit demi sedikit aku akan memaafkan pria itu, karna itu adalah suatu syarat doaku.

Saat ini aku duduk dibangku panjang, taman yang indah dipenuhi canda tawa anak belia. Sesekali aku tersenyum merekah....melihat betapa bahagia mereka para orang tua...yang bisa bermain bersama buah hatinya.

Pantas, Jika pria itu mendapatkan kebahagiaan yang dia inginkan namun bukan dari diriku. Aku mandul, yah...aku tau itu.

"Shit!!" aku mendengus, mengingat bagaimana cara dia menceraikanku. Dasar pecundang, tak ada kata perpisahan darinya. Bahkan dia tak datang waktu di pengadilan.

Belum aku selesai merutuk, sebuah benda mengenai kakiku membuatku sadar akan lamunanku. Sebuah bola, sepertinya ini punya mereka yang sedang bermain bola.

"Tante..!" seorang anak kecil menghampiriku. Yang bisa kutebak umurnya sekitar lima tahun. Satu kata untuk anak kecil ini, ganteng.

"Tante..itu bola aku.." tunjuknya pada benda yangku genggam.

Aku tersenyum..."ini?" ku menunjukkan bolanya. Dia mengangguk seraya mengambil tempat duduk disampingku. Bahkan aku tak menyuruhnya duduk, tapi dia sudah duduk.

"Sebenelnya...itu bola aku yang dipinjam kakak kakak itu..." tunjuknya dengan dagunya. Ah.. Pasti dia dibuli....kasian. Disamping itu aku harus menahan tawa karna omongannya yang cadel. Entah kenapa aku suka sekali anak kecil yang berbicara cadel, menurutku itu menggemaskan.

"Kenapa kamu pinjemin?" sebenarnya ini adalah pertanyaan yang akan membuat dia mengadu padaku agar aku bisa membantunya.

"Kasian...Meleka pengen main bola tapi gak ada bolanya. Jadi aku pinjemin bolanya" hah? Aku menatapnya tidak percaya. Ku kira dia akan mengatakan 'aku diancam sama mereka' atau 'nanti aku dipukul kalo gak minjemin', wah baru kali ini aku melihat anak kecil seperti ini. Aku jadi semakin suka.

"Terus kenapa kamu gak ikut main ?" oke, setidaknya aku penasaran. Pemiliknya kenapa tidak ikut bermain. Mungkin yang tadi dia berbohong menutupi ketakutannya.

"Aku sih pengen main ...tapi ini panas nanti aku bisa kecapean." dengan santainya dia menjawab. Wah..wah...wah..Sepertinya dia anak mami papi. Ah... berbicara mami papi....dari tadi kulihat dia hanya seorang diri. Dengan reflek mataku mencari ke segala arah , mungkin orangtua anak ini sedang mencarinya. Tapi nihil.

"Kamu sendirian aja ?" Dia hanya menggeleng. Lah kalo gitu dia sama siapa?, tega banget orangtuanya ninggalin anak sendirian. Aku yakin mereka asik bermesraan.

"Aku kesini sama papah." oke, dia dateng sama papanya ternyata. Tega banget tuh ayah.

Aku tersenyum kepadanya, anak ini sangat pandai menjawab. Aku jadi gemesh pengen cium ,eh ?.
"Terus papah kamu kemana?"

"Tuh...."menunjuk dengan dagunya lagi sambil mengerucutkan bibirnya yang lucu itu. Ah comelnye...

Aku mengikuti arah pandangannya...
"Sholat..papah lagi sholat" lanjutnya yang membuatku menatapnya kembali. Seketika senyumku luntur. Ah.. Dia orang Islam ternyata...

Aku mengalihkan pandanganku pada pria itu. Di sebuah gubuk taman Dia melakukan gerakan sujud, duduk,berdiri lalu menunduk dan ...entah aku tidak tau. Yang ku ketahui ini masih jam sembilan pagi. Sedangkan yang ku ketahui hanya lima kali mereka sholat. Jam 5 Pagi, 12 siang, 3 sore, 6 malam,dan tujuh malam. Kalau aku tidak salah. Toh aku tidak mau tau.

"Tante bolanya boleh aku ambil?." Ah... Aku melamun. Segera ku berikan bolanya dan dia tersenyum.
"makasih tante...,aku mau kepapah ."

Aku hanya bisa menatapnya datar seiring dia pergi kearah papanya. Aku sedikit tidak menyukainya...entah kenapa.

"Papah udah selesai..." samar samar aku mendengar suaranya lalu pria itu menggendong anak itu.

Ah.. Aku lupa...ku lihat jam tanganku. Aku pasti dicari mamah.

IS YOU
(Step by step with him)

Sorry kawan kawanku ,chapter ini sangat panjang ....

Aku harap kalian gak bosen😚😍.

IS YOU  (Step By Step With Him)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang