•••
I'm here...
Next to you...
I'm here...
Next to you...
I love your hair...
I'm here...
Can i touch your hair?
"Lisa! Tenang, nak." ucap Nyonya Manoban dengan cemas.
Lisa terus terusan mengamuk dan menutup kedua telinga nya. Suara Sehun terus terngiang-ngiang.
Ia bahkan tak bisa membedakan yang mana nyata dan yang mana hanya halusinasinya.
"Lisa ... tenang, nak." Gumam Nyonya Manoban menenangkan.
Ia langsung memeluk anaknya itu dan mengelus punggung nya agar tenang.
Nyonya Manoban jadi menyesal meninggalkan anaknya itu sendiri.
Seharusnya ia mengajak Lisa untuk berbicara dengan polisi di ruang tengah.
Tetapi apa yang ia dapat adalah sekarang Lisa terus mengamuk dan melemparkan barang-barang disana.
Bahkan Nyonya Manoban sendiri sedikit kewalahan. Untung saja masih ada pihak kepolisian disana yang membantu menenangkan anaknya itu.
Untung saja Nyonya Manoban cepat sampai ke kamar. Jika tidak--- Lisa akan mencabut perban matanya dan terus melemparkan barang-barang disana.
Karena yang Nyonya Manoban dapat tadi saat Lisa mencoba melepas perban nya.
"Mommy..." ucap Lisa tersendu-sendu dan mulai membalas pelukan Ibunya setelah kembali tenang.
"Iya, nak." Jawab Nyonya Manoban prihatin.
"Please, stay here. I'm so scared."
Nyonya Manoban semakin mempererat pelukannya dan melirik polisi yang ada disana yang terlihat mulai lega.
"Sepertinya saya akan menyuruh seseorang agar menemani kalian disini." Ujar sang polisi yang langsung di angguk setujui oleh Nyonya Manoban.
••••
Hari terus berganti.
Bell rumah berbunyi membuat Nyonya Manoban langsung pamit pada Lisa untuk membuka pintu.
Lisa bergeming dan meraba meja makan disana lalu meraih segelas air.
Ia langsung meneguknya hingga habis sembari menunggu Ibunya yang membuka pintu.
Sarapan hari ini terasa hambar. Setelah ini ia akan pergi untuk memeriksa kesehatannya.
Jujur saja ia masih suka mendengar suara Sehun namun ia mencoba tenang agar Ibunya tak khawatir.
Karena dari apa yang Lisa tahu dan pelajari dari dokter yang merawatnya--- ia hanya berhalusinasi karena trauma cukup berat.
Nyonya Manoban membuka pintu rumah dengan senyuman yang mengembang.
"Hello." Sapa tamu itu yang hanya dibalas dengan senyuman tipis oleh Nyonya Manoban.
Ia langsung menyuruh orang itu masuk. Tanpa perlu ia tanya pasti orang itu adalah orang yang di utus oleh pihak kepolisian untuk tinggal sementara disana.
Karena sebelum melakukan sarapan--- pihak kepolisian sudah memberi informasi.
"Sebelumnya, nama saya Zach." Ucap orang itu memperkenalkan dirinya.
Nyonya Manoban mengangguk dan menuntun Zach menuju dapur.
"Kau bisa memanggilku Jessica."
Zach mengangguk dan mereka mulai memasuki kawasan dapur.
Ia bisa melihat seorang gadis remaja yang sedang duduk seorang diri disana.
Matanya ditutupi perban.
"Nak--- orang yang akan tinggal disini sudah datang. Ayo, perkenalkan dirimu."
Lisa tersenyum dan dibantu oleh Nyonya Manoban untuk berdiri agar bisa berhadapan dengan orang itu.
"Lisa." Ucap Lisa memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya.
Zach tersenyum tipis lalu menarik tangan Lisa agar sejajar dengan tubuhnya.
"Zach."
Lisa terdiam dan langsung memundurkan langkahnya.
"Lisa? Kau kenapa?" tanya Jessica cemas.
Tubuh Lisa mulai bergetar.
Tidak.
Ia tak salah dengar.
Suara Zach benar-benar mirip seperti milik suara Sehun.
Tetapi ia takut jika itu hanya halusinasi nya dan trauma nya hingga menganggap semua suara orang terdengar sama.
Ia menarik napas dalam dan mencoba tenang lalu memajukan langkahnya dan meraba-raba angin kosong untuk mencari keberadaan Zach.
Zach hanya diam dan merasakan tangan Lisa mulai meraba tubuhnya bahkan kini tangannya sudah berada di wajahnya.
Lisa bernafas lega.
Pria itu menggunakan anting.
Berbeda dengan Sehun.
Ah, seharusnya Lisa tak usah khawatir.
Mau tamat ga nih?
Wkwk apaan dah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionCan't describe. Ps. Judul diganti dari 'I'm Here' to 'Obsession'