BAB 2

9 1 0
                                    

Karena untuk saling mengerti dan selalu ada tak harus hubungan darah,terkadang yang tidak berhubungan darah lebih mengerti dan selalu ada❄
.
.
.
.

Hari ini tepat jatuh pada hari Sabtu.
Setiap akhir pekan,mahasiswa jurusan pendidikan bahasa maupun seni sastra selalu berkunjung di perpustakaan mini milikku.
Walaupun tergolong perpustakaan yang mini,tetapi ada banyak sekali buku referensi untuk hal apa saja.
Mulai dari buku sekolah,buku universitas,sampai hal-hal yang menyangkut umum. Disamping perpustakaan ada bookshop milikku juga. Sebenarnya hari ini aku berniat untuk membuka perpustakaan saja,tetapi karena permintaan pengunjung perpustakaan untuk membeli buku,maka aku memutuskan untuk membuka bookshop milikku.

"Assalamualaikum,Aka.." suara Risa,aku jelas bisa menghafalnya. Siapa lagi kalau bukan Risa,aka adalah panggilan sayangnya untukku,katanya . Aku tak tahu mengapa Risa memanggilku aka. 
Dia bilang agar terdengar berbeda dengan yang lain. Tapi, setelah aku bertanya pada Dewi,katanya aka adalah singkatan dari Adiba Khanza,putri alm. Uje,kata mereka aku mirip dengannya.
Padahal aku sendiri tidak merasa mirip dengannya. Ada-ada saja.

"waalaikumsalam.. kamu ada apa datang kesini,kamu tak ada kunjungan kerja?" tanyaku dengan merapikan buku-buku ke rak-rak belakang.

"aku sengaja meliburkan diri hari ini. Ingin membantu sahabatku tercinta ini membereskan buku-buku.. dan aku juga takut,jika nanti sahabatku akan mengunci dirinya di kamar selama berhari-hari." Tawanya sungguh keterlaluan,membuat pengunjung perpustakaan menoleh pada kami.

"ssttt... apa-apaan sih kamu ini. Kalau kamu disini Cuma mau nganggu aku,mending kamu balik ke kantor sana." Aku mendorong Risa keluar dari kerumunan buku-buku di sekeliling kami.

Tepat di depan pintu masuk,Dewi,Rina,dan Novel ada disitu. Tubuh Risa hampir menabrak mereka.

"wooo.. ada apa ini ribut-ribut. Pasti kamu buat masalah lagi ya,Ris?" tanya Rina dengan menahan tubuh Risa yang hampir menabraknya.

"iya nih,kamu itu bukannya bantuin Lita disini,malah bikin masalah."sahut Novel

"eh eh.. kalian itu tenang dulu dong. Sans,kalem,woles, jadi aku disini niatnya mau bantuin Lita,tapi entah kenapa aku malah diusir dari sini." Risa mengusap pipinya dengan lagak terdzolimi. Kalau bukan sahabat sendiri,sudah ku tendang dia sampai kutub utara.

Aku menarik nafas panjang kalian ada apa juga datang kesini. Risa sudah membuatku frustasi,jangan nambah frustasi lagi deh

"tenang bossquee..kami disini siap membantu" tawa mereka luar biasa berenergi,aku yakin mereka pasti sudah berkompromi akan mengerjaiku hari ini. Memang,mereka sahabat terbaik dan terrrrrrrrjengkelkan untukku.

**

"hot chocholate dan roti pisang datang.. siap menemani kalian." Harumnya sudah bisa kurasa. Dewi memang orang yang paling peka untuk perihal makanan.
Apalagi,setiap kami kumpul di balcon perpustakaan milikku,kami selalu bercanda ria,bertukar pikiran disini,dan pasti Dewi selalu siap menjadi seksi konsumsi.
Sungguh menyenangkan.

"terima kasih..waahh,aku bakal betah ada disini sambil makan." Kita pun tertawa bersama bahkan aku pun sampai lupa bahwa aku sedang dilanda masalah.

"bagaimana dengan proyek kerjamu,Ta?" Novel membuat suasana kembali menjadi tegang.

Tawa kami terhenti. Aku mulai menunduk.

"hei,kenapa kamu membahas soal itu? Itu hanya akan membebankan Lita, kau tak kasihan. Tunggu sebentar saja,biar Lita refreshing sejenak." Bisik Rina pada Novel.

"tapi,bukannya lebih baik segera diselesaikan. Kan itu juga akan menguntungka untuk Lita,daripada menjadi beban terus menerus."

“NOVEL!!" Semua meneriaki Novel dengan mengirimkan kode untuk berhenti membahas itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang