👠 - dua

788 114 1
                                    

Aku menuju sofa di pojok ruangan dan berbaring di sana. Bekerja sebagai editor sangat menguras tenaga dan pikiran.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, pekerjaanku sudah selesai sekitar tiga puluh menit yang lalu.
Setelah sepuluh menit berbaring, aku memutuskan untuk pulang. Aku membereskan barang-barangku dan keluar dari ruangan.

Berharap hariku akan bagus setelah kejadian tadi pagi ternyata sia-sia saja. Saat sampai di lobi, dia, lelaki itu duduk di salah satu kursi tunggu. Aku hanya bisa menghela napas. Oho, tidak mudah menyerah rupanya dia.

Aku berniat melewatinya tanpa menyapa, toh dia duduk membelakangi jalan yang ku lewati. Namun beberapa langkah lagi saat aku akan sampai di pintu keluar, sebuah tangan sudah menarikku--lagi.

"Kerjaan kamu udah selesai? Udah mau pulang?" tanyanya dengan nada yang manis, jangan salah sangka, nada-nya membuatku ingin menonjoknya saat itu juga.

"Nggak bisa lihat udah mau keluar?"

Dia lalu menghela napasnya lagi, masih mempertahankan senyumannya yang membuatku muak itu,
"Ya udah, ayo aku antar pulang."

"Sejak kapan kamu mau antar jemput aku Mister Jeffrey Jonathan? Jangan begini, ngeri tahu nggak," kataku mengejeknya.

Dia lagi-lagi menghela napasnya. Aku ingin lihat, sesabar apa lelaki di hadapanku ini. Well, karena semua orang tahu, Jeffrey bukan orang yang sabaran. Dan akhir-akhir ini, aku terus menerus membuatnya harus bersabar.

"Jingga, jangan gini, please," katanya, ada nada memohon di sana. Wow, seberuntung itukah aku, sampai seorang Jeffrey Jonathan mau memohon padaku.

"Kita bisa coba buat balik lagi kayak dulu, Ji."

"Haha apa? Balik kayak dulu? Ngaco kamu Jeff. Apa aku perlu ingatin ke kamu kalau semua jadi kayak gini ya gara-gara kamu!"

Aku sudah tidak bisa menahan emosiku lagi. Untungnya lobi sudah sepi, jadi aku tidak perlu malu karena debat kusir tak berguna dengan lelaki brengsek ini.

"Jeff, seberapa keras kamu nyoba buat balikin keadaan, kita nggak akan bisa kayak dulu," kataku dengan nada yang lebih lemah.

Dan lagi-lagi aku beranjak meninggalkannya terlebih dulu. Dari ekor mataku aku bisa melihat, Jeffrey sedang menunduk, meremas rambutnya, aku tahu dia sedang frustrasi.

¤¤¤¤¤

Try Again; Jaehyun Jiho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang