•••
Sudah hampir tiga bulan Sehun menyamar dan sudah hampir tiga bulan juga ia berhasil menyembunyikan identitasnya.
Untung saja tak ada jejak-jejak yang tertinggal meski waktu itu pernah ditanyai tentang apakah ada pihak kepolisian datang kesana atau tidak.
Namun belakangan ini ia harus berhati-hati karena pihak kepolisian mendatangi rumah lamanya.
Ia melirik Lisa sekilas.
Mulai perlahan Lisa mulai kembali normal.
Ia merupakan pasien yang termasuk cepat untuk memulihkan trauma nya.
Sehun tersenyum tipis dan membantu Lisa untuk meneguk minumannya.
Andai saja ia tak memiliki trauma memiliki kekasih yang suka selingkuh--- mungkin ia tak akan membuat Lisa seperti ini.
Ia hanya takut jika Lisa berpaling padanya saat melihat pria tampan lainnya.
Mungkin Lisa belum mengetahui nya ataupun mengenal nya tapi faktanya Sehun sudah mengikuti Lisa bahkan sebelum gadis itu pindah rumah.
Ia adalah tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Tetangga yang selalu memerhatikan Lisa setiap malam dengan menyelinap lewat jendela.
Sehun juga bersyukur karena Jessica awalnya tak mengenali dirinya.
Ya, mungkin karena Sehun hanya keluar ketika malam hari.
Yang membuat ia tertarik pada Lisa sebenarnya adalah karena ia menganggap dirinya dan Lisa sama.
Karena Sehun juga tak suka bergaul maka dari itu mantan kekasihnya selalu menyelingkuhi nya hingga membuat ia menjadi menyeramkan.
Ia mengelus rambut Lisa lembut dan mengendusnya pelan.
Ingin sekali Sehun memotong rambut gadis itu lalu di simpannya di dalam lemari.
"Kau ingin tidur?" tanya Sehun yang hanya di balas gelengan oleh wanita itu.
Tangan Lisa mulai meraba wajah pria itu dan mengusapnya lembut.
"Aku yakin--- pasti kau adalah pria yang tampan." Puji Lisa dengan senyuman.
Sehun ikut tersenyum mendengar itu.
"Dan kau adalah gadis yang cantik." Ujarnya membuat pipi Lisa bersemu.
Ia memandangi gadis itu. Sudah beberapa hari ini Lisa beralih memakai kacamata hitam membuat gadis itu tampak lebih cantik.
Entah sejak kapan, Lisa mulai berbagi cerita pada pria itu bahkan ia pernah mengakui bahwa ia menyukai pria itu membuat Jessica menikahkan mereka sebulan yang lalu meski umur Lisa masih terbilang cukup muda.
Ia mempercayakan anaknya itu pada Sehun.
Perlahan namun pasti.
Sehun melepas kacamata hitam yang Lisa pakai membuat gadis itu langsung menutupi matanya.
Ia masih malu meski status mereka sudah suami istri.
Lisa takut jika Sehun akan berpaling dari nya karena melihat dengan jelas bahwa gadis itu benar-benar tak memiliki mata lagi.
"Sstt. Jangan ditutup." Desis Sehun membuat Lisa perlahan melepas tangannya.
Sehun langsung mencium pipi gadis itu dengan lembut.
Ia lebih suka gadis itu dengan kondisi seperti itu.
Tanpa sepasang mata-pun ia tetap terlihat cantik.
"Aku harap kau tidak akan meninggalkanku setelah melihat ini." Desis Lisa dengan suara bergetar.
Bukannya menjawab--- Sehun mulai memakaikan Lisa penutup mata hitam agar Lisa merasa lebih baik.
Ia tak suka melihat Lisa memakai kacamata karena membuat pria itu susah menciumnya.
"Kau akan selalu cantik bahkan tanpa sepasang mata sekalipun."
Lisa mulai tersenyum.
Ia benar-benar bersyukur karena pria itu menerimanya apa adanya.
Lisa mengangkat tangannya lalu meraba wajah Sehun dan menarik wajah pria itu.
Perlahan namun pasti. Lisa mulai mencium pria itu dengan lembut. Dengan kasih sayang penuh.
Ia merasa seperti orang yang beruntung di dunia.
Meski ia cacat--- namun pria itu tetap berada di sisi nya.
Sehun mulai membalas ciuman gadis itu bahkan mulai melumatnya dengan ciuman yang begitu panas.
Ia menarik wajah Lisa agar ciuman mereka lebih dalam.
Dan beberapa lama kemudian mereka melepas ciumannya untuk mengatur napasnya.
Sehun mengusap rambut Lisa pelan.
"Ingin bermain ayunan?"
Lisa mengangguk dan merasakan tangan Sehun yang memegang tangannya untuk menuntun nya berjalan.
Sehun langsung mengenggendong gadis itu sebelum sampai di ujung pintu kamar dan mendecak pelan.
"Kenapa, Zach?" tanya Lisa heran dan mulai mengalungkan tangannya pada leher Sehun.
"Tak ada."
Pria itu mulai keluar dari kamar dan melewati lorong disana.
Lisa mulai mengendus-ngendus.
Kenapa seperti ada bau darah? Bahkan begitu menyengat?
"Zach ... kau mencium bau darah?"
Sehun menggeleng meski sebenarnya Lisa tak bisa melihatnya.
"Tidak."
"Hm." Lisa bergumam dan semakin mengeratkan pegangannya.
Sehun menggerutu dalam hati.
Seharusnya ia tak membunuh Jessica di lorong hingga tak mengakibatkan darahnya bercipratan kemana-mana.
Ya, Sehun membunuh wanita itu karena mencoba membongkar identitasnya.
So yeah, Sehun hanya mengatakan pada Lisa jika Ibunya kabur karena malu dengan kondisi Lisa.
Sehun tersenyum miring dan memerhatikan darah yang mulai mengering di sepanjang lorong.
Ah, mungkin lebih seru jika waktu itu Sehun tak menutup mulut Jessica hingga ia bisa mendengar suara ketakutannya.
Tapi ia takut jika Lisa mengetahuinya.
Dan yang terpenting sekarang Jessica sudah tiada.
Sehun hanya perlu melakukan yang seharusnya.
Melakukan sesuatu untuk menyingkirkan orang-orang yang ingin merebut Lisa dan membongkar identitasnya.
Sehun menendang pelan mayat pria yang di ujung lorong.
Ya, pria yang awalnya ingin merampok rumah itu yang berakhir mati di tangan Sehun.
Dan sekali lagi.
Sehun hanya melakukan seharusnya.
Ia akan terus berada di samping gadis itu dan menyingkirkan orang-orang yang mencoba mengganggu hidup mereka.
Meski dengan cara membunuh.
Hore tamat wkw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionCan't describe. Ps. Judul diganti dari 'I'm Here' to 'Obsession'