Chapter 4 • Calon Pacar •

51.5K 2.4K 38
                                    

#Happy Reading!

Mobil milik Nathan yang dikemudikan oleh Kevan berhenti tepat di tengah gerbang. Kean memutar bola mata kesal ke arah cowok berseragam amburadul, tengah berdiri dengan kedua tangan direntangkan di depan mobil Nathan dengan cengiran khasnya.

"Woy, bro, tumben lo pake mobil?" tanya Deon berjalan ke samping mobil, hendak menghampiri Kevan yang langsung membuka kaca mobil.

Di belakang Deon, ada Farel yang terkejut melihat cewek yang ditakuti satu sekolahan duduk di kursi penumpang di samping Kevan, walaupun Kean menutup wajahnya karena sinar matahari, tapi Farel tau itu.

Farel menaik turunkan kedua alisnya seraya tersenyum menatap Kevan dan Kean, "Ada apa nih?"

Kevan melirik Kean sekilas, lalu beralih menatap Deon dan Farel, "Yoi Yon, gue parkir dulu ya."

Kevan menutup kembali kaca mobil, lalu memakirkan benda beroda empat itu dengan rapi.

Setelah mobil berhenti dan benar-benar terparkir dengan rapi, Kean segera keluar dari mobil itu, dengan tampang super duper cueknya.

Awalnya Kevan bingung, karena melihat cewek itu nyelonong begitu saja, tanpa berucap apapun padanya. Kevan menghembuskan napasnya, lalu keluar dari mobil Nathan.

Kevan kini masa bodo dengan Kean, karena ia tau, Kean itu adik dari orang yang sangat membenci dirinya.

Ia menyampirkan tas hitamnya di bahu kiri, ia segera menghampiri Deon dan Farel yang masih dengan tampang bertanya-tanya, sebelum itu, Kevan mengunci mobil Nathan terlebih dahulu.

"Kevanku!" sebut Farel dengan suara keras hingga mengundang perhatian siswa siswi yang lewat. Sifatnya yang konyol itu tidak serasi dengan wajahnya yang tampan.

"Kev, ntar lo jadi bahan gosip lho!" kata Deon serius.

Kevan mengedikkan kedua bahunya masa bodo, "Bodo amat. Kuy, langsung ke kantin."

Deon awalnya hanya menatap punggung Kevan yang berjalan memasuki lobi sekolah, ia menggelengkan kepalanya, lalu berjalan menghampiri Kevan, diikuti Farel yang lagi-lagi mengekor di belakangnya.

******

Pelajaran terakhir hari itu adalah sejarah, yang mana selalu menceritakan masa lalu. Apalagi, pelajaran itu selalu berada di akhir jam pelajaran. Ditambah guru yang mengajar pun memiliki suara yang pelan, bikin ngantuk saja.

Semua murid di kelas XII IPS 1 tampak bosan dan ngantuk, tapi apa daya mereka, guru yang tengah duduk di meja guru dengan kaca mata yang lagi-lagi melorot, serta buku setebal lima sentimeter itu ada di tangannya itu, mulut beliau komat kamit membaca tulisan di buku tebal itu, beliau lagi-lagi melirik ke arah muridnya, jika ada yang berani meletakkan kepalanya di atas meja, sang guru akan menegur. Guru itu bisa dibilang killer jika tengah serius, tapi bila sudah bercanda, itu akan sangat lucu.

Kean meletakkan dagu di atas telapak tangannya yang hangat, matanya fokus tertuju ke arah tulisan yang agak kecil dan sangat banyak memenuhi buku paket tebal itu, ia memang malas jika pelajaran sejarah, tapi ia tetap mengikutinya.

Di samping Kean, ada Elsa yang meletakkan telapak tengannya di dahi sehingga menutupi wajahnya, kepalanya menunduk dan menatap buku paket yang dibuka, seolah-olah ia membaca buku paket itu dengan baik. Padahal, mata cewek itu terpejam dan ia sudah terbawa mimpi. Memang ada-ada saja. Jika Kean melihatnya, tentu cewek itu akan mendorong pipi Elsa dengan telapak tangan atau dengan jari telunjuknya.

Bel pulang pun berbunyi, semua murid bersorak 'yes' tapi pelan, karena takut didengar oleh sang guru. Kecuali Kean, ia tau jika itu tidak berguna.

Keana&KevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang