—
Jakarta
Jumat, 3 Oktober 2025
9.21 pmSudah menjadi hal yang lumrah di kediaman Taehyung bahwa pada jam sembilan ke atas seperti ini keadaan rumah sudah cukup sepi, terkecuali jika ada acara tertentu. Semua sudah berada di kamar masing-masing, walaupun belum tentu akan tidur atau tidak.
Seperti Joohyun, yang masih menunggu partner tidurnya karena sejak jam delapan tadi belum kembali juga dari acara makan malam bersama dengan bapak-bapak komplek di rumah Pak RT.
Telanjur kesal, Joohyun pun mengunci seluruh akses masuk ke dalam rumah sebagai hukuman karena Taehyung melanggar janjinya untuk kembali sebelum pukul sembilan. Ia juga memberi tahu kedua ART-nya, Mbak Rina maupun Mbak Asri untuk tidak membukakan pintu bila Taehyung pulang.
Bukannya Joohyun melarang, tetapi Joohyun tahu kondisi Taehyung kali ini sedang kurang sehat dan laki-laki itu justru tak tahu diri. Masalahnya, akhir-akhir ini proyek pekerjaan Taehyung sedang banyak dan berat. Ia hanya tak ingin suaminya jatuh sakit dan menghambat segala pekerjaannya.
Joohyun yang mulai mengantuk pun mencoba untuk tidur sekejap. Namun, agenda tidur cantiknya yang selama kurang lebih lima belas menit pun terganggu karena suara gedoran pintu dan suara bel yang terus terngiang.
Tidak berapa lama, Joohyun mendapat panggilan telepon. Ia pun mengangkatnya tanpa melihat caller id karena sudah tahu siapa pelakunya.
"BAE YA AMPUN KOK DIKUNCI SIH?!?! BUKAIN DONG TOLONG DINGIN BANGET GAK KUAT!!!" seru Taehyung berapi-api dari seberang sana.
"Rasain," balas Joohyun datar. "Nginep aja sana di rumah Pak Junmyeon."
Terdengar lonjakan kaget dari arah Taehyung. "Lah kok gitu sih? Tega banget."
"Biarin, biar tau rasa," kata Joohyun acuh sambil mulai bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu utama. "Udah tau lagi sakit, malah ngeyel."
"Yaudah iya maaf deh sekarang bukain dulu plis sebelom aku berubah jadi es batu," balas Taehyung dengan sekujur tubuh yang mulai gemetar karena kedinginan.
Tepat setelah Taehyung menyelesaikan kalimatnya, pintu pun terbuka dan menampakkan diri Joohyun dengan ekspresi wajah yang seolah siap melahap Taehyung hidup-hidup.
"Udah puas nongkrongnya?" sindir Joohyun sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Iya udah permisi mau masuk," balas Taehyung sekenanya dan langsung lari terbirit-birit menuju kamar mereka. Sementara Joohyun yang ditinggal begitu saja kembali mengunci pintu sambil bersungut dalam hati.
Setelah itu, ia kembali ke kamar dan dilihatnya Taehyung yang sedang meringkuk di bawah selimut. Joohyun langsung mengambil remote AC dan mengecilkan suhunya. Setelah itu ia menempelkan tangannya ke dahi Taehyung untuk mengetahui suhu tubuhnya.
"Tuh kan jadi panas, sebelom ini masih sekedar anget tau gak," kata Joohyun dengan nada mengomel.
"Tapi dingin, Bae."
"Menggigil itu," ucap Joohyun sembari mematikan AC. "Mau tambah selimut lagi?"
Taehyung menggeleng. "Maunya kamu."
Joohyun mendecak halus. Memang ia sudah hapal betul dengan tabiat Taehyung yang bila jatuh sakit akan dua kali lebih manja seperti koala. "Heleh, biasa deh."
Namun sebelum Joohyun ikut berbaring di sisi Taehyung, ia beranjak sebentar untuk mengambil obat demam dan minyak kayu putih.
"Minum dulu nih," titah Joohyun sambil memberi Taehyung satu pil obat demam serta segelas air.
"Tadi sore kan udah," tolak Taehyung.
"Kan yang tadi bukan buat nurunin panas," balas Joohyun. "Apalagi kamu gak istirahat, gak tau deh mempan apa enggak tuh obat."
Mendengar itu, Taehyung tak mau melawan lagi dan hanya mengikuti instruksi. Sembari menunggu, Joohyun pun bergegas mengambilkan sweater untuk Taehyung.
"Sekarang sini perutnya," pinta Joohyun sambil mulai membuka tutup botol minyak kayu putih seselesainya Taehyung meminum obat.
Setelah Taehyung menampakkan perut gembilnya, Joohyun pun mulai membalurkan minyak kayu putih ke permukaan perut Taehyung dan mulai memberinya usapan serta pijatan ringan.
"Maaf ya, Bae," kata Taehyung. "Sebenernya tadi aku mau pulang sesuai jam perjanjian kita, tapi kayaknya gak enak gitu selesai makan langsung pulang."
Joohyun berdeham halus. "Kan aku bilang mending gak usah dateng aja sekalian."
"Ya gak enak juga," Taehyung membela diri.
Joohyun pun menyudahi kegiatan pembaluran minyak kayu putih di perut Taehyung. "Kamu mah gitu sih, gak sadar diri. Orang juga bakal ngerti kok gak bisa dateng karena sakit."
Taehyung cengengesan. "Iya iya ampun, maaf ya."
"Yaudah sekarang tidur ya, dipake tuh sweater-nya," suruh Joohyun sembari beranjak sebentar dari tempat tidur untuk membersihkan tangannya yang berminyak.
Setelah itu, ia kembali dan ikut berebah di sisi Taehyung setelah mematikan lampu. "Mau peluk?"
Tanpa ragu, Taehyung langsung mendekat ke arah Joohyun dan meringkuk di pelukannya. Joohyun pun mulai mendekapnya untuk mengusir rasa dingin.
"Berasa ada bayi lagi deh kalo kamu sakit, Tae," celetuk Joohyun sembari menepuk dan mengusap pelan punggung Taehyung. "Semoga aja sembuhnya cepet."
Sementara Taehyung hanya terkekeh dari balik selimutnya. "Thank you for taking care of me."
Joohyun tersenyum. Rasa kesalnya yang masih tersisa di dalam dada pun tiba-tiba menghilang. "It's my duty for taking care of you, tapi coba tolong kurang-kurangin lah ya bikin aku ngomel-ngomel kayak gininya."
Lagi-lagi, Taehyung terkekeh. Namun kali ini ia mendongak sebentar dan memberi Joohyun sebuah goodnight kiss sebagai hadiah. "Okay. No more babbling. Let's sleep now."
Layaknya sebuah sihir, setelah itu Joohyun benar-benar menuruti perintah Taehyung untuk tidak berceloteh lagi. Ia pun ikut hanyut terlelap dengan Taehyung di dekapannya.
—
KAMU SEDANG MEMBACA
The Household
Fanfictionkumpulan potongan kisah kehidupan keluarga kim taehyung dan bae joohyun beserta anak-anaknya. ©2018, au