Hello salam kenal...
panggil aja aku "pio"
Ini cerita fantasy pertama aku collab sama "bim-bim" , selamat membaca ^_^"Varo..." Suara wanita paruh baya yang berusaha memanggil nama anak sulungnya.
"Yes mom?"
"Hurry up..!!"
Varo menarik kopernya sejenak sebelum ia keluar dari kamarnya ia meperhatikan kamarnya itu inci demi inci. Setiap sudut ruangan bercat putih itu menyimpan kenangan tersendiri untuknya. Jujur dalam hatinya ia tidak ingin meninggalkan kota di mana ia dibesarkan. Tapi apa boleh buat sepertinya tuhan punya kehendak lain yang telah dipersiapkan untuk Varo.
Varo menuruni tangga dengan enggan, "see you later...Alv." ucap seorang gadis kecil yang sedang berdiri di sebelah mamanya.
"Oh yeah, see you Ale." ucapnya sambil mengacak rambut adiknya.
"Ouuh take care dear," ucap Emery sambil memeluk dan mengelus punggung anak sulungnya itu. "Keep yourselves good, okay." sambung Emery lagi sebelum melepas pelukannya.
"Bye..." Varo melambai dan tersenyum lewat spion mobil.
Di sepanjang perjalanan mata Varo menelusuri taman-taman kota di mana ia biasa menghabiskan waktu bersama teman-teman sekolahnya. Varo menghela napas dalam-dalam, ia harus merelakan semuanya.
Setelah tiga puluh menit berlalu akhirnya mobil yang dikemudikan ayahnya memasuki area bandara.
"Varo, dad hanya mengantarmu sampai disini, nanti di Indonesia kamu akan dijemput oleh tante Annora sampaikan salam dad padanya." pesan Alaric pada anak sulungnya.
"Okay dad." jawab Varo singkat.
"Apa kamu marah dengan keputusan ayah?" tanya Alaric dengan sedikit kecewa.
"Not everything, but a little because I know my dad loves me." jawab Alvaro sembari melepar senyum pada ayahnya.
"Good boy, i'am pround of you." Alaric tersenyum dan menepuk pundak anaknya.
"Dad?" panggil Varo takut-takut.
"Yeah."
"Jika aku tak betah disana apa aku boleh kembali?"
"Of course my boy but you have to promise don't do something wrong that endangers you."
"Alright!"
"Kamu masuk dulu ke bandara nanti kalau sudah bertemu tante Nora kabari dad, ok."
"Yeah."
Varo berjalan menyeret kopernya, suasana bandara sangat ramai. Varo melihat arlojinya masih ada setengah jam sebelum jadwal penerbangan.
Varo pun memutuskan hanya duduk di ruang tunggu sambil mendengarkan musik dengan earphone putih yang ia bawa. Varo hanyut dalam dunianya, kelopak matanya terasa berat sehingga ia kini telah terlelap.
Aroma manis sebuah cokelat tanpa permisi melewati indra penciuman Varo. Ia mengikuti aroma itu entah mengapa ia memutuskan untuk mengikuti padahal ia tidak lapar.
Kini Varo tiba di sebuah pintu, Varo memandang bingung.
"kenapa ada sebuah pintu tanpa rumah ditengah hutan seperti ini?"Ia hendak melangkah menjauh dan melupakan apa sumber dari aroma manis yang sempat terhirup olehnya.
''Oh yeah, siapa yang perduli..."
Cklek...
Ternyata rasa penasaran telah menguasai Varo sehingga ia memutuskan untuk kembali dan membuka pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORBIS FUSHIGINA (The Perennial Flowers)
FantasyHighest rank !!! # 22 in indigo (09/07/2018) # 9 in journey (09/07/2018) Petualangan remaja yang ditakdirkan untuk melindungi aset berharga di viribius yaitu perennial flowers . Tak sembarang orang diizinkan menyentuh bunga ini selain petinggi terpi...