Rumah sakit

64 1 0
                                    

Desingan alat alat rumah sakit mengaluni hatiku yang mulai memilu . hatiku semakin hancur . bahkan aku membenci diriku sendiri . aku tak ingin kehilangan ayah .
Aku melihat ayah terbaring . dokter pun keluar dari kamar ayah.
"Bagaimana dok? Bagaimana ayah saya?" tanyaku.

"Ayah anda terkena kanker otak , kemungkinan besar harus dioperasi." jawab dokter.

"Lakukan apa saja dok, agar ayah saya sembuh" kataku.

"Kami akan melakukan sebaik mungkin" kata dokter dan segera berlalu pergi.
Aku segera masuk ke kamar ayah .
Aku mulai meneteskan air mata .

" Maafin venia yah.."kataku

Ayahpun sadar. Betapa bahagianya hatiku melihat ayah sudah membuka matanya.

"Ayah maafin venia. , aku segera memeluk ayah. "

"I.. Iy..iya venia , maafin ayah juga." kata ayah

"Venia , jangan jadi anak yang durhaka ya , nurut sama ibu , kakak kakakmu." kata ayah

"Iya ayah." aku masih memeluk ayah

"Ma.. Af..in..a..yah." kata ayah. Kurasakan hembusan terakhir dileherku.
" ayah ? Ayah baik baik saja kan" kataku dan segera melepas pelukan . mesin rumah sakit itu berbunyi aku segera lari  memanggil dokter.
Suasana hatiku mulai kacau, semua campur aduk, masih jelas kudengarkan mesin mesin rumah sakit itu.

Setelah beberapa menit. Dokter pun keluar dari kamar ayah .
"Maafkan kami , kami tak bisa menolong ayah anda . tuhan berkehendak lain." kata dokter
" maksud dokter??? Ayah saya meninggal ?? " tanyaku
" iya. "Jawab dokter singkat tapi seperti menusuk dikepalaku.
Aku tertunduk lesu , dan mulai meneteskan air mata.
***

Maafkan Aku Ayah(New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang