1. Cafe

7 2 0
                                    

Bunny, 26 Juni 2018 🔥

*****

Hari ini adalah hari kesekiannya di kota dengan julukan kota kembang, Bandung. Semestinya di hari ini dan di pagi ini Ia masih bisa leyeh-leyeh di atas kasur. Namun sayang harapannya harus musnah seketika karena tadi malam Ia mendapatkan telfon dari tempatnya bekerja. Bahwa hari ini seorang Larasati Abina harus berangkat bekerja di shift pagi.

Sial? Ya bisa di bilang begitu. Tapi mau bagaimana lagi. Namanya juga orang kerjakan ya.

Sebenarnya perempuan ini tidak bekerja juga tidak apa-apa. Karena sang Ayah adalah pemilik sebuah perusahaan ternama di Indonesia, sedangkan sang Mama adalah seorang desainer yang sudah memilik nama di kanca nasional maupun internasional. Tak lupa juga sang kakak laki-laki yang di memiliki julukan, sang pebisnis muda di usai 24 tahun. Karena kakaknya itu sudah memiliki beberapa restoran dan juga cafe dari sabang sampai merauke, tak lupa beberapa cabangnya juga ada di luar negeri seperti di Australia dan Thailand.

Tapi karena sejak dini orang tuanya sudah menanamkan sikap mandiri, mau tak mau Bina, sapaan akrabnya, sudah harus mandiri. Dengan salah satunya Ia bekerja.

Faktor lainnya adalah Ia tak mau di kenal sebagai anak serta adik dari orang yang berpengaruh di dunia perbisnisan dan di dunia stylish.

Bina mau, orang mengenal dirinya sebagai Larasati Abina sendiri. Bukan Larasati Abina anak dari Pak Gabriel, seorang pemilik perusahaan ternama dan Bu Abigail, seorang desainer ternama serta adik dari Bima, seorang pebisnis muda.

Bina sangat tidak mau jika orang lain mendekati dirinya hanya karena latar belakang keluarga itu. Oleh karena itu, Ia tidak mempunyai banyak teman.

Setelah berpakaian rapi, Ia keluar dari kamarnya dan menuju meja makan yang berada di lantai satu.

"Pagi bi Ina," Sapanya kepada salah satu pekerja yang sudah Ia anggap sebagai ibunya sendiri.

"Pagi, non. Mau sarapan apa?"

"Roti aja. Tapi bikin teh anget ya, bi?"

"Oke, non. Tunggu sebentar ya." Dan di balas oleh Bina dengan anggukkan kepala.

Karena sekarang sudah pukul 8 pagi, rumah sepi. Sang Ayah yang sudah pergi ke kantor. Sang Mama yang sudah menuju butiknya. Sang kakak yang mungkin sedang meninjau salah satu restoran atau cafe miliknya. Dan kedua adiknya yang mungkin sedang melakukan kencan.

Bukan kencan yang kalian pikirkan. Kencan di sini maksudnya jalan-jalan bersama.

Agustina Karina, Rina, sang adik perempuan selalu memonopoli Gaga, adiknya yang berusia 5 tahun. Rina selalu bilang, "Aku mau kencan sama Gaga, bukan jalan-jalan." Entahlah adik perempuannya tidak menyukai kata jalan-jalan ketika dengan Gaga. Dan lebih memilih kata kencan.

Aneh. Memang. Bina saja sering berpikir, "Rina kenapa sih?" dan jawabannya yang tahu hanya Tuhan dan Rina sendiri.

Walaupun begitu, Bina sangat sayang kepada mereka.

"Ini tehnya, non." Bi Ina mengantarkan segelas teh pesanan Bina tadi.

"Makasih, bi."

Dan di meja makan itu tinggalah Bina seorang diri.

Kadang kala memang Ia harus rela sarapan seorang diri, karena kebiasaan tidurnya yang di luar kebiasan orang lain ketika tidur yang membuat Ia telat bangun. Untungnya keluarganya makluminya. Walaupun harus beberapa waktu kena omelan dari kedua orang tuanya.

Sambil menemani waktu sarapan yang sendirian ini, Bina membuka sebuah video cover yang beberapa waktu lalu Ia download di salah satu aplikasi bernama youtube. Ia mengklik video bernama "Taeyeon – Fine [English Cover]" dan terputarlah video itu yang menampilkan seorang gadis cantik yang Bina sendiri kurang tahu namanya siapa.

The Difference Between Us [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang