Prolog

962 100 17
                                    

Rangkaian Kata

Kau pernah bilang cinta, akulah satu-satunya

Kau bilang ku sempurna, kau cinta aku selamanya

Dan kau tuliskan lagu, semua tentang diriku

Kau katakan padaku, jangan ragukan cintamu

Semua hanya rangkaian kata, yang kau sebar ke semua wanita

Oh, bodohnya kusempat percaya

Kamu, sempat buat ku berfikir semua yang kita punya nyata

Kamu, dan semua kata-katamu semua... palsu

#Rangkaian Kata - Gita Gutawa#

------------------------------------------------

Naruto menyanyikan lagu itu sambil menatap ayahnya. Minato, hanya bisa menatap tajam putrinya itu, geram. Sedangkan Kurama dan para tamu undangan, mengira jika lagu itu Naruto nyanyikan untuk mantan kekasihnya yang sering berselingkuh, yang kebetulan juga hadir di acara pertunangannya.

Naruto, tidak akan pernah melupakan apa yang Ibunya rasakan, setiap kali mengingat masa sulit mereka. Ketika Kushina masih sering menangis akan nasibnya, setelah berpisah dari Minato. Mereka hidup di desa dengan sederhana, meski Kushina memiliki lahan yang luas untuk dikelolanya. Namun, hidup Kushina masih terasa sulit di awal karena dia masih terpuruk. Hingga akhirnya dia bangkit dan menjadi wanita yang tegar. Naruto sendiri, melihat pekerjaan ibunya menjadi tertarik dengan dunia pertanian. Dia pun berkuliah dengan mengambil jurusan agronomi, untuk mengetahui seluk beluk pertanian. Hingga akhirnya setelah lulus, Naruto masuk dalam sebuah lembaga pemerintah yang menjadikannya peneliti lapangan dalam permasalah keadaan lahan. Ia juga membantu ibunya mengelola lahannya dengan memberikan ide-ide baru serta inovasi yang ia dapatkan setelah berkonsultasi dengan dosen dan teman-temannya. Hingga usaha ibunya berkembang pesat dan kehidupan mereka menjadi lebih dari cukup seperti sekarang.

Kembali ke pesta, Naruto telah selesai menyanyikan lagunya. Dia segera menyalami Kurama dan calon kakak iparnya, Shion. Setelah berbincang sebentar dengan Kurama, Minato mendekatinya dan berbisik. "Kau menyindirku, eh, dengan lagu itu?" tanya Minato tajam dengan pandangan mengarah pada para tamu dan tersenyum saat membalas sapa.

"Ah, Anda merasa tersindir eh, Namikaze-sama?" balas Naruto datar sambil meneguk minumannya perlahan.

"Jangan menguji kesabaranku, Naru!" desisnya berbahaya. Minato tidak suka diingatkan, apalagi oleh anak seperti Naruto yang baginya masih bau kencur, meski usia Naruto sudah 25 tahun.

Dia memang brengsek, karena ke-playboy-annya lah, keluarga mereka hancur. Dia adalah seorang cassanova, tak ada yang namanya berhenti bermain. Kushina hanyalah salah satu wanita yang beruntung bisa menikah dengannya, namun bukan berarti dia bersedia terkekang. Dia adalah pria mapan dengan wajah tampan rupawan. Tak ada wanita yang tak takluk oleh pesona dan kekayaannya. Hingga Kushina, yang sedang hamil 4 bulan menemukannya sedang bercumbu dengan selingkuhannya, membuatnya pulang dengan wajah sedih dan mengendarai mobil dengan kencang hingga kecelakaan itu terjadi. Bahkan, Minato masih melanjutkan kegiatan panasnya setelah mendengar kabar kecelakaan istrinya. Buat apa, toh dia tidak mencintainya, batinnya kala itu.

Namun, penyesalan hanya akan ada di belakang. Ketika akhirnya dia datang ke rumah sakit keesokan harinya, dirinya dihadapkan pada keluarganya dan keluarga sang istri yang menatapnya tajam. Minato tidak mengerti mengapa, hingga dia mendengar kata-kata pertama dari Kushina yang sudah tak ditemuinya 3 harian ini.

"Anakku sudah mati. Ceraikan aku, dan kau bisa kembali bermain sepuasmu." Dan dunia Minato serasa terhenti kala itu.

Kedua keluarga memaksanya menceraikan Kushina, karena mereka sudah tahu betul tabiat Minato dan tak ingin Kushina semakin tersiksa. Kushina akhirnya membawa Naruto, putri tersayangnya yang entah bagaimana sejak saat itu tak mau lagi dekat dengannya. Gadis kecil yang baru berusia 10 tahun itu dahulu tak pernah mau terpisah darinya. Namun kini, bahkan untuk melihat wajahnya pun, gadis itu enggan. Sedangkan Kurama yang sedang sekolah di luar negeri dan tak tahu apa-apa ikut dengannya tanpa banyak protes, ketika ibunya berkata untuk menjaga dirinya dan ayahnya. Mereka tetap satu keluarga, namun tak lagi bersama. Dan Kurama berusaha tegar dengan pilihan mereka. Pemuda berusia 15 itu hanya bisa menurut pada ibu yang biasanya dia tentang dan bangkang. Untuk sekali dalam hidupnya, Kurama ingin menjadi seorang putra yang baik dengan cara patuh pada wanita yang telah melahirkannya.

"Aku baru tahu jika Anda memilikinya." Naruto meninggalkan Minato yang kini menatapnya sendu lagi pilu.

Masa lalu telah membuatnya belajar, bahwa keluarga adalah tempat berpulang dan bagai surga yang tiada duanya. Dan dia telah kehilangannya. Bahkan malaikat kecilnya itu, kini tak ubahnya seperti musuhnya, yang bersikap tak bersahabat dan tak ingin lagi dekat-dekat dengannya.

Minato selalu memantau putri kecilnya itu. Sekolahnya, pergaulannya dan segalanya. Dia selalu berusaha membantu biaya sekolahnya, namun Naruto pun selalu mengembalikan semuanya. Dia selalu berkata, bahwa uang ibunya lebih dari cukup untuknya. Dia tak perlu mengambil uang orang lain dan merepotkan mereka.

------------------------------------------------

Hola-hola, ketemu lagi dengan saya yang merepost fic ini dari ffn ke WP. Btw, nggak sama seperti ffn, cerita ini akan berlanjut dan bukan lagi one shoot story. Kebetulan lagi gabut and pengen nerusin ini cerita habis dengerin laginya dan kebayang beberapa percakapan dan jalan cerita yang tetiba muncul dan menghantui pikiran #nyengir

Hope you like it 😘😘😘

Rangkaian KataWhere stories live. Discover now