Strategi Taktis: Meruqyah Anak

182 2 0
                                    

☀☀☀☀

“Membangun mental jiwa generasi muda adalah satu-satunya harapan dan kunci kemajuan atau kemunduran pembangunan sebuah bangsa, bahkan sebuah peradaban. Namun hal yang lebih penting dari itu adalah upaya membangunkan jiwa mereka terlebih dahulu dari tidur panjangnya”.

Saat anak kita sakit, maka seluruh harta, popularitas, jabatan, kekuasaan bahkan ilmu yang kita miliki itu tidak berarti lagi. Seluruh pencapaian dan pengalaman bahkan sepanjang usia yang kita habiskan seakan tidak berguna lagi. Begitulah cara Allah menguji kita, mudah bagi-Nya menyempitkan atau melapangkan dada setiap mahluk.

Anak, adalah penyejuk mata. Ia cahaya yang menyala menerangi kegelapan malam, tangisnya memecah kesunyian panjang, menjadi harapan yang menguatkan ikatan hati ayah dan ibundanya. Ketika ia sakit, maka seakan kitalah yang sakit. Bahkan lebih dari itu.. seolah-olah ingin berteriak keangkasa; Ya Rabb, kenapa engkau tidak timpakan sakit ini kepadaku saja?

Padahal jika kita renungi, barangkali sebenarnya anak kita tidak merasakan kesempitan yang kita rasa. Dan memang secara logis demikian, coba fikirkan; ingatkah saat usia 1 tahun 7 bulan dulu kaki kanan kita pernah digigit nyamuk lalu ibu kita panik dan mengejar-ngejar nyamuk itu hingga nyamuk itu terbunuh. Kita tidak merasakan sakit itu, tapi ibu kita merasakan betul bagaimana digigit nyamuk. Begitupun dengan gangguan jin, sihir dan ain yang terjadi pada anak. Anak bayi kita tidak merasakan sakit, namun orang tuanyalah yang merasakannya. Anak kita gila, orang tuanya yang repot. Anak yang gila itu santai saja, karena memang setiap orang gila itu tidak sadar bahwa dirinya gila. Namanya juga gila!

Jadi, sakitnya anak sangat erat kaitannya dengan psikologis orangtua. Dalam gangguan jin pun, demikian. Jika anak diganggu jin maka ayah dan bundanya pun harus diteraphy dengan porsi yang sama. Saat ayahanda atau ibunya sembuh, maka perlahan anaknya akan sembuh

*#Tehnik Meruqyah Anak-Anak*

Pertama, seseorang diklasifikasikan anak-anak itu pada usia 2-9 tahun sementara masa sebelumnya disebut bayi dan setelahnya adalah remaja menuju dewasa. Oleh karenanya saya akan rinci pembahasan tekhnis ini menjadi tiga bahasan; meruqyah bayi, meruqyah anak dan meruqyah remaja.

*1. Meruqyah Bayi (0-2 tahun).*

Pastikan ayah dan bundanya tidak menyimpan benda-benda yang menjadi rumah syaitan dan generator kekuatan syaitan semisal azimat, isim, wifiq, batu, keris, pusaka warisan keturunan, amalan dan lain-lain.

- PERSIAPAN: Lakukan persiapan sebelum ruqyah, semisal; wudhu, shalat 2 rakaat, baca ayat kursi untuk melindungi ruangan dan al Falaq an Nass sebagai proteksi jiwa.

- DOA: Baca do’a perlindungan dan ruqyah untuk anak sebagaimana Nabi sholallahu alaiyhi wa salam lakukan mengambil berkah sunnahnya. Caranya sederhan, letakan telapak tangan kanan didadanya dan bacakan;

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Artinya; “Ya Allah Tuhan pemelihara manusia. Hilangkan penyakit, sembuhkanlah! Hanya Engkau yang bisa menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan satu penyakit pun”

Kemudian letakan tangan di dadanya dan bacakan;

أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

Artinya; “Aku lindungi kalian berdua, dengan kalimat Allah yang sempurna dari seluruh gangguan syaitan, bisa/racun binatang dan pandangan mata hasad”

Ruqyah RHGowaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang