writer's note : siapkan diri kalian masing masing, chapter ini panjang. banget.
Lima setengah tahun kemudian...
Namira's pov.
Hai. Hehe, gue lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(credits to the rightful owner)
Bosen, gak? Jangan ya!
Karena gue disini masih mau cerita.
Bukan, bukan sebagai Namira yang dulu.
Gue sekarang udah jadi mahasiswa!
Dan lagi, tebak gue kuliah dimana?
Di German! Ha ha ha..
Gue ngambil kedokteran. Iya karena emang daridulu, cita cita jadi dokter anak.
Awal bilang ke keluarga gue, kalau gue mau nerusin studi di German, pada bentrok.
Bunda sama papa sih, ngizinin.
Tapi Reo dan Bagas. Ya ampun, gue didiemin dua minggu full!
Ini yang orang tua gue tuh siapa, sih?
Dan akhirnya, atas bujukan bunda dan papa, Reo sama Bagas pun luluh.
Mereka yang paling bawel, dari dulu sampai sekarang, harus banget gue ngabarin kalau ada apa apa, abis darimana, pulang jam berapa, tadi makan apa.
Ya ampun, bunda sama papa aja cuma nanyain,
"uang kamu masih cukup?"
"gimana disana, Nam?"
"betah?"
Aduh, gue jadi kangen, kan, sama mereka.
Dulu, gue sempet sebel banget aja sama negara ini.
Tapi semuanya udah berubah, kok.
Lebaynya sih, bahkan pandangan gue ke dunia tuh udah beda. Gue lebih fresh. Gue lebih bisa mengendalikan diri gue sendiri.
Tapi, ada satu yang masih tetap.
Oh iya, disini, gue tinggal di apartement milik salah satu temen deket papa gue, ya lumayan tempatnya.. cukup untuk ukuran mahasiswa kaya gue.
Sederhana, adem, klasik. Itu yang gue suka dari German.
Setiap pagi, gue selalu menyempatkan untuk berkunjung ke perpustakaan umum yang kebetulan deket tempat tinggal gue.
Lalu gue masih bisa kerja part time.
Temen temen gue aneh, katanya, gue anak kedokteran, masih aja nyempetin kerja part time.
Ya, gimana, kalau di Indonesia, gak bakalan di izinin sama Reo dan Bagas. Jadi gue ngambil kesempatan disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya ( Jaehyun x Chaeyeon )
Fiksi Remaja[ C O M P L E T E D ] Karena kamu masih bahagiaku, dan bahagiaku harus dapat bahagianya.
