3

26 3 1
                                    

Berikanlah senyumanmu kepada semua orang
Tapi tolong berikanlah cintamu hanya untukku seorang

▪❇▪

Bel pulang pun berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas termasuk Adara. Sedari tadi Adara mengingat-ngingat waktu bersama kak Bara hari ini. Membuat senyum itu terus terlukis tidak bisa hilang dari wajahnya.

Adara berjalan keluar kelas. Menyusuri koridor bersama murid yang lain. Tiba-tiba ada yang menarik tangan Adara. Kaget, Adara pun langsung berbalik badan. Mendapati seseorang yang telah membuat senyumnya di sepanjang hari ini.

"Eh kenapa kak?"

"Mau pulang?"

"Mau kak tapi nanti, harus minjem buku ke perpus dulu."

"Oh yaudah." Jawab Bara singkat.

"Yaudah?"

"Gue ikut lo ke perpus juga." Bara langsung menggandeng lengan Adara menuju Perpustakaan.

"Eh enggak usah kak, gue bisa sendiri. Kak Bara pulang aja."

"Udah enggak usah nolak." Adara tidak membantah lagi.

Sesampainya di Perpustakaan, Adara langsung mencari buku yang ia butuhkan dari rak buku satu ke rak buku yang lain. Adara tidak ingin membuat kak Bara menunggunya lama. Dan kak Bara duduk sambil membawa tasnya dan tas milik Adara.

Adara kembali dengan membawa sebuah buku.

"Udah?"

"Udah kak, makasih udah nemenin nyari."

"Sekarang pulang yuk."

"Yuk." Adara mengembangkan senyumnya lagi.

"Nanti kasih tau alamat rumah lo di jalan aja."

"E-eh kak, gue udah ada yang jemput kok."

"Bener udah ada?"

"Udah ada, ayo pulang dicari mama."
Tiba-tiba suara tak diundang datang.

Adara tersentak ketika melihat Adrian sudah berada di sampingnya.

"Adrian, apaan sih lo." Adara merutuki keberadaan Adrian disampingnya ini.

Bara diam tak berkutik. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Apakah Adara memiliki hubungan dengan teman seangkatannya itu, sampai-sampai Adara malah memanggilnya Adrian tidak dengan embel-embel kakak.

"Siapa yang nyuruh gue pulang sama lo? Orang gue dijemput sup—"

"Supir lo enggak bisa jemput. Mama lo nelpon gue tadi nyuruh gue anter pulang anaknya." Adrian berkata menatap Adara, seakan menghiraukan keberadaan Bara di situ.

"Kok lo bisa di telpon Mamanya Adara?" Bara masih menggenggam tangan Adara.

"Bukan urusan lo." Adrian memasang wajah datar menatap Bara.

"Maaf ya kak, mungkin pulang barengnya lain kali." Adara pun melepaskan tangannya dari genggaman Bara.

"Ketemu besok di sekolah." Adara mengembangkan senyumnya kepada Bara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VerlassenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang