Gaun Pengantin

2.7K 54 5
                                    

-Semoga kisah kita tak sesebentar pertemuan kita-

Senin, seolah kamu selalu ngangenin.
Kuucap syukur dari hati yang paling dalam. Kubalut senyum dari hati yang paling manis. Oh Allah, terimakasih atas segala nikmat  yang telah engkau berikan kepada Hamba pagi ini.

Aku masih bisa melihat langit yang begitu cerah pagi ini, membiru haru biru rasa qalbuku. Matahari pun terlihat antusias menyambut pagi dengan senyum yang merekah hingga cahayanya masuk melewati celah jendela yang ada di kamarku. Seakan mereka semua ikut bahagia  atasapa yang sedang aku rasakan saat ini.

Ya Allah entah mengapa aku merasa begitu bersyukur kepadaMu karna Engkau telah menciptakan Hamba sempurna dengan lentikan TanganMu Yang Agung. Engkau Lukiskan paras hamba bak mangga di belah dua dengan Malaikat yang telah melahirkan hamba, , dan Hamba juga bersyukur Engkau menghadirkan calon Imam yang InshaAllah baik untuk hamba.

Kring

Bunyi HP ku membuyarkan lamunanku.

From : Mas Zidan
Assalamualaikum Farah, jangan lupa ya hari ini kita fitting baju. Saya jemput jam 10 ya di rumah

Farah membaca pesan yang dikirim dari Zidan. Tak sadar sekilas senyum merekah di bibirnya.
Lalu Farah pun membalas pesan dari Zidan

Farah
Waalaikumsalam. Iya Mas
Send

Dag dig dug jantung Farah saat mengetik pesan untuk calon suaminya itu. Entah mengapa ia merasa sangat gugup saat harus berhubungan dengan laki – laki tampan yang tak lain adalah calon suaminya itu. Padahal ia tak bertatapan langsung dengan Zidan.

From : Zidan
Yaudah sana gih mandi trus bantuin Mama masak. Jadilah calon istri yang baik.

Betapa terkejutnya Farah membaca isi pesan yang baru saja diterimanya dari Zidan itu.

“Duh so sweet banget sih Mas zidan. Jadi keburu pengen dihalalin aja.” Pekik Farah dalam hati. Namun tak lama kemudian ia syadar dan mengucap “Astagfirullah Farah nggak boleh. Dosa Farah, nggak boleh baper dia belum halal..”

Akhirnya Farah langsung mandi tanpa membalas Chat dari Zidan karna jantungnya seperti mau copot kalo baca Chat Zidan terus yang makin lama makin membuatnya ngefly itu.

Setelah selesai mandi, Farah pun memutuskan untuk turun ke bawah menemui Mamanya yang sedang masak di dapur.

“Mamaa.” Panggil Farah

“Iya Sayang.” Jawab Fatimah

“Sini Ma Farah bantuin.” Kata Farah sambil merebut pisau yang dipegang Mamanya dan melanjutkan aktivitas yang dilakukan mamanya tadi yaitu mengupas wortel.

‘Tumben banget, lagi kesambat apa nih ya?” ejek Fatimah pada Farah

Farah yang merasa kalo diejek Mamanya pun membalas “ ye Apain sih Ma.” Sambil memanyunkan bibirnya.
Fatimah pun hanya senyum sambil geleng – geleng kepala melihat keluakn anaknya itu.

Tak sadar Farah pun senyum – senyum sendiri saat tiba – tiba mengingat pesan yang tadi dikirim Zidan kalo dia harus jadi calon istri yang baik dengan membantu mamanya memasak.

“Ehemm… kenapa nih senyum – senyum sendiri? Jadi takut mama, kayaknya beneran kesambet deh” Suara Fatimah yang mengagetkan Farah dari lamunanya.

“Ah apa sih Ma, dari tadi ngeledekin aja.” Ucap Farah cemberut.

“Mama enggak ngeledekin kok.” Sanggah Fatimah sambil ketawa kecil.

Dear Imamku (Idha Christy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang