Chapter 12

12.5K 667 27
                                    

"sayang" panggil seseorang membuat mereka mengalihkan tatapan mereka ke arah sumber suara.

Barbie menatap seorang wanita yang kira-kira berusia 40 an menghampiri mereka,Barbie melihat wanita itu mendekati ayah nya yang masih dengan posisi berjongkok,akan tetapi ia tidak lagi memegang tangan mungil Niana.

"Apa yang kau lakukan sayang,siapa mereka?" Tanya wanita itu menatap Barbie dan kedua adik kembarnya dengan tatapan menilai.

"Mereka A-" ucapan Ayah Barbie  Romi edisson, terhenti lantaran Barbie memotong ucapan ayahnya.

"Maaf nyonya,kami tidak saling mengenal" jawab Barbie menghapus air matanya dengan kasar menggunakan lengannya,Samuel dan juga Niana memeluk erat kaki kakak mereka seakan memberikan kekuatan pada Barbie.

"Mereka Anak-anakku Donna" lirih Romi sambil menegakkan tubuhnya menatap ketiga anaknya yang telah ia tinggalkan demi kebahagiaanya seorang,karena keegoisannya ia meninggalkan buah cinta nya dari istri pertamanya yang sudah tiada.

"Oh,jadi ini anak-anak mu dari istri pertamamu yang sudah meninggal itu,dan buat apa mereka menemui mu,apa mereka ingin meminta kau bertanggung jawab kembali menghidupi mereka" ucap Donna yang tidak lain adalah istri Romi,ia mengucapkan kata-kata itu dengan nada yang sangat tidak suka bahkan di balik nada bicaranya seakan ia mengejek hidup Barbie dan juga adik kembarnya.

Barbie menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan tajamnya,ia mengepalkan kedua tangannya menahan emosi,ia sungguh ingin memukul mulut wanita itu karena mengatakan hal itu.

"Maaf nyonya anda tidak perlu khawatir karena saya dan kedua adik kembar saya tidak akan meminta suami anda untuk membiayai kehidupan kami,dan asal anda tau kami tidak mau bertemu dengan pria yang anda sebut sebagai suami anda ini,karena kami tidak membutuhkan seorang Ayah yang meninggalkan anaknya demi keegoisannya demi kebahagiaannya seorang" Jawab Barbie menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan tajambya,bahkan ia tidak mempedulikan lagi jika cara bicaranya sungguh tidak sopan.

Orang-orang yang melihat kejadian itu merasa kasihan melihat keadaan Barbie dan juga kedua adik kembarnya,bahkan mereka tidak segan-segan mengatai wanita yang bernama Donna itu tidak memiliki hati.

"Kau,dasar anak tidak tau sopan,bagaimana kau bisa berbicara sopan kau kan tidak memiliki orang tua yang mengajari mu" Donna tersenyum mengejek melihat ekspresi yang di perlihatkan Barbie.

Barbie tersenyum sinis menatap Donna dan juga Daddy,bahkan Donna menggandeng lengan Romi dengan sangta erat mengisyaratkan jika Romi harus diam.

"Yah,anda benar kami memang tidak memilki orang tua,Mommy kami memang sudah meninggal beberapa tahun lalu,dan di ikuti dengan Daddy kami" ucap Barbie,Romi dapat melihat di mata putrinya penuh dengan Luka dan juga kekecewaan yang terlalu dalam saat menatap dirinya.

"Donna cukup,jangan mengatan apapun lagi" ucap Romi menyuruh Istrinya itu untuk tidak mengatakan apapun lagi yang membuat anak-anaknya itu semakin membenci dirinya.

"Tidak Romi,ini harus di selesaikan sekarang juga,aku tidak mau anak-anakmu ini meminta uang kepada kita" Donna menatap Romi dengan tatapan tajamnya.

"Barbie tidak membutuhkan uang mu yang tidak seberapa itu nyonya" seru seseorang dengan nada dinginnya,bahkan pria itu menatap sepasang suami istri paruh baya itu dengan tatapan tajamnya.

Orang-orang menatap pria yang baru saja memasuki pintu masuk Mall tersebut menatap kagum akan pesona pria itu,bahkan ada yang sampai menjerit tidak percaya akan kedatangan pria yang di kenal kejam dan juga pemikat hati setiap wanita.

Pria itu berjalan dengan angkuh mendekati Barbie dan juga kedua adik kembarnya,ia melewati orang-orang yang tadinya mengelilingi Barbie dan juga ayahnya dengan tatapan sinisnya,dan saat ia sudah sampai di dekat Barbie,pria itu langsung memeluk pinggang ramping itu dengan sangat Possesivenya.

"Apa kau tidak apa-apa sayang" bisik Albert di telinga Barbie,membuat semua orang semakin berbisik-bisik.

" Mr.Collin's" panggil Donna sambil tersenyum sopan menatap Albert,namun ia menatap sinis kerah dimana tangan Albert memeluk pinggang Barbie.

"kak Al" tangis Niana pecah,seakan ia ingin mengadu jika ia sedang ketakuatan.

Albert melepaskan pelukannya di pinggang wanitanya,ia langsung berjongkok dan menggendong tubuh kecil Niana yang masih menangis,Albert menghapus air mata itu dan mengelus lembut punggung Niana.

"Sttt...Princess nya kak Al jangan nangis lagi ya,kak Al janji akan belikan Ana es krim yang banyak,Ok" bisik Albert dan seketika Niana langsung terdiam,Albert memperhatikan Barbie dan juga Sam yang masih setia memeluk kaki Barbie,Anak usia 5 tahun itu tidak menagis ia hanya diam sambil menatap kerah Pria paruh baya itu dengan tatapan tajamnya.

"Kita pulang" bisik Albert di telinga Barbie yang diangguki Barbie,Albert mencium sekilas bibir mungil Barbie seakan menunjukkan jika Barbie adalah miliknya seorang.

"Tunggu" panggil Romi menghentikan langkah kaki Albert dan juga Barbie,Barbie menggenggam tangan Sam dengan erat namun lembut,sedangkan Niana sudah menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Albert.

Albert memanggil salah satu pengawalnya untuk membawa Niana dan juga Samuel masuk kedalam mobil terlebih dahulu,setelah kepergian Kedua adik kembarnya Albert memeluk Barbie menyembunyikan wajah wanita itu di dada bidangnya.

"Apa lagi maumu Tuan"Tanya Albert dingin,ingin rasanya ia memukul wajah pria itu,bagaiman tidak ia membuat wanitanya menangis.

"Saya hanya ingun berbicara dengan putriku"

"tidak ada yang harus di bicarakan lagi" setelah mengatakan hal itu Albert langsung menggendong tubuh Barbie yang mulai lemas,Barbie menyadarkan kepalanya di lekukan leher Albert,Barbie dapat melihat wajah ayahnya yang penuh dengan penyesalan.

**************

Sesampainya mereka di Mansion,Albert merebahkan tubuh Barbie diatas tempat tidur mereka,Barbie tadi langsung tertidur saat didalam mobil,mungkin efek karena terlalu lelah,Albert menyentuh pipi Barbie dengan sangat lembut.

Albert merundukkan Kepalanya menatap wajah cantik milik Barbie,ia menyingkirkan rambut-rambut nakal yang menutupi wajah cantik itu,lalu Albert mengesampingkan rambut Barbie menghirup aroma wangi itu.

Barbie menggeliat merasa ada yang menciumi lekukan lehernya dengan sangat intens,bahkan barbie tanpa sadar mengeluarkan suara desahan karena ia merasa kulit lehernya di hisap dengan sangat kuat,Barbie membuka matanya secara perlahan dan ia melihat Albert menatapnya dengan tatapan yang sangat intens.

"Aku sangat merindukanmu" ucap Alex,bahkan suara Alex serak karena menahan sesuatu dalam dirinya.

Sincerity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang