Curcol dulu ah.
Seringkali kita ingin mengakhiri sebuah cerita dengan epik, indah dan menohok. Namun terhalang oleh realitas dan probabilitas yang ada.
Cerita ini dibuat ketika saya menjalani ujian kenaikan kelas dengan sistim kebut ala Valentino Rossi.
Jadi, kalian bisa bayangin sepusing apa saya saat mengerjakan cerita ini.
Short story memang cocok ditulis orang semacam saya yang sering tidak konsisten dengan cerita panjang yang dikerjakan. Semangat-semangatnya pas pertama doang. Sampai tengah mulai tuh, ngestuck dan akhirnya tepar karena terkena writing block.
Sudah-sudah, mari kita ke inti dari catatan ini.
Saya ingin berterimakasih pada semua pembaca yang sudah rela menghabiskan waktunya untuk membaca cerita rancu nan semu ini. 💖
Regards,
Divana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imaji, Dee
Short StorySELESAI| Dalam hiruk pikuk bandara, untuk terakhir kalinya, lagu Leaving On a Jet Plane mengalir lembut di pendengaran mereka sebagai salam perpisahan yang paling indah.