Sore itu di kedai kopi
kamu mengulurkan tangan
untuk yang pertamakalinya
membantuku berdiri dari beratnya dunia
Sore itu di kedai kopi
kamu memberiku sebuah senyuman hangat
yang hingga saat ini aku pakai
untuk melawan kejamnya dunia
Sore itu di kedai kopi
aku kau temani
menyelesaikan persoalan yang disebut dengan tugas biologi
dengan sabar, ucapanmu sangat hati-hati
Sore itu di kedai kopi
kau memaksaku untuk bisa tertawa
memaksaku untuk bisa bangkit sendiri
memaksaku untuk menipu banyak orang dengan senyuman
dan berkata bahwa semua baik-baik saja
karena..
Sore itu di kedai kopi
kau memperkenalkan aku dengan seseorang
ternyata dia tidak hanya cantik
dia pandai merebut hatimu
cocok sekali dengan kau
yang juga pandai mengambil hatiku
Langit oranye sore itu
berubah murung seperti mendung
yang matanya siap menumpahkan hujan
yang mulutnya siap menggelegarkan petir
Sore itu kedai kopi sepi
sibuk merasakan sesak
sibuk menyantap duka
yang aku juga rasa
Sore itu kedai kopi membisu
sebagai satu-satunya tempat yang tahu
dimana kau merebut hati
dan membantingnya sampai mati
--Yogyakarta, 25 Juni 2018
YOU ARE READING
Puingan Kenang
PuisiSecara tiba-tiba Tanpa angin bahkan sebuah sapa Kau datang semacam kejutan Membuat aku yang tidak punya sayap bisa terbang Pesan singkatmu selalu menghangatkan pagiku yang biasanya dingin Bukan sempurna hanya saja kau selalu menuntut untuk bisa lebi...