Part 1

94 3 0
                                    

     Cerita ini murni imajinasi sendiri bersama hayalan saya yang sempat hampir hilang. Mungkin cerita ini begitu banyak misteri yang akan membuat kalian mengernyit saat membaca, tapi jika kalian sudah biasa saya harap kalian menyukai tokoh utama Samira dan David dalam percintaan mereka yang rumit.

🍁 🍁 🍁 🍁

    Samira mendapat mawar hitam segar yang di letakan di dalam mobilnya. Ia mengernyit ketika menemukan selembar kertas yang terselip di sana seperti sebuah pesan sedikit lecekkan darah yang menjadi simbol jempol di secarik kertas itu. Samira bingung bagaimana bisa seseorang memasukannya di dalam mobil. Kunci mobil itu selalu ia bawa selepas pulang dan berpergian membuatnya bergidik ngeri saat membayangkan dirinya sedang diawasi oleh seseorang. Dengan rasa takut ia mencoba membuka lipatan kertas itu seolah setelah ini ia akan mendapatkan hukuman atas rasa penasaran di benaknya.

     Apa kabar gadis tidak tau diri. Kau masih mengingatku? Haha aku lupa jika kau memang gadis tidak tahu diri. Mana mungkin kau mengingatku, akupun juga tidak Sudi bertemu denganmu. Jangan takut... Kau bahkan akan berterima kasih padaku nanti karena aku akan mempertemukanmu bersama ayah ibumu di neraka...

    "Siapa dia." Samira menatap kertas itu dengan rasa takut lalu meremasnya dan membuangnya melalui jendela mobil dengan kasar.

    Dugaannya tidak salah ada seseorang yang menerornya. Samira merasa ada pengintai yang diam-diam mengawasinya beberapa waktu lalu namun ia tidak mengambil kesimpulan dulu mengenai hal itu dan memilih tetap menjalani aktifitasnya sebagai desainer yang karirnya melejit di kalangan dunia artis. Karir yang ia bangun cukup sukses sebagai perancang busana awalnya ia hanyalah gadis yang mengawali karirnya sebagai penjahit biasa namun sebuah usulan dari temannya menyarankannya untuk bisa bergabung di sebuah toko terbesar di Jakarta lantaran samira memiliki bakat dalam merancang busana ia pun banyak di datangi para artis karena tertarik dengan hasil rancangannya.

    Samar-samar ia mendengar suara mobil yang sepertinya baru datang menuju samping mobilnya. Samira merasakan dirinya kaku bahkan suaranya tertahan oleh tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. Ia melirik bucket mawar hitam itu dengan ketakutan, ketakutan yang sama saat ia melihat maut yang merenggut kedua orang tuanya 17 tahun lalu. Kemudian suara ketukkan membuat Samira tersentak merasakan ketakutan semakin besar menghantamnya, ia memilih memejamkan mata berharap ketakutannya akan hilang setelah ini dan mengabaikan seseorang yang mengetuk mobilnya.

     Suara itu hilang Samira sedikit bernafas legah. Ia mengambil tisu lalu mengelap dahinya yang berkeringat karena rasa takutnya yang berlebih namun ia kembali di kejutkan saat pintu mobilnya dibuka dan seorang pria itu masuk dan duduk di sebelahnya.

    "Tenangkan dirimu nona, kau aman bersamaku. Jalankan mobilmu..." Ucap pria berjas hitam dengan topi yang menutup kedua matanya.

     Samira beringsut mundur hingga ia harus menahan tubuhnya. "Siapa kau? Jangan berpura-pura, aku tahu kaulah yang menerorku." Teriak samira. Ia menatap pria itu namun ia tidak bisa melihat keseluruhan dari wajahnya karena terhalang topi, Samira hanya bisa melihat rahangnya yang tegas dengan bibirnya yang berintonasi tenang namun tegas.

   "Tidak penting. Lajukan mobilmu dengan begitu kau aman." Ucap pria tersebut.

   "Tidak. Kau pembohong." Bentak Samira.

     "Lajukan mobilmu atau... Aku akan membiarkanmu mati disini." Ucap pria itu terdengar seperti ancaman yang membuat Samira tak lagi memperdulikan nasibnya.

    Pria misterius itu menarik Samira agar duduk normal di sebelahnya. Samira terisak namun suaranya tertahan menatap pria itu dengan seksama. Bahkan ia belum tahu siapa pria ini tidak bisakah ia menjelaskan terlebih dahulu semua itu agar tidak membuatnya merasa bingung.

Detektif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang