PROLOG - Bina -

8 3 0
                                    

Bunny, 26 Juni 2018 🔥

*****

Saya hanyalah perempuan yang datang dari salah kota di Jawa Tengah dan menetap di salah kota di Jawa Barat. Kenapa pindah? Karena keadaan yang menuntut saya untuk pindah lokasi tempat tinggal. Saya adalah anak yatim. Ibu sudah lama meninggal, lebih tepatnya ketika saya berusia 10 tahun dan sekarang saya berusia 20 tahun.

Saya dan satu saudara perempuan saya tinggal sama Ayah di kota Solo. Dan Ayah sejak 6 tahun lalu memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang perempuan asal kota Bandung. Dari pernikahan mereka di karunia satu orang anak laki-laki yang menjadi adik tiri saya.

Istri baru Ayah, saya biasanya memanggil beliau, Mama, ternyata punya satu anak laki-laki lagi dari pernikahan sebelumnya. Dan anak pertama Mama itu menjadi kakak saya, yang artinya dia menjadi anak tertua di keluarga ini.

Yang awalnya saya berpikir, "Ibu tiri dan keluarga tiri itu jahat, aku tidak suka dengan mereka. Aku tidak suka Ayah menikah lagi", berubah ketika Ayah membawa saya dan adik saya ke Bandung untuk bertemu Mama dan abang. Karena Mama dan abang sangat baik pada kami berdua.

Usia saya dan abang tidak terlalu jauh. Kami hanya berbeda 4 tahun. Karena itulah kami cocok dan tidak terlalu susah untuk mendekatkan diri. Paling yang susah adalah adik saya. Karena baginya, sosok Ibu tidak bisa di gantikan oleh perempuan lain, begitupula dengan sosok Mama yang sekarang mengisi keseharian kami semua. Bagi dia juga, sosok kakaknya adalah cuma saya tidak ada kakak lainnya, termasuk sosok abang.

Saya sudah mencoba memberikan banyak pengertian kepada dia. Tapi tetap saja. Dia menuruni keras kepala Ayah. Walaupun begitu, sekarang saya patut bersyukur, karena adik saya sudah mau menerima keberadaan Mama dan abang di rumah. Lebih tepatnya, dia mulai menerima keadaan ini ketika Mama melahirkan si baby 5 tahun lalu.

Saya sangat susah untuk terbuka dengan laki-laki, kecuali Ayah dan abang serta sahabat dekat saya. Dengan kondisi yang seperti itu, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang mendekati saya terus menerus.

Risih. Itu yang saya rasakan.

Saya dengar dari teman-teman lain, laki-laki itu adalah laki-laki yang menjadi incaran para perempuan di tempat kuliah dan juga ternyata laki-laki itu punya beberapa usaha yang Ia bangun sendiri.

Tampang laki-laki itu cukup tampan, malah melebihi kata cukup untuk standar seorang laki-laki mapan di usia mudanya. Semua perempuan yang melihatnya pasti akan sekuat tenaga dan memutar otaknya untuk mendekati laki-laki itu.

Tapi saya tidak.

Ya karena itu tadi, saya susah untuk berbuka dengan laki-laki lain.

Saya harus apa?

Menolak? Ingin melakukan itu. Tapi saya sadar. Kehadiran dia sudah mengusik kehidupan saya beberapa waktu ini. Dam entah mengapa saya suka itu.

Dan lagi, Ayah dan abang cukup protektif kepada anak-anaknya dan adik-adiknya. Saya tahu itu. Mereka ingin saya aman dari orang-orang di luar sana.

Di sini saya ingin bilang untuk laki-laki itu...

Terimakasih sudah mengisi hari-hari saya. Dan saya rasa, perasaan yang kamu rasakan lambat laun mulai ada di hati saya. Dan saya mau bilang juga, jangan capek untuk merebut hati saya ya? Karena kalau kamu capek, saya pasti sedih dan saya pasti tidak tahu harus apa ketika hati dan diri saya mantap memilih kamu. Terimakasih.

- Larasati Abina -

*****

TBC! 🔥

Note :
Mau di jadikan satu sama part yang tadi, cuma kayanya enak di pisah aja deh. Pisahnya enggak jauh-jauh kok, soalnya biar enggak kangen, haha 😂 Semoga suka ya 😍

Jangan lupa, berikan saya vote dan komentar ya? 😉 Terimakasih! 💕

Bunny, 01 Juli 2018 🔥

The Difference Between Us [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang