Pintu yang selalu terkunci rapat, pintu yang memang sengaja dikunci untuk tidak membiarkan orang lain memasukinya, pintu yang menyembunyikan diriku sebenarnya didalamnya, membiarkan bayanganku saja yang bersandiwara dengan memakai topeng diluar pint...
Pintu yang selalu terkunci rapat, pintu yang memang sengaja dikunci untuk tidak membiarkan orang lain memasukinya, pintu yang menyembunyikan diriku sebenarnya didalamnya, membiarkan bayanganku saja yang bersandiwara dengan memakai topeng diluar pintu itu, sampai akhirnya seseorang menyadari kehadiran pintu dan topeng yang aku pakai. Apakah aku harus membiarkan pintu itu terkunci ataukah aku biarkan saja pintu tidak terkunci, hanya tertutup saja, apakah aku bisa membiarkannya meraih pintu itu dan masuk ke dalam pintu itu. Apakah aku siap dengan itu?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Sulli POV-
Sunggu tidak bisa dipercaya hari ini akan datang...
Cinta? Apa itu Cinta?
Aku yang tidak mengerti arti cinta
Aku yang tidak mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta
Aku yang terperangkap dalam lingkaran cinta. Dilemma akan perasaaanku
Aneh! Betapa aneh perasaan ini saat didekatnnya
Apa ini? Mengapa seperti ini? Aku masih mempertanyakannya
Namun semua berubah dengan kata-kata itu...
Sebuah pengakuan dari dirinya...
Meyakinkanku dengan apa yang yang ku rasakan...
Cinta...! aku rasa... Aku Jatuh Cinta...
Padanya...!
Senyum meggelitik mewarnai wajahku saat menulis kata-kata itu. Bukupun merasa tidak percaya dengan tulisanku, sekian tahun mungkin teman karibku itu menunggu kata cinta. Bahkan, diriku juga tidak percaya bahwa aku menulis tentang cinta. Aku juga tidak percaya akan perasaan ini, terkadang aku bingung dan takut, namun aku juga bahagia. Seluruh pengakuan Minho tidak pernah hilang dari pikiranku, membuatku tersenyum sendiri bahkan bisa ku rasakan wajahku yang semerah tomat bila aku memikirkan itu. Minho berhasil menembus pintu itu, ia berhasil membukanya dan menerangi kegelapan dibalik pintu itu, ia berhasil mengusir segala ketakutan yang selalu menghantui ku, walau aku masih merasa belum siap untuk berhubungan secara resmi namun setidaknya aku mengerti dengan perasaanku dan aku bahagia.
"Aigoo Uri Sulli tidak berhenti tersenyum juga" Goda Suzy memperhatikan ku dan betapa bodohnya aku sampai lupa aku bersama ke tiga sahabatku yang tidak akan membiarkan ku pergi tanpa menjelaskan semuanya.
