Part 4

33 0 0
                                    

    Samira keluar dari kamar mandi menggunakan piyama miliknya. Rasanya ia sangat malu sekarang melihat dirinya sendiri yang memakai piyama tipis untuk bertemu seseorang. Samira seorang desainer, tentunya membuat Samira merasa tidak nyaman dengan penampilannya yang sekarang.

Tidak lama kemudian seorang wanita lain masuk dengan membawa sebuah gaun berwarna merah muda menghampiri Samira. Wanita itu bukan lah wanita yang tadi bersamanya.

    "Pakailah gaun ini." Ucapnya memberikan gaun itu pada Samira.

    Samira menurut ia tidak mampu menolak karena memang ia tidak bisa bertemu seseorang dengan piyama yang ia pakai. Sekilas ia mengamati dirinya di pantulan cermin yang berukuran panjang di dinding sesekali mengutuk dirinya sendiri karena merasa tidak tahu malu memakai barang pemberian dari seorang pria yang menculiknya.

   Ia menolak untuk di poles oleh wanita itu namun pelayan itu mendudukkan Samira dengan paksa pada meja rias yang terdapat berbagai macam alat make up yang terletak di sana. Dan ia pun pasrah saat pelayan itu merias nya.

    Pantulan wajahnya itu seakan menertawakannya, Samira sudah tampil elegan dengan rambut yang menjuntai rapi hingga ke pinggang, wajah nya yang di poles itu menambah kecantikan dan ketangguhan seorang gadis yang berusia 22 tahun meskipun begitu ia tak mengakui pantulan cermin itu di hadapannya. Ia merasa muak dan kesal.

   "Ayo kami akan mengantarmu." Ujar wanita itu ia menuntun Samira yang kini baru saja memakai high hell yang diambilkan wanita itu.


🍁🍁🍁

    Di meja makan David sedang membaca koran sambil menikmati kopi hangat yang diletakkan pelayannya di atas meja. Para pelayan juga sudah mempersiapkan menu makanan untuk sarapan di pagi ini namun David masih setia menunggu gadis yang masih berada di kamar itu.

    Suara langkah kaki mendadak mengganggu konsentrasinya membaca berita, ia pun mengalihkan tatapannya ke samping. Sekilas david terpaku menatap seorang gadis dengan gaun merah muda itu menghampiri nya bersama Maria.

    "Baiklah saya akan pergi." Ujar Maria saat mereka sampai di hadapan David yang sedang duduk.

   "Duduklah." Ucap david. Samira duduk di hadapan David sambil meremas bawah gaun yang ia kenakan.

    "Siapa namamu?" Tanya david.

   Samira yang menunduk mengalihkan tatapannya pada pria dihadapannya. Samira tertegun saat menyadari pria yang duduk dihadapannya adalah pria yang yang menolongnya saat ia diteror di mobil, kemudian ia mencoba bersikap biasa disaat hatinya diam-diam memuji.

    "Nama saya samira juliana."

   "Ok sekarang namamu julia."

   "Apa---"

   "Apa itu kurang jelas. Kau tidak lagi memakai nama awalanmu."

    "Tapi---kenapa?"

   "Karena kau sedang dalam bahaya nona, aku tidak akan membiarkanmu menjadi korban pembunuhan berikutnya. "

   "Tidak kau pasti bercanda hidupku selama ini damai-damai saja."

   "Kau yakin?" David tersenyum hambar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detektif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang