Part 6

213 12 5
                                    

*Justin POV

"Dad apa setelah ini aku boleh makan ice cream?"tanya seorang anak kecil yang tengah bersama ku dan Karen. Anak kecil yang memiliki paras yang cantik sama seperti ibunya. Memiliki warna mata yang sama denganku. Rambut coklat yang sedikit ikal. Siapa lagi jika bulan putri ku, Jeslyn.

"Tentu saja boleh, tapi jangan memakannya terlalu banyak itu tidak baik" aku menasihati nya agar dia tidak memakan ice cream terlalu banyak, karena itu tidak baik untuk kesehatannya

Ya, setelah aku membicarakan semuanya dengan Karen aku memutuskan untuk mengajak mereka ke taman kota. Karena kebetulan Jeslyn sedang libur hari ini, jadi aku memanfaatkan waktu ada.

Aku dan Karen duduk di salah satu bangku taman kota. Kami mengawasi putri kami yang sedang bermain dengan teman barunya ku rasa.

"Kau bekerja?" tanya ku memecahkan keheningan antara kami berdua. Karen menoleh ke arahku dan menatap ku sebentar lalu kembali menatap ke arah Jeslyn

"Ya, aku bekerja di sebuah mini market kecil, jaraknya tidak jauh dari rumah. Penghasilannya memang tidak besar, tapi setidaknya itu cukup untuk membiayai sekolah Jeslyn dan kebutuhan kami sehari-hari" jelasnya yang membuat ku terenyuh. Aku sungguh merasa bersalah telah meninggalkan Karen. Menelantarkan nya tanpa sebuah pertanggungjawaban. Membuatnya harus banting tulang untuk membiayai hidup mereka sehari-hari. Ampuni aku Tuhan. Aku benar-benar menyesal.

"Kau bekerja sendiri?" tanya ku lagi

"Tentu saja, ibu ku sudah tua Justin tidak mungkin jika ia juga ikut bekerja" terang nya

"Maafkan aku Karen, karena aku kau harus begini, karena aku kau harus banting tulang untuk hidup sehari-hari, untuk membiayai sekolah Jeslyn dan lain-lain. Aku memang lelaki yang bodoh. Aku pria paling tolol di dunia. Aku-"

"Cukup Justin. Kau tidak perlu menyalahkan diri mu seperti itu. Ini semua adalah kehendak Tuhan. Ini adalah jalan yang harus kita tempuh. Dulu aku memang tidak bisa menerima semua ini. Aku menyalahkan mu atas semuanya. Tapi sekarang aku sadar jika ini adalah takdir yang sudah Tuhan garis kan untuk kita. Jalan hidup yang memang harus kita jalani. Jadi kau tidak usah menyalahkan dirimu sendiri" ucapnya lalu menoleh ke arahku dan tersenyum dengan manis. Oh Tuhan betapa bodoh nya aku menelantarkan gadis secantik dan semanis Karen.

"Terimakasih Karen karena kau sudah mau memaafkan aku. Aku berjanji akan selalu membahagiakan kalian" ucap ku ikut tersenyum lalu merangkul pundak nya dan meletakkan kepalanya di atas bahu ku

"Sekarang kau tidak perlu lagi bekerja di mini market itu" ucap ku. Dia menarik kepalanya dari pundak ku sambil memberikan tatapan terkejutnya. Aku hanya terkekeh melihatnya

"Sudah ada aku disini. Jadi kau tidak perlu bekerja lagi. Aku yang akan membiayai kebutuhan kalian. Dan kalian tidak akan tinggal di sini lagi, kalian akan ikut denganku" lanjut ku

"Tapi Just, aku senang dengan pekerjaan ku yang sekarang" rengek nya. Ohh dia terlihat sangat manis

"Tidak, aku bilang kalian akan ikut dengan ku ke New York" ucap ku dengan sedikit memaksa

"Tidak tidak, aku dan Jeslyn sudah nyaman di sini Just" sergah nya

"Ku mohon Karen, aku hanya ingin berusaha bertanggung jawab atas kalian" jelasku

"Ya ya ya terserah kau saja"

Tiba-tiba Jeslyn menghampiri kami sambil tersenyum ke arah ku dan Karen

"Daddy, aku ingin ice cream" ucapnya sambil tersenyum malu malu memperlihatkan beberapa giginya yang sudah ompong

"Jadi Princess nya Daddy yang cantik ini ingin ice cream?" tanya ku sambil mencolek hidung mungil nya dan ia mengangguk sambil tetap tersenyum

Forgive Me //JB Love Story //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang