Sinar matahari menyinari rambut panjang terurai berwarna coklat seorang perempuan yang sedang berdiri di sebrang rumahku. Ia memiliki paras yang cantik dan kulit yang terang. Tetapi yang membuatku terheran-heran yaitu, aku tidak bisa melihat angka-angka diatas kepalanya.
hantu?
Aku bertanya kepada diriku sendiri. Apakah ia benar-benar hantu? Mungkin itu sebabnya aku tidak bisa melihat sisa waktu diatas kepalanya. Kalau begitu apakah aku juga hantu? aku juga tidak bisa melihat angka-angka diatas kepalaku.
Aku menampar pipi kiriku dengan sangat keras, mencoba untuk memastikan apakah aku bisa merasakan sakit untuk menguji apakah aku hantu atau bukan.
"AAH!" teriakan itu tak sengaja keluar dari mulutku yang disebabkan oleh rasa sakit menyengat di pipi kiriku karena tamparanku sendiri. Perempuan itu dengan spontan melihat ke arahku dan tersenyum. Bukan, ia tidak tersenyum ramah. Ia tersenyum seperti menertawakanku. Akupun merasa sangat malu karena bertingkah sangat konyol dan meninggalkan kesan pertama yang menyedihkan.
Secara tidak sadar, akupun langsung lari kedalam rumahku karena malu. Aku menyapa tanteku yang sedang menonton tv di ruang keluarga dan berlari menaiki tangga untuk menuju ke kamarku. Setelah berada di dalam kamar, akupun langsung melihat ke luar jendela yang mengarah ke sebrang. Ya, rumah perempuan itu.
Aku melihat ia sedang memasukan barang, dibantu oleh dua orang dari jasa pindah rumah. Kenapa dia sendiri? maksudku dia sedang bertiga sekarang tapi dimana orang tuanya? kakak? adik? kerabat?
Apa dia tinggal sendiri?
Dia terlihat seumuran denganku. Banyak sekali pertanyaan di dalam benakku ini. Pertanyaan-pertanyaan itu terus bermunculan. Terutama pertanyaan tentang alasan kenapa aku tidak bisa melihat angka-angka diatas kepalanya. Dia tidak mungkin hantu karena orang-orang dari jasa pindah rumah itu juga bisa melihatnya. Apa mataku sedang mengalami masalah? apa aku tiba-tiba memiliki mata minus? itu sebabnya aku tidak bisa melihat angka-angka diatas kepalanya? Tapi aku masih bisa melihat angka-angka kedua orang yang membantunya itu dengan jelas.
Entahlah, semakin aku pikirkan kepalaku semakin pusing. Aku pun merebahkan diri di Kasur dan menatap langit-langit. Aku mengambil handphoneku dari dalam saku celanaku. Melihat ada 13 pesan. Apa aku sudah menjadi seseorang yang sangat penting sehingga ada 13 pesan di handphoneku? Ingin rasanya aku menertawakan diriku sendiri ketika menyadari 12 pesan itu adalah iklan-iklan dari official account. Aku terkekeh karena merasa terlalu percaya diri. 1 pesan lagi adalah pesan dari Vincent.
Vincent: "Hey, Gian!!!! temani aku besok menonton."
Gian : "Nonton TV?"
Vincent: "Bioskop sayang."
Gian: "Okay baby"Aku tertawa terbahak-bahak ketika menulis pesan untuk Vincent. Mungkin jika orang-orang melihat pesan kami mereka akan menyangka bahwa kami adalah sepasang kekasih. Tapi aku sudah cukup nyaman berteman dengan Vincent sehingga aku bisa bergurau seperti ini. Aku teringat ketika tanteku menanyakan kepadaku apakah aku gay karena aku terlalu sering jalan-jalan berdua dengan Vincent. Akupun tertawa dan menggelengkan kepalaku ketika mengingatnya.
"GIAN!" aku mendengar teriakan tanteku dari bawah. Aku pun langsung berdiri dan buru-buru menuruni tangga. Ketika aku sudah dibawah, aku melihat tanteku sedang tersenyum dan memegang brownies ditangannya. Tanganku yang mencoba mengambil kue itu langsung di tepis dengan keras oleh tanteku.
"Ah! kenapa tidak boleh? itukan brownies untukku!"Ucapku sambil mengusap tangan kananku yang kesakitan. Senyum tanteku memudar dan ia menyipitkan matanya.
"Tante tidak pernah bilang ini untukmu, Gian." Tanteku berjalan menjauhiku dan menuju pintu depan. Sebelum membuka pintu, ia tersenyum lagi.
"Temani tante untuk memberikan kue ini kepada tetangga baru kita!" Mataku terbelalak terkejut ketika tanteku berbicara seperti itu. Akupun langsung menolak ajakan dari tanteku yang disebabkan oleh rasa maluku karena berteriak secara tiba-tiba disebrang perempuan itu tadi. Tetapi, tanteku menarik tanganku dan menyeretku keluar. Aku memberontak dan mencoba melepaskan tanganku.
apakah tanteku sungguh seorang wanita? Kenapa tenaganya kuat sekali? sial! akupun mempertanyakan apakah aku sebenarnya lelaki.
Tanpa kusadari aku dan tanteku pun sudah berada di depan pintu rumah perempuan itu. Tanteku melepaskan genggamannya terhadap tanganku dan langsung mengetuk pintu. Aku masih tidak percaya tanteku menyeretku hanya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lainnya tidak terusik karena sedang memegang kue.
Setelah beberapa ketukan, pintu itu perlahan dibuka oleh perempuan yang aku lihat tadi. Aku melihat tanteku tersenyum ramah kepada perempuan itu. Perempuan itu juga membalas senyuman tanteku.
senyum ramah. bukan senyum yang menertawakanku tadi.
"Wah ternyata benar, tetangga baruku sangat cantik!"Puji tanteku kepada perempuan itu. Perempuan itu tertawa dengan tawa yang kecil dan menggelengkan kepalanya.
"hahaha, itu tidak benar, tetapi terimakasih untuk pujiannya." Sanggah perempuan itu. Aku merasakan cubitan kecil di lenganku. Akupun melihat tanteku dan memasang muka layaknya bertanya 'Kenapa?'. Tanteku menghadap kepadaku seraya menyipitkan matanya dan menolehkan matanya kepada perempuan itu seperti berbicara 'Sapa dia dengan benar kalau tidak aku usir kau dari rumah'.
"Halo"Sapaku dengan singkat padat dan jelas. Wajahku tidak menunjukan seringai atau senyuman apapun itu. Datar, kata itu bisa mendeskripsikan wajahku pada saat menyapanya. Kenapa? entahlah. Aku merasa malu dan berpikir aku harus berlagak keren didepannya.
Perempuan itu terkekeh dan membalas sapaanku dengan 'halo'. Setelah itu terjadi keheningan yang membuat suasana canggung. Seakan mengerti dengan kecanggungan itu, tanteku langsung berbicara lagi.
"Siapa namamu?"Tanya tanteku sembari tersenyum.
"Earlene tante, Earlene Dominica."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
Teen Fiction"Mereka bilang 'waktu yang akan memberi tahu apa yang akan terjadi selanjutnya', tetapi bagaimana jika tidak ada waktu yang bisa memberi tahuku?" -TIME