bab 13 : Sensitif

29 1 0
                                    

Rayn tersenyum merangkul agatha selepas dari bandara. Agatha masih menatapnya kesal.

" gue heran.. Setiap gue bilang kalau lo itu playboy, lo tuh nggak nyangkal seolah olah lo mengakui.." ucap agatha kesal.
" gue sih santai.. Soalnya gue bukan playboy " jawab rayn santai.

Agatha mendengus kesal,
" bukan playboy? Lo ngliatin dada stylist aja nggak kedip.. Dan barusan aja, lo ganjen sama pramugari gitu lo bilang gak playboy? What the hell.."
" okey gue akuin waktu itu gue emang ngliatin stylist.. Tapi, Kalau menurut gue itu salah dia, bukan gue.. Lagian udah tau bajunya kebuka, dadanya kelihatan kayak gitu dengan santainya dia tontonin ke kaum adam dan sementara gue laki laki.. Yah harusnya dia faham dan mengerti dong.." jelas rayn.

Agatha dengan tatapan cueknya, hanya memperhatikan lalu lalang mobil.
" dan soal pramugari, gue kan nggak ganjen.. Gue cuma ngliatin aja"
" iya.. Dan gue berdoa supaya mata lo tuh belekan biar nggak bisa ngelihat cewek cantik lagi.." seru agatha.
" eh kok gitu sih! Lagian gue ngliatin tuh cuma buat mbandingin dan mastiin.. Kalau diantara banyaknya cewek cantik.. Masih cantikan agatha gue.."
"Agatha gue?  gue nggak yakin.." agatha meragu.
" apa salahnya sih cuma ngebandingin? Bukannya itu lebih baik dari pada marah marah nggak jelas? Gue malah berharap lo ngebandingin gue dengan banyaknya cowok diluaran sana! Supaya lo tuh sadar, betapa mempesonanya seorang rayn dirgantara dan terkagum kagum sama gue.."

Agatha beralih ke pembicaraan yang serius,
" apa lo serius sama gue?" tanya agatha
" seharusnya lo bisa jawab sendiri.." rayn selangkah lebih maju meninggalkan agatha menuntun kopernya.

" nggak maksut gue, apa nggak terlalu cepat buat menjalin hubungan dan bilang cinta.. Kita tuh baru kenal" jelas agatha.

" terus kapan gue harus bilang cinta sama lo?"
" ya pokoknya nggak sekarang.." ujar agatha.
" oke.. Gue nggak lagi cinta sama lo"
Rayn mencegat taxi dan melaju meninggalkan agatha yang menggerutu kesal.

*****
Dering handphone rayn berbunyi. Dari agatha! Rayn menerima telfon, sambil mengamati keadaan, malas!

" maksud gue tuh nggak gitu.. Gue masih mempertimbangkan, Kalau kita pacaran, lo nggak akan keberatan kemanapun gue pergi kan? Lo nggak akan ngelarang gue ini itu.. sama kayak cowok posesif lainnya kan? Dan lo nggak akan selingkuh kan?"

Senyum mengambang dari raut wajah rayn seperti mentari yang bangun dari peraduan,
" tenang.. Lo bisa bebas pergi kemanapun, kapanpun lo mau, lo tetap bisa bekerja secara professional.. Dan kalau lo ngerasa stres lo bisa liburan dan gue siap nemanin meskipun gue tau gue seorang idol yang cukup sibuk.."

" oh nggak makasih.. Perjalanan kemarin cukup berkesan buat gue.."

Rayn tertawa terbahak dan memberikan kecupan dari telfon. Agatha tersenyum mendengarkan.

*****

Pagi pagi sekali agatha sudah siap berangkat kerja. Sebelum ke rumah sakit, ia sempatkan mampir terlebih dahulu ke resto milik rayn.

Dilihatnya rayn dengan ekspresi mengerutkan kening sembari membaca setumpuk naskah yang ada pada genggamannya. Bahkan rayn sama sekali tak melihat tanda kehadirannya. Agatha memberi kejutan dengan memeluk dari belakang yang sontak membuat rayn kaget dan menoleh ke belakang.

Agatha menyandarkan dagunya pada bahu rayn. Suasana yang sangat romantis! Lalu agatha memecahkan keheningan.
" gimana? Udah hafal dialognya?" tanya agatha manja.
Namun tatapan rayn menjawab bahwa dirinya sedang bad mood.
" gue baru bisa hafal dua kalimat.. Dan dari dua kalimat itu sama sekali membosankan.. Cuma sebatas permainan kata tanpa makna.. Gue nggak suka!"

Agatha menepuk bahu rayn,
" rayn, jangan hanya karna lo nggak bisa ngapalin dialog.. Lo nggak bisa murung gini dong.. Gue bahkan sama sekali nggak liat lo senyum.." ujar agatha.

Yang diajak bicara hanya membuka berlembar lembar kertas yang ada di depan mata.

" rayn, seniman itu sensitif,  hati dan perasaanya.. Dan lo nggak terkecuali!"
Mendengar celotehan agatha, rayn langsung menyuruhnya untuk segera ke rumah sakit merawat pasien pasien yang sudah menunggunya.

Agatha masih termenung dengan mulut manyunnya. Rayn tiba tiba menatap agatha dengan penuh kebencian, sontak agatha meninggalkannya secara perlahan.

" itu tatapan yang sangat mengerikan, Rayn.. jantung gue serasa mau copot.. Rayn.. Rayn.. Lo tuh kenapa sih, sebentar panas, sebentar dingin.. Sebentar manis, sebentar kejam.. Kalau kita terus bersama, jalan cinta kita mungkin nggak selurus jalan tol.." gumam agatha menghilang secara perlahan.

alhamdulillah bisa lanjut lagi setelah break berbulan bulan buntu benar ini ide.. terimakasih pembaca setiaku.. love you so much

Romantika BercintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang