• ENDING •

40.8K 1.7K 353
                                    

#HappyReading!

Suara pilu dari orang-orang yang ada di depan pintu sebuah ruang rawat inap itu terdengar mengisi kesunyian yang sempat terjadi.

"Bapak Nathan bisa ke ruangan saya?" Tanya Dokter tersebut kepada seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan.

Nathan mengangguk, ia mengelus pundak sang istri sebelum benar-benar meninggalkannya bersama Kalvian, Deon, dan Kevan.

"Udah masuk Ashar Van. Kita solat dulu ayo." Kata Deon menghampiri Kevan yang sedari tadi menunduk.

Kevan mengangguk, ia menatap Kalvian yang masih memeluk sang Bunda. "Kal, Lo mau bareng kita atau kita duluan aja?"

"Kalian duluan aja. Nanti gantian gue sama Bunda gue." Kata Kalvian.

Kevan mengangguk sekali lagi, lalu kedua cowok itu pergi meninggalkan Kalvian bersama sang Bunda.

*******

Pukul 07.00 ketika Natasha melirik ke arah jarum jam sebelum dirinya beralih ke tangan sang anak yang mulai bergerak. Dan perlahan kelopak matanya ikut bergerak membuat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu dengan segera menekan tombol di samping ranjang sang anak.

"Kean!" Serunya.

Tak lama itu, seorang dokter muncul diikuti dua orang suster di belakangnya.

"Ibu harap keluar dulu. Kita akan memeriksa anak ibu." Kata Dokter halus.

Natasha mengangguk mengerti sebelum benar-benar keluar dari ruang rawat inap sang anak.

Di luar, ia duduk. Sempat termenung dan bingung sendiri. Anaknya bisa secepat itu sadar? Padahal seminggu yang lalu dokter mengatakan Kean mengalami cardiac arrest atau henti jantung. Persis apa yang dialami Nathan saat koma karena kecelakaan di Jepara. Tentu saja itu sangat membuat Natasha terpukul. Tetapi, kini ia terus saja bersyukur. Nathan dan Kean masih ditakdirkan untuk hidup sampai saat ini.

"Bun? Bunda kenapa? Kok ada di sini?" Tanya Kalvian yang baru saja datang bersama Nathan.

Di tangan cowok itu terdapat satu kresek putih agak besar berisi makanan. Ya, ia baru saja dari kantin bersama sang ayah. Sedangkan sang bunda tidak mau beranjak dan hanya mau di samping Kean sampai anak perempuan satu-satunya itu membuka mata.

"Kean Kal." Kata Natasha, air matanya luruh. Membuat Kalvian dengan cepat memeluk sang Bunda.

"Kean kenapa?" Tanya Nathan, matanya menatap ke arah jendela yang tembus ke kamar Kean. Di sana Kean sedang dikelilingi oleh dokter dan kedua susternya.

Kalvian bingung dengan bundanya saat ini. Sebenarnya Kean kenapa? Ia menatap sang ayah yang tengah memijat pelipisnya lalu mengusap wajah dengan kedua tangannya. Tetapi sang ayah hanya menggeleng tanda tak tahu.

Dua menit kemudian dokter yang menangani Kean keluar. Bibirnya tersungging senyum tipis. Nathan segera menghampiri pria dengan balutan snelli itu, "bagaimana keadaan anak saya dok?"

"Alhamdulilah, Kean sudah sadar. Seperti yang saya jelaskan seminggu lalu, Kean tidak mengalami luka lain. Hanya luka bekas tembakan yang mengenai perutnya. Untung saja tidak mengenai rahim. Dan pelurunya hanya sampai luar." Ujar dokter tersebut.

"Jangan dibiarkan banyak bergerak karena bisa membahayakan lukanya yang belum mengering." Kata dokter itu tersenyum sebelum benar-benar pergi yang sebelumnya sempat berpamitan dengan papa dan mama Kean.

Keana&KevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang