BAB 1

39 7 2
                                    


tringgggg!!!!! tringnggggg!!!!!! tringggggg!!!!!!!

"Ya Allah,mengapa sudah jam 7,perasaan aku baru membaca 2 buku. Huft,waktu berjalan dengan cepat." Lita bergegas mandi untuk menyegarkan dirinya.

Sudah 2 hari ini dia begadang untuk membuat buku baru,setiap hari dia mencari bahan referensi untuk buku barunya,berjalan kesana-kemari dengan membawa note book kecil,mengamati kejadian di sekelilingnya lalu kemudian dia tulis apa yang dilihat,didengar,dan dirasakan. Tapi hasilnya tetap nihil.

2 hari 2 malam begadang mengerjakan proyek buku barunya,dia masih kurang meras puas dengan hasil karyanya. naas,Lembar demi lembar disobek. Ketikan demi ketikan dihapus,gambar demi gambar di buang,yang ujung-ujungnya semua sesobek kertas tersebut menggunung di tempat sampah kamarnya.

Badannya sudah tak terurus,matanya lebam karena menangis meratapi proyeknya yang tidak jadi-jadi,bulatan hitam disekitar matanya sudah mulai tampak dengan hiasan lensa di matanya,rambutnyapun acak-acakan,badannya pun yang dulu kerempeng semakin menjadi kerempeng. Selama 2 hari 2 malam dia mengunci pintu dikamar. Bukan dihukum oleh neneknya karena tidak pulang semalaman ,dia sengaja mengunci diri dikamar,tanpa makan dan minum.

Pernah suatu ketika Lita pulang sampai larut malam karena menghadiri acara ulang tahun temannya. Dia masih kelas 2 SMA waktu itu,neneknya sangat cemas karena sampai pukul 12 malam,Lita belum pulang. Sampai dirumah pukul 2 malam,sungguh luar biasa kemarahan neneknya kepada Lita. Lita mengatakan bahwa ulang tahun temannya berakhir pukul 11 malam,lalu dilanjut pesta kembang api hingga pukul 12 malam. Dalam perjalanan pulang ban sepeda Lita bocor dan bingung harus pulang bagaimana. Akhirnya Lita memutuskan untuk mendorong sepedanya sampai rumah. Entah apa alasan yang diberikan Lita pada neneknya,neneknya tetap marah besar kepada Lita. Lita dikurung di kamar selama 4 hari. Tak boleh main,tak boleh keluar kamar,bahkan sahabatnya tak boleh menemuinya. Padahal sahabatnya sudah menjelaskan pada neneknya perihal keterlambatan Lita pulang,tapi neneknya tetap bersihkeukuh untuk menghukum Lita. Semua yang neneknya lakukan ini bukan perihal membenci Lita,tetapi rasa  sayang kepada Lita, Lita adalah cucu satu-satunya,ia tidak mau kehilangan cucu satu-satunya itu. Apalagi pergaulan di zaman sekarang ini sudah mulai liar,lebih-lebih Lita adalah anak perempuan.

Kurungan yang dialami Lita ini beda. Dia sengaja mengurung diri. Bukan,bukan marah pada neneknya,tapi Lita marah pada diri sendiri yang tak kunjung menyelesaikan proyek ini. Neneknya sudah membujuknya untuk keluar kamar,setidaknya untuk makan sesuap nasi saja,tapi keras kepalanya selalu menjadi pemenangnya.

"Lita... tolong keluarlah,tinggalkan saja dulu pekerjaanmu itu. Jangan terlalu dipikirkan. Jika kamu tidak berhasil mengerjakan proyek itu kamu bisa meneruskan usaha bakpia milik nenek. Tak usah kamu anggap berat pekerjaanmu itu. Tolonglah,nenek tidak mau melihatmu sakit. Setidaknya makanlah walapun hanya sesuap nasi.  Dan Apa kamu sudah sholat isya'  malam ini? Setidaknya kamu tidak meninggalkan kewajibanmu seorang muslim" Teriak wanita sudah berambut putih dengan kerutan di wajahnya  dari luar pintu kamar Lita.

Selain menyuruhnya untuk makan setiap jam dan menit,ketika waktu sholat tiba,neneknya selalu meneriaki Lita dari luar kamar. Neneknya khawatir jika Lita terlalu larut dalam urusan dunia dan melupakan kewajibannya untuk menyembah Tuhannya,Allah.
Lita memang anak yang keras kepala,tetapi dia masih mendengarkan perintah neneknya,bagaimanapun juga neneknya adalah segalanya bagi Lita. Sejak kecil Lita hanya tinggal dengan neneknya. Orang  tuanya dan kakaknya yang masih berumur 5 tahun meninggal ketika Lita berumur 2 tahun.  Kata  Neneknya orang tua dan kakaknya meninggal karena sakit. Tapi Lita merasa ada yang disembunyikan oleh neneknya.

How Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang